Yuk Donasi Baju Bekas dan Barang Layak Pakai

Rumah kecil kami rasanya semakin sesak saja. Dari pintu masuk, kamar, sampai dapur penuh dengan berbagai barang. Ya ampun, ini rumah tinggal apa gudang penyimpanan sih. Hmm, saatnya beres-beres dan memilah barang-barang agar rumah lebih lega. Bahkan bisa donasi baju bekas yang masih layak pakai juga nih. Semangat beres-beres!

Ke mana saya donasikan baju bekas dan barang-barang lain yang masih layak pakai? Simak cerita selengkapnya di tulisan ini ya, Mama. Siapa tahu informasi ini berguna bagi yang akan donasi baju bekas di Jakarta dan sekitarnya.

Bingung Mau Membereskan yang Mana Dulu

Rumah yang berantakan dan terlalu banyak barang bikin bingung, mana dulu yang harus dibereskan./ Foto: Canva

Mama, pernah nggak sih merasa bingung mau membereskan yang mana dulu saking banyaknya barang yang ada di rumah atau saking berantakannya? Duh, jangan-jangan nggak ada yang senasib sama saya ya. Hiks. Oke, sepertinya cuma saya sendiri yang begini.

Tiba-tiba saya teringat saran dari Marie Kondo, seorang konsultan kerapian asal Jepang. Saya lantas mengaplikasikan saran Marie Kondo dalam berberes.

1. Jangan berberes berdasarkan lokasi

Di buku “The Life-changing Magic of Tidying Up”, Marie Kondo bilang jangan pernah berbenah berdasarkan lokasi. Alasannya, orang sering menyimpan barang yang sama di lebih dari satu tempat. So, lebih baik kita berbenah berdasarkan kategori. Jangan pernah berbenah berdasarkan lokasi.

“Satu penyebab di balik kegagalan kita mempertahankan kerapian adalah terlampau banyaknya barang yang kita miliki.”

Baik, saya pun memutuskan untuk membereskan kategori pakaian terlebih dahulu. Masih dari saran Marie Kondo, saya menaruh semua pakaian saya di lantai. Memegangnya satu demi satu sambil “merasakan” apakah pakaian-pakaian tersebut masih akan dipakai atau tidak.

2. Jangan pertahankan baju atau benda yang entah kapan dipakai lagi

Ada jaket tebal yang dulu saya pakai saat ke Mongolia. Peristiwa itu 10 tahun lalu. Entah kapan lagi saya akan pergi ke negara bermusim salju. Setelah 10 tahun disimpan, akhirnya masuk kardus untuk donasi baju bekas.

Ada pula tunik kotak-kotak, kembaran sama suami dan anak. Masih bagus, namun sudah kekecilan. Disimpan bertahun-tahun dengan harapan saya akan bisa memakainya kembali dengan nyaman. Nyatanya tak kunjung digunakan. Oke, masuk lagi ke kardus baju bekas untuk didonasikan.

3. Jangan mengubah fungsi “baju pergi” yang sudah lama jadi baju rumah

Beberapa pakaian yang dulu sering digunakan ke kantor tadinya mau saya jadikan baju rumah. Eh tapi yang benar saja, saat saya masak, ngepel, dan sebagainya pakai tunik begitu. Akhirnya, baju-baju itu masuk ke kardus baju bekas yang didonasikan.

Tips Berbenah Buku Ala KonMari

KonMari adalah metode merapikan yang amluh ala Marie Kondo. Saya mencoba “sedikit” mempraktikkannya untuk berbenah di kategori buku. Kenapa “sedikit” yang diterapkan? Karena ada beberapa sarannya yang belum bisa saya terapkan saat ini.

Merangkum saran-saran Marie Kondo, berikut ini tips berbenah buku ala konMari.

1. Letakkan semua buku di lantai

Kenapa buku-buku harus dikeluarkan dari rak dan diletakkan di lantai? Alasannya, selama buku masih bertengger di rak, kita jadi kesulitan memastikan apakah buku tersebut benar-benar menggugah, serta mendatangkan kegembiraan atau tidak.

2. Jangan memilah sambil membaca buku

Terkadang, alih-alih bergegas memilah dan membereskan buku yang berserak, kita malah tergoda untuk membuka beberapa buku dan membacanya. Membaca buku justru akan mengaburkan penilaian kita untuk menyimpan atau menyingkirkanya dari rak.

Iya, soalnya kita jadi ragu-ragu, khawatir di kemudian hari akan membutuhkan atau membaca buku tersebut. So, fokus berbenah saja.

Baca tulisan ini juga yuk: Sumber Inspirasi Saat Jenuh di Rumah Saja

3. Rencana membaca kapan-kapan = tidak akan pernah

Pernah nggak sih, Ma, membeli buku tapi tidak langsung dibaca? Bertahun-tahun berlalu, bukunya masih juga belum kita sentuh. Bahkan kemasan plastiknya pun belum dibuka. Kata Marie Kondo, buku yang seperti ini sebaiknya kita turunkan dari rak.

Ada pula orang yang masih menyimpan buku-buku pelajaran di masa lalu. Harapannya buku-buku tersebut bisa kembali digunakan anaknya atau cucunya. Hmm, jangan pernah berpikiran begini ya, Mama. Jika buku pelajaran itu sudah ada sejak kita kecil, sebaiknya disingkirkan saja. Anak-anak sekarang sudah beda kurikulum dengan zaman kita dulu.

Ada pula buku yang baru sedikit dibaca, lalu disimpan di rak disertai rencana akan dibaca lagi kapan-kapan. Yuk kita coba ingat-ingat lagi, apakah niat itu terlaksana. Sering sekali buku yang akan dibaca kapan-kapan itu nggak pernah dibaca. Artinya, lebih baik buku tersebut didonasikan saja.

Pelajaran Berharga dari Berberes Rumah

Rumah rapi bikin mood bagus/ Foto: Canva

Alhamdulillah berberes selesai. Beberapa baju, buku, dan benda lain tak bisa “diselamatkan” karena terlalu dekil dan rusak, sehingga harus dibuang. Sementara itu, baju bekas, buku bekas, dan barang bekas lain yang masih layak saya masukkan dalam kardus-kardus. Wah banyak juga ya. Ada sekitar sepuluh kardus.

Mendapati begitu banyak barang yang harus “diusir” dari rumah, ada pelajaran berharga yang saya ambil. Semoga pelajaran ini juga bisa diambil manfaatnya ya, Mama.

1. Jangan mudah tergiur harga promo

Kadang kita iseng ngecek diskon dan harga promo di market place. Nah, saat ada potongan harga yang lumayan banyak, tanpa pikir panjang langsung membelinya. Padahal bisa jadi kita sedang tidak membutuhkannya. Jika telanjur membeli dan ternyata belum butuh, tentu benda itu hanya akan teronggok di suatu tempat. Bahkan kita sampai lupa pernah membelinya.

2. Value over the price

Ini masih terkait dengan diskon, Ma. Kadang kita jadi lapar mata saat melihat tulisan semacam ini: “Diskon 50%” atau “Beli 1 Gratis 1”. Hanya demi mendapatkan harga murah dan merasa untung, kita langsung beli tanpa mempertimbangkan kualitasnya.

Hasilnya apa? Barang yang dibeli nggak bisa bisa digunakan karena kualitasnya kurang baik. Alhasil benda-benda itu hanya menumpuk di atas meja, menyesaki sudut-sudut rumah kita. So, saat akan membeli sesuatu selalu ingat pesan ini: value over the price alias selalu utamakan nilai barang ketimbang ketimbang harganya.

3. Jangan tergiur barang yang tampak oke dipakai model

Pernah nggak, Ma, barang yang dibeli dari belanja online sangat jauh dari ekspektasi? Misalnya saat beli baju, ekspektasinya akan membuat tampilan kita sekeren Nagita Slavina. Eh saat dipakai malah kayak mau tidur. Hiks.

Ya, kadang kita gampang tergiur dengan barang yang tampak oke dipakai selebriti atau model di foto. Barang yang telanjur dibeli bukannya mendongkrak percaya diri, malah bikin kita ingin menyembunyikannya. Malu euy bila ketahuan orang lain kita beli baju yang mirip punya selebriti, tapi malah nggak bagus saat kita pakai.

Baju baru itu pun nggak pernah dipakai, hanya menjejali isi lemari. Duh, sayang banget ya. Kalau ingat semua barang yang dimiliki akan dihisab kelak di akhirat, jadi nggak tenang, nih.

Tempat Donasi Baju Bekas dan Barang Bekas Lainnya

Kadang barang yang nggak oke kita pakai, justru bagus dipakai orang lain. Bisa jadi kita bosan pada benda tertentu, tapi justru bermanfaat bagi yang lain. Saya pun memutuskan mendonasikan barang-barang bekas yang masih layak dipakai.

Hmm, di mana ya tempat donasi baju bekas dan barang bekas di Jakarta dan sekitarnya? Setelah cari info sana sini, akhirnya Allah mempertemukan saya dengan Donasi Barang. Ini merupakan lembaga swadaya masyarakat yang membantu orang-orang mendonasikan barang-barang yang masih memiliki nilai manfaat dan nilai jual. Nah, barang-barang tersebut disalurkan kepada yang membutuhkan dan ada pula yang dijual untuk membantu yayasan-yayasan yang membutuhkan.

Jenis Barang Bekas yang Bisa Didonasikan ke Donasi Barang

  1. Pakaian Layak Pakai untuk semua jenis dan umur
  2. Semua jenis mainan dan boneka
  3. Perlengkapan bayi dan aksesoris dewasa
  4. Semua jenis buku bacaan berbagai kalangan
  5. Semua jenis dan kondisi elektronik
  6. Buku bekas pelajaran sekolah, kertas, dan kardus
  7. Semua jenis peralatan rumah tangga dan dapur
  8. Furniture layak pakai.

Mengingat barang-barang yang kita donasikan akan disalurkan atau dijual kembali, maka jangan sampai ada baju yang sobek, kelunturan, dan sudah jelek yang didonasikan. Kasihan kan orang lain kalau harus pakai pakaian yang butut bin dekil.

Donasi Barang juga tidak menerima donasi berupa kasur kapuk. Selain itu, sofa dan spring bed dalam keadaan sobek dan rusak juga tidak diterima. Lemari dari bahan particle board juga tidak diterima ya, Mama.

Cara Berdonasi Barang Bekas

Donasi baju bekas dan barang bekas lainnya.

Bila mama ingin berdonasi ke Donasi Barang, caranya mudah sekali. Mama bisa langsung mengirimkan pesan WhatsApp ke +62 856-9793-4766. Nanti ada yang bertugas mengarahkan donasi kita.

Mama bisa mengantarkan langsung barang yang akan didonasikan ke Gudang Donasi Barang di Bekasi, Jawa Barat. Selain itu, bisa juga menggunakan layanan penjemputan. Penjemputan akan dilakukan jika minimal barang donasi kita mencapai minimal lima kardus.

Biaya penjemputannya gratis lho. Kita juga tidak diperbolehkan memberikan tips secara langsung kepada petugas yang menjemput barang donasi. Hanya saja kita bisa menitipkan bantuan uang operasional. Berminat donasi, Ma? Langsung saja cek ke situs Donasi Barang.

Nah, itu dia cerita saya membereskan rumah serta donasi baju bekas dan barang bekas lainnya. Rasanya sekarang rumah terasa lebih lega dan jauh lebih rapi. Ah enak sekali melihatnya. Nggak sumpek, dan mood juga jadi lebih bagus.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com