Berkunjung ke Benteng Marlborough Bengkulu, si Kecil Bebas Berlari-lari
“Kita mau ke benteng, Ma? Wuih, keren banget.” Taqi, anak sulung saya, antusias mendengar rencana berkunjung ke Benteng Marlborough. Hmm, sekeren apa benteng peninggalan Inggris ini? Yuk, langsung kita sambangi.
Bangunan anggun dikelilingi “permadani” hijau dengan latar langit biru menjadi semacam ucapan selamat datang. Cantiknya benteng ini. Bangunannya masih kokoh dan terawat, kendati usianya lebih dari 300 tahun. Seperti apa bagian dalamnya ya? Yuk, lanjutkan langkah kita.
Setelah melewati jembatan kayu di atas parit, tibalah kami di mulut benteng. Dulunya, parit ini menjadi pendukung pertahanan saat perang. Kini, parit tersebut tak lagi berair, melainkan hijau oleh rumput yang tertanam rapi. Eit, sebelum masuk beli tiket dulu. Tiket masuknya cukup terjangkau, 5.000 rupiah saja per orang.
Benteng Marlborough, Wisata Sejarah yang Sayang Dilewatkan
Di kompleks utama sebelah timur bagian depan Benteng Marlborough adalah ruang pameran. Di sini sarat informasi yang menceritakan awal mula kolonialisasi di Bengkulu.
Beralih ke sisi depan barat benteng, ruangan itu juga dijadikan ruang pameran. Informasi sejarah tanam paksa di Bengkulu yang dimulai sejak tahun 1833 dapat disimak di sini.
Oh ya, nama Marlborough diambil dari nama Jenderal Inggris terkenal, John Churchill Duke of Marlborough. Benteng ini dibangun oleh kongsi dagang milik Inggris, East India Company (EIC) pada 1714-1719 untuk penanda kepentingan Inggris di Bengkulu.
Sebagai benteng pertahanan, Benteng Marlborough memiliki konstruksi yang sangat kuat. Dinding lapisan dalam memiliki ketebalan sekitar 1,8 meter. Sedangkan ketebalan dinding luar adalah sekitar tiga meter dengan tinggi mencapai 8,65 meter. Pembangunan benteng ini membutuhkan waktu sekitar lima tahun dengan melibatkan masyarakat Bengkulu tentunya.
Bagi penggemar wisata sejarah, Benteng Marlborough sayang dilewatkan. Dari informasi yang disediakan di benteng tersebut, kita juga bisa tahu sekitar abad ke-17 itu, Bengkulu dikenal sebagai penghasil rempah.
Bencoolen, nama untuk Bengkulu kala itu, terlihat memegang peran penting bagi Inggris. Selanjutnya, Benteng Marlborough juga dijadikan pusat perdagangan, pusat penyimpanan rempah-rempah EIC, pemantau lalu lintas lada, serta untuk mengawasi pelayaran dan perdagangan di sekitar Selat Sunda. Bahkan para pejabat Inggris juga tinggal di benteng tersebut.
Baca tulisan ini juga yuk: Cerita Mudik Lebaran 2022, Pertama Kali si Kecil Naik Pesawat
Ketika kolonial Belanda mulai menduduki Bengkulu pada 1820-an, Benteng Marlborough juga dikuasai. Mereka memanfaatkan benteng untuk markas polisi Belanda. Berlanjut saat Jepang berkuasa di Bumi Nusantara, selama tiga tahun Benteng Marlborough menjadi basis pertahanan Jepang.
Nah, saat Indonesia merdeka, Benteng Marlborough difungsikan sebagai markas Polri. Beberapa tahun kemudian, Benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Lantas pada 1977, benteng tersebut diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.
Bangunan Berbentuk Kura-kura yang Dilengkapi Jajaran Meriam
Benteng Marlborough nan anggun ini memiliki bentuk yang unik lho. Jika dilihat dari atas, benteng tersebut berbentuk seperti kura-kura, lengkap dengan ekornya.
Benteng ini berada di area seluas 44.000 meter persegi. Halaman tengah benteng tampak asri sekali. Rumput hijau menghampar, rasanya pengin berguling-guling di sana sambil menari-nari, he-he. Anak-anak saya pun bebas berlarian di rerumputan. Eh tak cuma anak saya ya, anak orang lain juga tuh suka sekali berlarian dengan bebas. Wah, cocok nih buat anak yang sedang belajar berjalan.
Ariq, anak kedua saya saking semangatnya lari di rumput sampai jatuh berguling-guling. Untung rumputnya empuk, jadi tidak ada yang luka.
Di halaman tengah benteng itu berjejer pula meriam. Meriam-meriam berbaris rapi dan menghadap ke arah barat, yaitu Samudra Hindia. Jajaran meriam ini adalah salah satu spot foto yang jadi incaran pengunjung. Namun, ingat ya, jangan naik ke atas meriamnya.
Di sisi timur terdapat bangsal prajurit yang dilengkapi teralis besi. Ruangan tersebut kini juga difungsikan sebagai ruang pameran. Ada pula bilik-bilik yang dulunya merupakan ruang tahanan. Pengunjung bisa mengetahui kegunaan tiap bilik dari papan nama yang dipasang. Oh ya, salah satu bilik pernah digunakan untuk menginterogasi Presiden Soekarno lho.
Melihat Kota Bengkulu dari Atas Benteng Marlborough
Saat berkunjung ke Benteng Marlborough, jangan lupa untuk naik ke bagian atas benteng. Tangga menuju ke atas dapat dengan mudah diakses. Nah, dari atas benteng, kita bisa melihat suasana sekitar, termasuk area pantai.
Di bagian atas benteng juga terdapat beberapa meriam. Meriam-meriam tersebut mengarah ke lautan dan kota yang saat ini menjadi pusat kota Bengkulu. Di sini, kita bisa sambil menikmati angin pantai yang bertiup sepoi-sepoi. Segarnya!
Baca ini juga yuk: Melihat Hiu dan Raksasa Laut dari Dekat di Jakarta Aquarium
So, jika Mama main ke Bengkulu, jangan lupa ya menyambangi Benteng Marlborough. Benteng ini terletak di Kelurahan Kampung Cina, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Datanglah dan abadikan kenangan di berbagai sudut benteng yang instagramable ini.