Tani Jiwo, Penginapan di Dieng yang Seperti Rumah Sendiri

Berencana wisata ke Dieng, tapi bingung mau menginap di mana? Hm, bisa coba menginap di Hostel Tani Jiwo. Sebuah penginapan di Dieng yang bikin para tamu merasa seperti di rumah sendiri.

Setidaknya bagi saya dan keluarga, menginap di Tani Jiwo rasanya memang seperti berada di rumah sendiri. Kesan penginapan yang kaku sama sekali tidak ditemui. Kami leluasa menjelajah setiap sudutnya. Menggurat kenangan di tiap-tiap penjuru yang ada.

Ketika pertama kali datang, kami disambut sebuah sudut nan Instagramable. Lokasi tersebut berada tepat di sebelah kanan resepsionis, dekat tangga menuju lantai dua.

Di sudut tersebut ada standing mirror. Dengan angle yang tepat, kita bisa mendapatkan foto diri yang menarik. Bisa jadi kenang-kenangan atau juga pengisi feed di Instagram.

Seperti apa pengalaman kami menginap di penginapan di Dieng ini? Berikut cerita selengkapnya.

Kamar dengan View Menarik

penginapan di Dieng
Family room with view di Tani Jiwo/ Foto oleh Nurvita Indarini

Tani Jiwo memberikan beberapa pilihan kamar. Ada shared room atau dormitory yang dilengkapi banyak tempat tidur. Ruangan ini cocok bagi para backpacker atau mereka yang berwisata ke Dieng bersama banyak teman.

Selain itu, ada pula standard room. Sebuah kamar dengan tempat tidur ukuran queen dan kamar mandi pribadi.

Kami menyewa family room. Sebuah kamar yang cukup luas, dan di dalamnya terdapat dua kasur berukuran queen. Kita bisa memilih kamar dengan private bathroom, atau room with a view. Kala itu, pilihan yang tersedia adalah room with a view.

Kamar yang kami tempati cukup besar. Terdapat TV LCD juga di sana. Namun, tidak ada lemari. Hanya ada semacam rak kayu dan gantungan pakaian.

Kamar kami dekat dengan kamar mandi perempuan, sehingga memudahkan saya saat perlu ke belakang. Kamar mandinya bersih. Ada beberapa bilik di sini, dan dilengkapi dengan air panas. Hanya saja saat kami menginap, ada bilik kamar mandi yang kerannya agak rusak dan lampunya padam.

kamar mandi bersama di Tani Jiwo
Kamar mandi khusus perempuan di Tani Jiwo/ Foto oleh Nurvita Indarini

Kamar kami memiliki jendela super besar. Saat dibuka, akan terlihat landmark Dieng Banjarnegara. Ketika siang menjelang, keberadaan jendela ini membuat kamar bak disirami cahaya matahari. Hangat.

Namun, untuk privasi, kami memilih lebih sering menutup gorden. Paling kami hanya mengintip suasana di luar dari balik gorden.

Di kamar tidak ada AC, tapi jangan khawatir bakal kepanasan. Sepertinya alat elektronik yang kurang dibutuhkan di Dieng adalah AC, lantaran udara di sana sejuk dan cenderung dingin.

Kami betah tinggal di kamar tersebut selama dua malam. Hanya saja, ada sedikit masukan untuk seprainya yang berwarna putih. Sepertinya seprai sudah saatnya diregenerasi karena warnanya tak terlalu putih lagi. Maklum sih, warna putih memang lebih cepat menguning dan gampang kotor.

Terdapat Co-working Space yang Cozy

co-working space Tani Jiwp
Bekerja di co-working space Tani Jiwo/ Foto oleh Nurvita Indarini

Penginapa di Dieng yang satu ini memiliki co-working space yang nyaman. Meja panjang dari kayu dan beberapa kursi disediakan untuk pengunjung. Ketika ke sana beberapa bulan lalu, saya sempat menyelesaikan pekerjaan di co-working space-nya.

Anak saya juga menggunakan ruang tersebut untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dari tempat lesnya. Sedangkan suami beberapa kali meeting secara daring dari ruangan tersebut.

Ditambah dengan hadirnya wi-fi, semakin nyaman saja kerja dari sana. Meski liburan dan harus membawa kerjaan, tapi nggak stres karena semua bisa berjalan dengan baik.

Bisa Masak

Penginapan di Dieng
Co-working space yang menyatu dengan area dapur/ Foto oleh Nurvita Indarini

Co-working space tersebut berada satu area dengan dapur bersama. Keberadaan dapur ini memungkinkan pengunjung untuk masak makanan yang disukai.

Alat-alat masak juga tersedia di dapur tersebut. Namun, jangan lupa untuk mencuci dan menaruh alat masak dan alat makan yang sudah digunakan, ya. Penggunanya ‘kan bukan kita saja, jadi harus dijaga kebersihan dan kerapiannya bersama.

Lho, ‘kan sudah bayar dan ada petugas kebersihan di Tani Jiwo? Betul, tapi aturan di Tani Jiwo adalah mensyaratkan pengunjung untuk mencuci alat makan dan alat masak yang sudah digunakan. ‘Kan kasihan kalau petugas kebersihan bolak-balik mencuci barang yang kita gunakan.

Seperti di rumah sendiri saja. Begitu selesai makan, piring dan gelas langsung dicuci sendiri.

Bebas Bikin Kopi dan Teh Sepuasnya

minum teh
Bebas bikin kopi dan teh berkali-kali/ Foto oleh Nurvita Indarini

Di area dapur, terdapat dispenser. Kita bebas berkali-kali mengambil air panas atau dingin.

Di meja dekat dispenser terdapat teh celup, kopi, gula, dan tisu. Semua bisa digunakan sepuasnya. Mau bolak-balik bikin kopi agar kuat melek? Silakan. Ingin berkali-kali bikin teh panas agar badan terasa hangat? Boleh juga.

Hanya saja, sekali lagi, setelah selesai menggunakan cangkir atau gelas dan sendok untuk membuat minuman, jangan lupa dicuci. Jangan tinggalkan gelas kotor begitu saja di tempat cuci piring.

Baca Buku di Tempat yang Nyaman

buku koleksi Tani Jiwo
Salah satu rak buku di Tani Jiwo/ Foto oleh Nurvita Indarini

Jajaran buku-buku dengan judul menarik terdapat di area co-working space Tani Jiwo. Tidak hanya buku untuk orang dewasa, komik dan buku anak pun tersedia di sini.

Eit, jangan dibawa pergi bukunya. Cukup baca di kursi yang tersedia di sekitar rak buku saja. Di sana terdapat sofa-sofa tanpa kaki yang nyaman untuk membaca buku.

Ingin suasana berbeda? Bisa juga membaca buku di luar dapur. Di situ terdapat kursi-kursi kayu dan meja serbaguna.

Sarapan di Antara Bunga-bunga

soto ayam
Sarapan soto ayam di Tani Jiwo/ Foto oleh Nurvita Indarini

Kami mendapat empat voucher sarapan karena menginap di family room. Restorannya ada di lantai tiga. Wah, pemandangan dari lantai tiga cukup memanjakan mata.

Hamparan hijau bebukitan dan pepohonan bikin hati tenang. Maklum, biasanya di rumah hanya melihat tembok lagi, tembok lagi. Pagi itu, saya terkejut mendapati asap yang bergumpal-gumpal. Kami kira kebakaran, ternyata asap dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di kawasan Sikunang, Kejajar.

Kita bisa sarapan di dalam restoran, atau di luar. Nah, di luar restoran ini ditanami aneka bunga dalam pot. Alhasil kita bisa menikmati sarapan ditemani berbagai bunga. Hmm, asri sekali!

Sayangnya, restoran baru dibuka pukul 07.00 WIB. Harapannya sih bisa lebih pagi, sehingga para tamu lebih bertenaga sebelum meninggalkan Tani Jiwo untuk mengeksplorasi Dieng.

Penasaran dengan menu sarapannya? Kita diberi pilihan dua menu. Hari pertama, kami diberi pilihan nasi soto atau roti panggang plus telur. Sedangkan di hari kedua, nasi goreng atau roti panggang plus telur.

Untuk minumnya, lagi-lagi bebas bikin teh manis atau kopi. Silakan refill sepuasnya sambil menikmati Dieng dari lantai tiga bangunan.

Lokasi dan Harga Hostel Tani Jiwo

penginapan di Dieng
Foto kiri di sudut Tani Jiwo yang instagramable, foto kanan di Candi Setyaki/ Foto: Nurvita Indarini

Tani Jiwo berlokasi di Jl. Raya Dieng No.31, Dieng Kulon, Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Lokasinya strategis dan mudah di Jangkau.

Di seberang Tani Jiwo berjajar aneka penjual makanan. Ada penjual mi ayam, nasi dan lauk pauknya, ayam goreng, tempe kemul, dan lainnya. Jadi, jangan khawatir bakal kelaparan.

Berapa harga yang harus dikeluarkan untuk menginap di penginapan di Dieng ini? Jika memilih tipe dormitory, harga per malam mulai sekitar Rp158.000,00. Harga kamar standard room sekitar 430 ribu-an. Sedangkan untuk family room sekitar 450 ribu-an.

Harga tersebut bisa jadi berubah, tergantung waktunya. Jadi lebih baik menanyakan informasi lebih detailnya kepada manajemen Tani Jiwo.

Penutup

Itulah pengalaman kami bermalam di Tani Jiwo, penginapan di Dieng yang seperti rumah sendiri. O, ya, Tani Jiwo adalah penginapan di Dieng yang dekat sekali dengan Candi Setyaki. Suatu sore, kami menyempatkan diri berjalan kaki ke candi tersebut. Sebelum ke candi, kami berfoto-foto dulu di landmark Dieng Banjarnegara.

Candi Setyaki diperkirakan dibangun abad 8-9 Masehi dan merupakan candi bercorak Hindu. Di dinding candi, terdapat relief tokoh dewa yang sudah tidak utuh lagi.

Sore di Dieng cukup dingin. Jika ingin berjalan-jalan, jangan lupa memakai jaket, ya.

Jika Mama dan keluarga berencana liburan ke Dieng, baca juga Wisata ke Dieng yang Bisa Dilakukan dalam Sehari, ya. Siapa tahu bisa jadi referensi. Nantinya saya juga akan menulis oleh-oleh Dieng. Tunggu, ya!

3 Comments
  1. Uswatun Khasanah says

    😍 Bener-bener kayak rumah sendiri ya, Kak. Fasilitasnya banyak. Dapur umum adalah bagian yang paling saya suka 🤭

  2. Laila RI says

    wisata serasa di rumah, view-nya bagus banget kak. Fasilitasnya juga lengkap, apalagi bisa refill minuman sepuasnya

  3. Eka Putri says

    Keren, seperti nya bisa jd referensi buat liburan Kel ini.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.