Cerita Mendapat Vaksin Covid Sinovac dan Efek yang Dialami
Hai, Mama, sudah pada vaksin covid atau belum? Bagi yang sudah, bagaimana efek vaksin covid yang dialami? Kali ini saya mau cerita pengalaman mendapat vaksin Sinovac sebagai ikhtiar kekebalan terhadap covid-19. Ada juga cerita tentang efek samping yang dirasakan.
Pandemi covid-19 yang berkepanjangan ini benar-benar bikin saya harus banyak istighfar. Dua om saya mengalami perburukan penyakit akibat virus corona. Mereka tinggal di satu rumah dan meninggal dunia di pekan yang sama. Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un.
Karena itulah saya dan suami bertekad segera vaksin bila sudah punya kesempatan. Alhamdulillah setelah kesempatan vaksin untuk lansia dibuka, tiba juga vaksin covid untuk usia 18 tahun ke atas.
Mendapat Vaksin Sinovac di Puskesmas
Begitu kabar vaksin covid tak hanya untuk lansia saja, saya dan suami mencari-cari informasi. Di media massa dan media sosial bertaburan informasi tempat-tempat yang menyediakan vaksinasi gratis. Kala itu, stok vaksin yang disediakan adalah AztraZeneca.
Kami mencoba mendaftar di beberapa tempat. Sayangnya, selalu kehabisan kuota. Tak menyerah, kami mencoba mendaftar untuk dapat vaksin covid melalui aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Hasilnya? Nihil. Di tanggal yang ada tidak tersedia kuota.
Dari baca-baca berbagai media, vaksin covid rupanya bisa didapat di puskesmas. Wah, patut dicoba, nih. Mengingat di rumah kami hanya berempat bersama dua anak kecil, suami mencoba vaksinasi lebih dulu. Alhamdulillah suami bisa daftar on the spot di puskesmas terdekat.
Ibu Menyusui, Bolehkah Divaksin Covid?
Awalnya saya tidak berencana vaksin karena masih mengantongi informasi ibu hamil dan menyusui belum diperbolehkan. Namun, setelah membaca Surat Edaran Kementerian Kesehatan terbaru, Februari 2021, akhirnya memutuskan vaksinasi.
Ya, ibu menyusui boleh mendapat vaksin covid. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah merekomendasikan penggunaan vaksin COVID-19 Sinovac-CoronaVac pada ibu menyusui.
Setelah vaksinasi dilakukan, apakah boleh langsung menyusui? Tentu boleh. WHO tidak merekomendasikan penghentian menyusui setelah vaksinasi.
Saat screening singkat di puskesmas, saya memberi tahu petugas bahwa saat ini masih menyusui. “Anaknya umur berapa, Bu?” tanya petugas.
“Empat belas bulan, Bu,” jawab saya.
“Oh, bisa kok,” timpalnya.
Perjalanan Mendapatkan Vaksin Covid
Saya datang ke puskesmas kelurahan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, pada Senin 28 Juni 2021 sekitar pukul 06.30 WIB. Saat itu sudah ada beberapa orang yang mengantre. Begitu datang, saya menyerahkan fotokopi KTP ke meja pendaftaran.
Setelah itu, mengisi formulir pendaftaran peserta vaksinasi on the spot secara online. Jadi, petugas pendaftaran memberikan link, kita tinggal klik link di handphone dan mengisinya.
Pukul 07.30 WIB, petugas mulai melakukan pemanggilan peserta menuju tempat screening. Oh ya, petugas tidak memberikan nomor urut, jadi saya harus selalu stand by dan pasang telinga.
“Nurvita Indarini,” panggil petugas. Wah, giliran saya, nih. Ternyata panggilan itu bukan untuk meminta saya masuk ke area screening. Saya diminta menuliskan nomor handphone dan umur di kertas fotokopi KTP.
Setelah beberapa saat, akhirnya dipanggil juga untuk screening. Petugas puskesmas mengecek tekanan darah. Ia juga menanyakan umur, berat badan, dan tinggi badan. Pertanyaan lainnya adalah riwayat penyakit, termasuk pernah terkena covid-19 atau belum.
Setelah itu, saya masuk ke ruang penyuntikan. Kursi-kursi di ruangan tersebut ditata berjarak. Saya segera duduk di kursi kosong dan menunggu giliran vaksinasi. Saat giliran tiba, saya bergegas ke depan dan menyodorkan lengan kiri. Saat itu saya memastikan kembali vaksin apa yang akan diberikan.
“Ya, ini Sinovac, seperti yang tadi sudah diumumkan,” terang ibu petugas sebelum menusukkan jarum.
Usai mendapat vaksin covid, saya diminta menunggu sekitar 30 menit untuk observasi. Gunanya untuk mencari tahu adakah kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang segera muncul. Alhamdulillah, semua baik-baik saja. Petugas kemudian memberikan kartu vaksinasi. Selesai, pulang deh.
Efek Vaksin Covid
Bagi saya cukup mudah mendapatkan vaksin covid on the spot. Meskipun harus mengantre, tapi itu bukan masalah besar. Insya Allah semua aman saja, apalagi saya sudah mengenakan masker ganda. Selain itu, tempat cuci tangan tersedia di puskesmas. Saya nggak khawatir saat harus membersihkan tangan setelah memegang benda-benda di sekitar.
Adakah efek vaksin covid merek Sinovac yang dirasakan? Efek yang dirasakan suami saya adalah ngantuk. Di hari vaksin, suami saya tidur siang sampai tiga jam lebih. Tumben banget. Untung pekerjaan kantor sudah dicicil sejak semalam, jadi aman-aman saja.
Meski begitu, suami bersikeras itu bukan efek vaksin Sinovac. “Wajar ngantuk berat, soalnya makan siangnya banyak banget,” ujarnya. Hmm, tapi kan biasanya makan sebanyak apa pun di siang hari nggak bikin dia sengantuk itu.
Keesokan harinya, suami masih ngantukan. Baru di hari ketiga, efek lebih ngantuk dari biasanya tak lagi dirasakan.
Bagaimana dengan saya? Sekitar jam 14.00 WIB, saya ngantuk luar biasa. Sempat tidur satu jam bersama anak kedua, namun rasanya masih kurang. Ingin tidur lagi, tapi anak-anak ingin main, jadilah saya tahan hasrat untuk tidur.
Baca juga: Setahun Lalu, Saya Melahirkan Saat Pandemi Covid-19
Di sore hari ada sensasi pusing di mata. Pelan namun pasti, pusingnya menjalar ke seluruh kepala. Kepala terasa berat. Bahkan saat berjalan atau bergerak jadi terasa lebih sakit.
Untuk mengurangi sakit kepala, saya minum parasetamol. Badan saya dikerok dan dipijat juga agar lebih enak dan relaks. Keesokan harinya, sakit kepala lumayan berkurang. Namun, gantian perut yang sakit. Saya nggak tahu sakit perut ini termasuk efek vaksin Sinovac atau efek ngamuk makan sambal.
Hari kedua pascavaksinasi, pusing masih terasa, tetapi lebih ringan. Saya kembali minum parasetamol. Sakit perut juga masih dirasakan. Nah, di hari ketiga, alhamdulillah badan segar seperti sedia kala.
Sudah Vaksin Covid, Pasti Aman dari Corona?
Alhamdulillah, saya dan suami sudah mendapat vaksin covid dosis pertama. Sedang menunggu dosis kedua, nih. Semoga semuanya aman, sehingga tetap sehat dan produktif.
Setelah vaksin covid, benarkah kita sudah benar-benar aman dari SARS-CoV-2 penyebab covid-19? Mengutip penjelasan WHO, dari uji coba Sinovac skala besar fase 3 di Brasil menunjukkan bahwa dua dosis vaksin, yang diberikan pada interval 14 hari, memiliki perlindungan 51 persen terhadap infeksi SARS-CoV-2 yang bergejala. Dengan dosis yang sama pula, memberikan perlindungan 100 persen terhadap COVID-19 yang parah, dan 100 persen terhadap kemungkinan rawat inap.
Muncul harapan, nantinya SARS-CoV-2 direspons tubuh seperti flu biasa. Ya, ada harapan baru dengan adanya vaksin ini. Harapan bisa kembali menjalani hari-hari seperti dulu. Bisa berkumpul tanpa was-was, bebas mudik tanpa khawatir, serta anak-anak bisa bersekolah dan main dengan leluasa.
Baca juga: Harapan 2021: Virus Corona di Indonesia Segera Lenyap
Saat ini, meski sudah mendapat vaksin covid, jangan sampai kendor untuk menjalankan protokol kesehatan. Masker ganda jangan sampai dilepas. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus terus dibiasakan. Jika terpaksa keluar rumah, tak lupa membawa hand sanitizer. Hal penting lainnya, jangan berkerumun alias tetap jaga jarak.
Semoga Allah segera menyembuhkan siapa pun yang sedang sakit. Semoga pandemi ini segera berlalu, agar kita semua bisa lebih leluasa dalam mencari nafkah dan bersilaturahmi. Ayo, Mama, kencangkan ikhtiar dan doa. Allah tidak akan meninggalkan kita.
Oke, sekian cerita saya tentang pengalaman mendapatkan vaksin covid Sinovac. Semoga bermanfaat bagi siapa saja yang sedang mencari tempat untuk vaksin. Efek samping yang dirasakan mungkin berbeda-beda, tapi cerita ini bisa jadi sedikit gambaran. Stay safe ya, Mama!