7 Fakta Diriku yang Nggak Semua Orang Dekat Tahu
Malam menjelang, saatnya tidur, eh saatnya menulis blog lagi. Sebagai mamak-mamak, waktu untuk leluasa menulis bagiku memang malam hari. Di malam hari juga aku bisa berefleksi sekaligus mengumpulkan fakta diriku yang nggak semua orang dekat tahu.
Wah, mau menulis fakta tentang diri sendiri? Tentang Nurvita Indarini? Tentang sosok di balik mamanesia.com? Hm, kayaknya narsis banget ya, ha-ha-ha. Apa ada yang penasaran dan mau baca?
Siapa tahu ada Mama yang sedang gabut ya kaaaan, lalu karena berjodoh terdamparlah di mamanesia.com. Meski fakta diriku nggak menarik semoga berkenan membacanya sampai selesai ya.
Tulisan ini sekaligus untuk memenuhi tantangan BPN Ramadan Challenge hari kelima. Cuzz yuk dah diintip. Siapa tahu kita punya fakta yang sama, hi-hi.
1. Pernah Konsultasi ke Psikolog
Pertengahan 2018 lalu adalah masa yang sangat tidak mengenakkan sepanjang sejarah bekerja. Selama ini kerja keras bagai kuda aku nggak masalah. Namun, ketika ada bau-bau ‘amis’ di tempat kerja, sungguh mengusik psikologis.
Penyebabnya kala itu kantor tiba-tiba memasukkan orang baru dengan posisi yang sama denganku. Bedanya, aku diberi embel-embel internal, sedangkan orang baru itu embel-embelnya eksternal.
Yang bikin sakit hati, orang itu pernah kutolak masuk tim, dengan pertimbangan profesional. Lalu tiba-tiba saja dimasukkan dan menjadikanku berbagi kursi dengannya.
Bagaimana hasilnya? Ya, jelas saja, ada konflik. Mungkin orang bilang aku baper. Silakan. Yang jelas masalah itu bikin aku psikosomatis.
Aku jadi gampang uring-uringan, menyalahkan diri sendiri, berpikir negatif. Pokoknya semuanya negatif terus. Setelah beberapa waktu mencoba berdamai, akhirnya dengan dukungan suami konsultasi ke psikolog.
Kala itu konsultasi ke psikolog dianggap “aneh”. Dipikirnya punya masalah berat yang sangat mengganggu kejiwaan. Nyatanya kala itu kondisi kejiwaanku memang sedang nggak oke dan butuh bantuan profesional. Setelahnya jadi lebih lega, lho.
2. Fakta Diriku: Ambivert
Di satu ketika mungkin aku terlihat energik dan bicara dengan begitu leluasa di hadapan beberapa orang. Namun, di suatu ketika yang lain, aku lebih suka menyendiri dan mempertimbangakan dengan matang sebelum hadir ke event berisi banyak orang.
Hal ini menunjukkan ciri bahwa aku seorang ambivert. Akan tetapi, ambivert di diri aku lebih cenderung ke sisi introvert-nya. Jadi, kendati terkadang suka berada di antara orang banyak, tetapi lebih banyak menyukai keintiman dengan diri sendiri atau orang terdekat.
3. Menulis Lebih dari 20 Buku Antologi
Maaf ya, Mama, aku tidak bermaksud riya dengan menuliskan fakta ini. Menurutku ini perlu ditulis. Siapa tahu ada pihak-pihak yang ingin mengajak menulis buku, maka sudah ada portofolio-nya.
Buku antologi yang aku tulis beraneka genre. Ada fiksi, non-fiksi, dongeng anak, ensiklopedia, hingga pict book. Dari berbagai jenis non-fiksi yang kutulis, tema parenting lebih mendominasi.
4. Pernah Terobsesi Cinta Pertama
Mama, ingat nggak pertama kali suka-sukaan sama lawan jenis itu kapan? Kalau aku, waktu SD. Seorang laki-laki kecil beda kelas berwajah rupawan dan ramah membuatku jatuh hati.
Kami selalu satu sekolah sampai SMA. Kuliah pun ditempuh di kota yang sama. Sayangnya, cinta pertam itu bertepuk sebelah tangan. Meski kerap membawa namanya dalam doa, dan berharap di 3/4 hidup, nyatanya dia bukan jodohku.
Kami beberapa kali kontak-kontakan juga. Dia bahkan ingat tempatku bekerja. Namun, ya sudah, begitu saja. Akhirnya dia hanya menjadi sejarah cinta monyet. Bersyukur bisa mengenal dan dekat dengannya, meski bukan dia yang membawaku ke pelaminan.
Fakta diriku yang ini mungkin dialami oleh banyak orang ya? Cerita dong, he-he.
5. Sulit Berkata Tidak
Fakta diriku lainnya tuh aku orang yang nggak enakan. Padahal hal ini banyak mudharat-nya buat diri sendiri. Nggak enak menolak saat seseorang mau pinjam uang. Sulit berkata tidak saat seseorang minta tolongnya ‘kebangetan’.
Hanya saja sekarang aku sedang berusaha belajar lebih asertif. Suami yang selalu mengingatkan hal ini. Jika bantuan yang diminta memberatkan, maka harus berani menolak, tentunya dengan kalimat yang baik.
Pun saat seseorang pinjam uang, harus ambil napas panjang dulu. Gara-gara dulu beberapa kali sulit menolak, menagih tak dipedulikan, akhirnya harus rela pula piutang tak dikembalikan. Solusinya apa? Meminjamkan uang sesuai kadar keikhlasan. Jadi, ketika tidak dikembalikan ya tidak nyesek.
6. Sulit Melepas Memento
Memento adalah sesuatu yang menjadi pengingat atas seseorang atau momen tertentu. Nah, aku adalah orang yang sulit banget melepas memento. Adakah yang sama?
Dulu aku nangis kejer saat tahu sandal jepit yang dibelikan almarhum ayah dibuang nenek. Padahal sandal itu sudah rusak.
Beberapa waktu lalu aku menemukan tiket nonton bioskop bertahun lalu, karena ada sejarahnya. Ada pula tiket pesawat, tiket masuk tempat wisata, dll.
7. Penyuka Air Rasa Kopi
Hampir setiap hari aku minum kopi. Ya, kopi adalah sahabat saat harus menulis di malam hari. Namun, itu bukan kopi sembarang kopi, melainkan air rasa kopi.
Mama nggak salah baca. Memang air rasa kopi. Sebab aku menyeduh kopi dengan air yang berlimpah. Satu sachet kopi instan akan kuseduh dengan air segelas besar.
Itulah tujuh fakta diriku. Semoga tulisan ini bisa mendekatkan kita, wahai siapa pun yang membaca tulisan ini. Meski hanya di dunia maya, semoga bisa berteman dengan baik ya.
Tulisan BPN Challenge lainnya bisa disimak di sini:
Kisah di Balik Nama Blog mamanesia.com
Ternyata ada beberapa kemiripan di antara kita ya, Mam. Ternyata mama sudah punya banyak buku antologi. Wuih.. Keren, Mam Vita.