Tips Membangunkan Anak Saat Sahur Tanpa Drama

Adakah Mama yang kesulitan saat membangunkan anak sahur di puasa Ramadan ini? Si kecil sudah berniat ingin ikut puasa, tapi malah merengek-rengek saat dibangunkan sahur. Nih, saya punya tips membangunkan anak saat sahur tanpa drama.

Jujurly, drama membangunkan anak sering banget bikin mood berantakan. Anak dibangunkan sahur merengek-rengek. Namun, tidak dibangunkan nantinya anak juga merajuk. Fiuh, serba salah.

Anak saya kalau pagi-pagi sudah merengek-rengek, seharian bisa jadi gampang merengeknya. Saya juga begitu sih. Kalau pagi-pagi mood-nya berantakan, bisa jadi sepanjang hari bisa lebih mudah teriritasi perasaannya.

Membangunkan Anak Saat Sahur, POV Sebagai Anak

membangunkan anak saat sahur

Sekarang kita adalah mama yang salah satu tugasnya membangunkan anak sahur. Kadang kegiatan ini lancar jaya, tapi kadang juga sangat menantang. Kali ini, saya hendak mengajak Mama bernostalgia. Yuk, kembali ke masa kecil dan rasakan kembali momen dibangunkan sahur oleh orang tua. Apakah kita termasuk anak yang banyak drama saat dibangunkan sahur?

Kegiatan puasa Ramadan sudah mulai saya ikuti sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Tentu tidak langsung bisa puasa full sampai maghrib. Sering kali buka puasa saat pulang sekolah. Kemudian bertahap bertambah hingga bisa berbuka di waktu maghrib. Mama juga ‘kan?

Dulu, saya termasuk anak yang malas bangun sahur. Sedang enak-enaknya tidur, disuruh bangun untuk makan. Tentu sangat mengesalkan. Apalagi jika cuaca sedang dingin, inginnya berlama-lama meringkuk di balik selimut.

Dulu, kala dibangunkan sahur, saya sering meringkuk di atas keset. Benar-benar mirip kucing. Untung kesetnya “bersih”. Namun, sebersih-bersihnya, ia tetaplah keset.

Saya memang keluar kamar. Namun, saya kembali melanjutkan tidur di depan pintu kamar. Keset yang lebarnya tidak seberapa itu terasa seperti singgasana nan nyaman.

Saat saya bangun sahur, Ibu dan asisten rumah tangga belum selesai memasak. Hal itulah yang bikin saya leluasa kembali memejamkan mata di mana pun berada. Nah, yang mengesalkan, ayah saya sering iseng menjatuhkan tutup kaleng biskuit. Suaranya yang memekakkan telinga tentu bikin saya dan adik langsung melek.

Mata sudah melek, makanan belum juga tersaji. Hmm, kira-kira anak bakal bosan nggak sih cuma duduk bengong di meja makan? Dalam hati saya bertekad, kelak jika jadi orang tua tidak akan membangunkan anak yang belajar puasa, sebelum makanan siap.

Tips Membangunkan Anak Saat Sahur Tanpa Drama

Anak saya yang sulung, Taqi, sudah ikut merasakan sensasi sahur sejak kecil. Dia lahir di bulan Ramadan, sehingga sejak bayi sudah merasakan riuh dan semangat sahur maupun berbuka puasa.

Seperti anak-anak batita lainnya, Taqi sering ikut terbangun kala sahur. Dia biasanya minta susu, tapi nggak mau makan makanan berat. Nah, di usia menjelang lima tahun, Taqi belajar puasa setengah hari. Kebetulan dia sendiri yang minta ikut puasa.

Sekarang umur Taqi sudah delapan tahun. Artinya sudah sekitar tiga tahun ikut sahur dengan mengasup makanan berat. Alhamdulillah, tidak banyak drama saat membangunkan Taqi sahur.

Nah, berikut ini tips membangunkan anak saat sahur tanpa drama yang saya lakukan.

1. Sounding pada anak sebelum tidur

Kendati anak sudah tahu dirinya akan makan sahur, sebaiknya tetap sounding sebelum dirinya tidur. Katakan padanya, nanti dia akan dibangunkan untuk makan sahur di jam tertentu, misalnya pukul 04.00.

Lalu ajak anak untuk menghitung berapa lama lagi waktu sahur. “Sekarang jam 20.00, berarti 21, 22, 23, 24, 1, 2, 3, 4. Artinya 8 jam lagi kita makan sahur. Ayo, kita segera tidur agar tidak kesiangan.”

2. Pastikan anak mendapat jam tidur cukup

Anak umumnya akan rewel jika kurang tidur. Sebenarnya nggak cuma anak, kita juga kalau kurang tidur gampang nge-reog ‘kan, Ma? He-he-he.

Jam tidur yang cukup memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan anak. Jika anak-anak kurang tidur, bisa berdampak pada masalah berat badan, kesehatan mental, perilaku, dan kinerja kognitif.

Dikutip dari Sleep Foundation, balita berusia 1-2 tahun disarankan untuk tidur 11 hingga 14 jam setiap hari. Sedangkan untuk anak usia prasekolah berusia 3 hingga 5 tahun harus tidur sekitar 10 hingga 13 jam per hari. Sementara bagi anak usia sekolah, total jam tidurnya 9 hingga 12 jam setiap hari.

membangunkan anak saat sahur

3. Orang tua bangun lebih dulu

Saya nggak mau mood anak yang sedang belajar puasa terganggu karena terlalu lama menunggu makan sahurnya siap. Untuk itu, saya harus bangun lebih dahulu. Dengan begitu, saya punya waktu cukup untuk menyiapkan makan sahur sebelum membangunkan anak.

Jika tak mau repot memasak menjelang sahur, biasanya saya sudah masak menjelang tidur malam. Bisa juga dengan menghangatkan menu makanan buka puasa. Jika tidak ada masakan apa pun, cukup goreng telur, memanaskan sarden kalengan, atau menggoreng nugget. Pokoknya yang simpel-simpel saja.

4. Sajikan makanan kesukaan

Makan di waktu yang anak tidak biasa makan pasti berat. Namun, dengan menghadirkan makanan kesukaannya, anak bisa lebih semangat untuk bangun sahur.

Kita bisa beri tahu ke anak sebelum tidur, bahwa ada makanan favoritnya yang menunggu dimakan saat sahur. Ketika membangunkan anak, jangan lupa bilang, “Ayo bangun, Nak, sahur. Tuh ayam bakarnya sudah menunggu. Wangi banget lho.”

5. Tarik perhatian anak

Momen sahur akan menyenangkan anak jika ada suatu hal yang bisa menarik perhatiannya. Anak saya, misalnya, akan segera bangun jika diputarkan cerita anak. Dia nggak nonton, tapi mendengarkan cerita dari YouTube.

6. Beri hadiah kecil

Nah, jika anak sudah berusaha untuk bekerja sama untuk bangun sahur dengan baik, tak ada salahnya memberikannya hadiah kecil. Tak harus selalu dalam bentuk barang lho

Saya dan suami memberi hadiah kecil dengan membebaskannya memilih sajian untuk buka puasa. Bisa juga dengan mengajak anak ke taman atau playground saat ngabuburit.

Baca camilan yang cocok untuk buka puasa si kecil, yuk: KRAFT Crolette, Menu Buka Puasa Praktis dan Bernutrisi

Penutup

Anak yang belum balig memang tidak memiliki kewajiban berpuasa. Namun, kita bisa mengenalkan ibadah puasa Ramadan sejak dini.

Oh ya, jika ada anak seusia anak kita yang lebih “jago” berpuasa, tidak perlu membandingkan dengan anak kita ya, Ma. Harus jaga banget untuk tidak bilang, “Si A tuh bisa puasa sampai maghrib. Nggak kayak kamu, jam 10 saja sudah buka puasa.”

Ketimbang mengeluarkan kalimat yang meremehkan, lebih baik memilih kalimat yang menguatkan. “Hari ini kamu hebat ya bisa puasa sampai jam 10. Besok coba ditambah lagi yuk, sampai jam 11. Kira-kira kamu kuat atau nggak ya? Biar kuat, apa nih yang akan kamu lakukan?”

Nah, kalau Mama bagaimana? Punya tips membangunkan anak saat sahur tanpa drama?

Referensi

Sleep Foundation. How Much Sleep Do Babies and Kids Need?, diakses pada 30 Maret 2023.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com