Maksimalkan Desain Visual Blog dengan 3 Elemen Dasar Canva

Biarkan gambar bercerita. Visual yang baik dalam sebuah blog tidak hanya mempercantik tampilan, tapi juga berperan penting dalam komunikasi visual. Dengan begitu, pesan bakal tersampaikan lebih jelas dan menarik. Nah, bagi bloger yang kurang memiliki kemampuan mendesain, tak perlu berkecil hati. Ada Canva yang bisa jadi solusi.

Saya tuh terbantu banget oleh Canva untuk membuat desain ilustrasi atau pun infografis di blog. Bahkan untuk konten di Instagram pun, saya sering kali menggunakan alat desain grafis online ini. Praktis banget. Kita bisa mendesain menggunakan aplikasi Canva di smartphone, ataupun menggunakan laptop.

Masalahnya, saya sering kali merasa beberapa desain visual yang saya bikin di Canva kurang memuaskan. Kadang terasa norak dan bikin tampilan artikel jadi kurang ciamik.

Berbekal niat “level up my blog” saya bertekad memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam mendesain visual yang sering dilakukan. Beruntung, di suatu hari nan cerah muncul postingan Komunitas Indonesia Social Blogpreneur (ISB) tentang workshop bertema “Level Up Your Blog with Visual Communication”. Wah, ini dia yang dicari-cari.

Pematerinya pun nggak kaleng-kaleng; Mbak Tuty Queen yang merupakan bloger dan kini menjadi Canvassador. Mbak Tuty nih sudah beberapa kali menjadi host event Canva global, juga terlibat dalam beberapa workshop Canva.

Nah, workshop kali ini digelar pada Kamis, 12 Juni 2025 sore. Sebenarnya Kamis sore adalah waktu yang hectic buat saya. Pasalnya saya harus antar jemput si bungsu mengaji di rumah gurunya. Selain itu, antar jemput si sulung les. Belum lagi menyiapkan sajian untuk buka puasa. Namun, demi menuntut ilmu, saya harus bisa melakukan semua. Alhamdulillah Allah mudahkan dan mampukan.

Bagi Mama yang ingin tahu materi workshop-nya, tenang, saya rangkumkan dalam tulisan ini. Kata Mbak Tuty, workshop ini masih dasar banget. Namun demikian, justru bagi saya penting banget, untuk membangun kemampuan desain visual yang lebih baik.

Oke, tanpa banyak kata, langsung saja dibaca selengkapnya ya. Di sini, saya akan paparkan tentang kesalahan umum dalam mendesain visual, serta elemen penting yang perlu dikuasai oleh bloger untuk me-level up-kan blognya.

Kesalahan Umum dalam Mendesain Visual

Seperti saya katakan di awal tulisan, kini mendesain visual jauh lebih mudah berkat keberadaan Canva. Sayangnya, masih banyak orang yang tanpa sadar melakukan kesalahan-kesalahan mendasar dalam mendesain visual. Saya adalah salah satunya.

Kesalahan ini tentunya bisa bikin tampilan blog terasa tidak profesional, membingungkan, bahkan mengurangi kenyamanan pembaca. Padahal, desain visual adalah bagian penting dari komunikasi. Harapannya, dengan visual yang disajikan, akan lebih menarik perhatian pembaca, sekaligus membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif.

Untuk itu, penting bagi bloger memahami beberapa kesalahan umum dalam mendesain, agar bisa menghindarinya. Dengan mengetahui kesalahan ini, bloger juga akan punya solusi yang lebih tepat dalam mendesain.

Agar lebih membantu para mombloger mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut, berikut infografis ringkas berisi 7 kesalahan umum dalam mendesain visual yang sering dilakukan.

3 Elemen Penting Desain Visual di Canva yang Perlu Dikuasai Bloger

Sebenarnya, bikin tampilan blog yang menarik itu nggak harus ribet, kok. Asal kita paham tiga hal dasar dalam desain visual. Ketiga hal itu, kata Mbak Tuty, adalah warna, tipografi, dan layout.

Ketiga elemen ini saling mendukung dalam menyampaikan pesan secara efektif dan membentuk identitas visual blog. Dengan menguasai elemen-elemen tersebut, kita sudah selangkah lebih dekat ke blog yang kelihatan lebih keren dan profesional.

Menguasai ketiga elemen tersebut berarti kita mampu membuat desain yang enak dilihat dan membangun koneksi lebih kuat dengan pembaca. Untungnya, Canva menyediakan semua alat yang kita butuhkan buat belajar dan ngulik tiga elemen tersebut dengan cara yang fun dan gampang. Yup, bahkan tanpa latar belakang desain sekalipun. Yuk, kenalan satu per satu!

Warna dalam Desain Visual

Warna merupakan bahasa visual pertama yang langsung ditangkap mata dan pikiran seseorang. Dari warna, bisa membangkitkan emosi, menciptakan suasana, mengarahkan fokus, dan memperkuat pesan.

Karena itu, dalam desain visual, pemilihan warna yang tepat adalah hal penting. Dengan begitu, orang lain bisa tertarik, betah melihat, dan lebih mudah mengingat pesan yang disampaikan.

Hanya saja, kita kurang bisa memilih warna yang pas. Tenang, Canva memudahkan kita bereksperimen memadupadankan warna lewat berbagai fitur yang dimilikinya. Mbak Tuty memberikan tips agar warna ikut “bicara” dalam setiap desain. Berikut ini tipsnya.

1. Menggunakan Color Paletts

Color palette merupakan kumpulan warna yang bisa dipilih untuk mewakili brand atau blog kita. Ini bisa mencakup warna utama (dominant color), warna pendukung (secondary color), dan warna aksen.

Cara menggunakannya:

Masuk ke Brand Kit, lalu buka Brand Kit Canva.

Tambahkan warna brand dengan cara klik “+” lalu masukkan kode warna (hex code) atau pilih manual.

Cara menggunakannya saat mendesain adalah dengan membuka editor desain, warna dari Brand Kit otomatis muncul di bagian atas pilihan warna. Tinggal klik saja warnanya. Selesai!

Kita juga bisa pakai Color Palettes Generator. Melalui fitur ini, kita dapat membuat kombinasi warna dalam hitungan detik. Cukup unggah foto, dan Canva akan menggunakan rona dalam foto untuk membuat palet kita. Coba langsung Color Palettes Generator yuk!

2. Memanfaatkan Color Wheel

Canva juga punya Color Wheel yang membantu kita memilih kombinasi warna berdasarkan teori warna. Canva menjelaskan, teori warna adalah gabungan praktis antara seni dan sains yang digunakan untuk menentukan warna apa yang cocok jika dipadukan.

Color wheel atau roda warna ditemukan pada tahun 1666 oleh Isaac Newton, yang memetakan spektrum warna ke dalam sebuah lingkaran. Nah, roda warna ini merupakan dasar teori warna, lantaran menunjukkan hubungan antarwarna.

Di Color Wheel, kita bisa memilih kombinasi warna seperti apa yang diinginkan. Apa saya?

Complementary

Merupakan dua warna yang berada di sisi berlawanan dari roda warna. Kombinasi ini menghasilkan kombinasi warna yang kontras, sehingga akan tampak lebih cerah dan lebih menonjol saat dipadukan. Contoh warna kontras yang saling melengkapi adalah biru dan oranye.

Monochromatic

Butuh kombinasi tiga warna? Monochromatic bisa jadi pilihan. Ini merupakan tiga corak, nada, dan semburat dari satu warna dasar. Penggunaan monochromatic memberikan kombinasi warna yang halus dan konservatif, dan mampu menghasilkan tampilan yang harmonis.

Analogous

Analogous juga merupakan pilihan kombinasi tiga warna. Bedanya dengan monochromatic, ini merupakan tiga warna yang saling berdekatan di roda warna. Untuk menyeimbangkan skema warna analog, pilih satu warna dominan, lalu gunakan warna lainnya sebagai aksen.

Triadic

Merupakan tiga warna yang berjarak sama di roda warna, sehingga menghasilkan skema warna kontras tinggi. Namun demikian, tidak sekontras kombinasi warna Complementary. Kombinasi warna-warna ini menghasilkan palet warna yang terkesan berani dan semarak.

Tetradic

Empat warna yang ditempatkan secara merata pada roda warna. Sebenarnya, semakin banyak warna yang kita miliki dalam palet, semakin sulit untuk menyeimbangkannya. Nah, kita bisa menggunakan satu warna dominan, laku menggunakan warna-warna lainnya sebagai aksen.

3. Memakai Copy Style

Copy Style merupakan alat cepat di Canva yang memungkinkan kita menyalin gaya dari satu elemen, termasuk warna, font, ukuran teks, dan efek, lalu menempelkannya ke elemen lain. Jadi, kalau kita sudah punya satu elemen dengan warna dan tampilan yang disuka, tinggal “copy” dan “paste” saja ke bagian lain.

Copy Style cocok banget dipakai saat kita mendesain infografis, lalu ingin semua judul pakai warna yang sama. Pun saat ingin bikin beberapa slide/ post/visual dengan tampilan warna yang konsisten.

Cara menggunakan Copy Style:

Klik elemen yang gaya visualnya akan kita salin. Di sini bisa teks, shape, ikon, dan lainnya.

Klik tombol Paint Roller/ Copy Style di toolbar atas (ikonnya berupa kuas cat).

Arahkan ke elemen lain, lalu klik.

O, ya, kita bisa klik beberapa elemen sekaligus sambil tekan Shift. Selanjutnya tempelkan ke semuanya bersamaan.

Mengingat Copy Style menyalin semua gaya, jadi bainya kita nggak cuma salin warnanya saja. Nah, bila ingin ambil warna tertentu saja, baiknya menggunakan kode warna (HEX code) atau Brand Kit.

4. Menggunakan Apply Colors to Page

Mbak Tuty memberikan tips lain untuk memadupadankan warna yaitu dengan memakai Apply Colors to Page. Ini cocok banget untuk eksplorasi visual secara cepat.

Pasalnya, fitur ini secara otomatis menerapkan palet warna dari Brand Kit atau template yang kita pakai ke seluruh halaman desain. Termasuk dalam teks, background, shape, dan elemen grafis lainnya. Selain mengganti tampilan visual keseluruhan dengan cepat, juga bisa menjaga konsistensi visual sesuai brand atau gaya blog kita.

Cara menggunakan Apply Colors to Page:

Klik elemen atau foto mana pun di halaman.

Di bagian atas menu warna, kita akan lihat saran palet (dari template atau Brand Kit).

Klik titik tiga atau klik kanan elemen tersebut, lalu pilih “Apply colors to page”. Kita bisa klik ulang untuk melihat variasi pengaplikasian warna yang berbeda-beda.

5. Memakai Color Picker

Color Picker (ikon pipet warna) merupakan alat yang memungkinkan kita mengambil warna dari mana saja di dalam desain. Misalnya nih, dari foto, logo, atau ilustrasi. Lalu warna tersebut diterapkan ke elemen lain seperti teks, background, shape, dan sebagainya.

Ini merupakan salah satu trik paling cepat untuk menjaga tone warna desain tetap seragam dan estetik. Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:

Klik elemen yang ingin diberi warna, misalnya teks atau shape.

Di menu atas, buka panel warna.

Klik ikon Color Picker berupa pipet kecil.

Arahkan ke bagian gambar atau elemen di desain yang warnanya ingin diambil.

Klik! Warna akan langsung diterapkan ke elemen yang telah dipilih.

Tipografi dalam Desain Visual

Tipografi merupakan salah satu elemen kunci dalam desain visual. Di Canva, kita bisa bermain-main dengan font secara fleksibel. Kendati demikian, Kata Mbak Tuty, kita juga nggak boleh asal-asalan dalam urusan tipografi ini. Dengan begitu, desain kita tetap enak dilihat.

Berikut ini tips tipografi di desain Canva:

1. Gunakan Maksimal 2-3 Jenis Font
desain visual blog

Menggunakan jenis font terlalu banyak dalam suatu desain tidaklah disarankan. Hal itu hanya akan membuat desain terlihat berantakan. Mbak Tuty menyarankan agar kita maksimal menggunakan 2-3 jenis font.

Kombinasi idealnya adalah satu font untuk judul atau headline. Sedangkan satu font lagi untuk bagian isi atau body text. Jika menggunakan 3 jenis font, maka font ketiga merupakan dekoratif untuk elemen tambahan.

Rekomendasi jenis font yang bisa dikombinasikan antara lain:

Playfair Display untuk “Heading” dan Montserat untuk “Subheading”.

Poppins untuk “Heading” dan Quicksand untuk “Subheading”.

Anton untuk “Heading”, Raleway untuk “Subheading” dan Roboto untuk “Body Text”.

2. Perhatikan Hirarki Tulisan

Kita bisa memakai ukuran dan gaya font yang berbeda saat membuat desain. Hal ini untuk menunjukkan hierarki atau tingkatan dalam memberikan informasi.

Untuk judul, gunakan font yang besar dan tebal. Sedangkan untuk subjudul, font-nya lebih kecil, akan tetapi tetap mencolok. Sementara untuk bagian isi, ukuran font-nya sedang, ringan, dan mudah dibaca.

Di Canva, kita bisa mengatur ukuran font, spasi antar huruf, serta tinggi baris secara langsung dari panel teks.

3. Pilih Font yang Mudah Dibaca dan Sesuai Karakter Blog

desain visual blog

Saat membuat desain dengan teks yang panjang, hindari font dekoratif berlebihan. Hal itu membuat desain kita sulit dibaca, sehingga pesannya tidak dapat tersampaikan dengan baik.

Selain itu, baiknya memilih font yang disesuaikan dengan karakter blog. Mbak Tuty memberi saran seperti ini:

Formal dan edukatif: Merriweather, Lora, Times New Roman.

Modern dan profesional: Montserrat, Open Sans, Roboto.

Kreatif dan fun: Poppins, Quicksand, Pacifico.

4. Gunakan Kontras Warna yang Cukup

desain visual blog

Mbak Tuty menyarankan untuk menggunakan teks terang di latar gelap. Sebaliknya, saat menggunakan latar terang, warna font-nya gelap. Dengan demikian akan lebih jelas dan tidak bikin mata capek saat membacanya.

5. Manfaatkan Fitur Text Styles dan Text Effects

Untuk memudahkan menjaga ukuran dan gaya font secara konsisten, kita bisa memanfaatkan preset teks. Di sini sudah ada gaya “Heading”, “Subheading”, dan “Body text”.

Jika dibutuhkan, kita bisa menggunakan fitur effects di Canva. Fitur tersebut memungkinkan kita memilih shadow untuk efek timbul, lift untuk membuat teks lebih terang dan outline yang cocok untuk judul besar. Kita bahkan membuat tulisan melengkung yang unik dan cantik dengan fitur ini.

Layout dalam Desain Visual

Dalam desain, layout itu ibarat “kerangka” visual. Layout yang terstruktur, mudah dibaca, dan enak dilihat akan lebih efektif dalam menyampaikan pesan. Alhamdulillah, di Canva ada banyak kemudahan.

Berikut ini beberapa tips membuat layout di Canva dari Mbak Tuty.

1. Gunakan Ruler

Aktifkan fitur ruler dari menu “File”. Keberadaan ruller memungkinkan kita menyusun elemen dengan lebih presisi.

2. Menggunakan Hirarki Visual

Layout harus memudahkan pembaca tahu mana yang paling penting dulu. Jadi upayakan ada: Judul, Subjudul, Isi. Selain itu, gunakan ukuran, warna, dan posisi untuk mengarahkan mata pembaca secara natural dari atas ke bawah atau kiri ke kanan.

Layout, kata Mbak Tuty, ada yang simetris dan asimetris. Simetris berarti elemen pada desain kiri dan kanan seimbang. Sedangkan asimetris merujuk pada elemen yang tidak seimbang, tetapi tetap harmonis, dinamis, dan menarik.

3. Memanfaatkan Template Canva

Canva memiliki ratusan template layout. Nah, template-template ini boleh dipakai sesuai kebutuhan dan isi konten kita.

Untuk menemukan template yang sesuai, bisa menggunakan keyword. Setelah mendapatkan template yang diinginkan, hendaknya diutak-atik dengan cara mengganti elemen, warna, teks dengan konten kita sendiri.

Penutup

Menguasai desain visual memang bukan hal yang instan. Namun, dengan alat seperti Canva dan pemahaman dasar tentang warna, tipografi, dan layout, kita bisa menciptakan tampilan blog yang lebih menarik dan profesional.

Visual yang baik nggak cuma bikin blog enak dilihat, tapi juga membantu menyampaikan pesan dengan lebih jelas dan efektif. Menariknya lagi, Canva nggak cuma untuk blog, lho. Kita juga bisa menggunakannya untuk membuat ilustrasi buku, e-book, hingga konten digital lainnya.

Semoga tulisan ini bisa memantik Mombloger semua untuk terus bereksperimen, mengeksplorasi fitur Canva, dan biarkan desain kita bercerita. Gimana, sudah siap memaksimalkan blog dengan desain visual yang ciamik menggunakan Canva?

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.