Tadabbur Alam di Malam Hari, Mencermati Binatang Nokturnal
Matahari sudah terbenam sejak tadi. Langit menjadi gulita. Rik, rik, rrik …. Suara binatang terdengar dari arah sawah. Saatnya tadabbur alam di malam hari bersama si kecil. Kali ini, mencermati binatang nokturnal di sekitar sawah.
Menyenangkan sekali bisa pulang kampung. Jadi berkesempatan untuk tadabbur alam dengan suasana berbeda. Di kampung halaman, anak-anak bisa merasakan sensasi berjalan di pematang sawah.
Tak hanya itu, mereka pun bisa melihat sapi dan kambing di kandangnya. Mendengar langsung suara sapi yang sedang melenguh. Juga saat para kambing sibuk mengembik.
Di suatu malam selepas isya, saya ajak si bungsu naik sepeda motor. Kami menuju jalan yang kanan dan kirinya merupakan area persawahan. Sepeda motor dihentikan sejenak di pinggir sawah.
Kami diam. Memasang mata dan telinga. Mencermati suara dan penampakan binatang nokturnal, yakni binatang yang aktif di malam hari. Bismillah, tadabbur alam dimulai.
Kunang-kunang yang Menakjubkan
“Masyaallah bagus sekali, kunang-kunangnya banyak. Kelap-kelip seperti bintang di langit ya, Ariq,” ujar saya mengawali obrolan di tadabbur alam malam ini.
“Iya, ini kelap-kelip di sawah,” balas Ariq.
Sudah lama sekali saya tidak melihat kunang-kunang. Terakhir kali, keberadaannya saya jumpai saat menyusuri Sungai Sekonyer menggunakan kelotok wisata di area Taman Nasional Tanjung Puting. Ini merupakan destinasi wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Kunang-kunang yang kami temui ini berada di sawah yang berada di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Kendati beberapa kali mudik, tetapi baru kali ini saya melihat keberadaan kunang-kunang. Mungkin karena sebelumnya jarang melakukan pengamatan.
“Kenapa kunang-kunang bisa menyala ya, Ariq?” tanya saya.
“Karena ada lampunya,” jawab Ariq.
“Tapi kan nggak ada baterai atau listrik seperti di rumah, kok bisa nyala ya?” tanya saya lagi.
“Karena kuasa Allah,” jawab Ariq kemudian.
Masyaallah, tidak ada yang salah dengan jawaban Ariq. Memang betul, tanpa kuasa Allah, kunang-kunang tidak akan mampu bersinar.
Saya menunjuk satu sawah yang banyak kunang-kunang, dan sawah lain yang tidak ada kunang-kunangnya. Hm, apa sebabnya? Rupanya kunang-kunang suka berada di sawah yang benar-benar terbebas dari polusi cahaya. Sawah yang gelap, tanpa cahaya lampu sama sekali.
Keberadaan cahaya lampu membuat kunang-kunang bingung. Mereka jadi sulit menemukan dan menyinkronkan sinyal dengan sesama kunang-kunang. Mengingat cahaya kunang-kunang ini untuk kebutuhan perkawinan, akibatnya ritual kawin terganggu. Proses kunang-kunang berkembang biak pun menjadi sulit.
Sebenarnya, kunang-kunang di sawah yang kami temui pun tidak banyak. Beda sekali dengan situasi saat saya kecil. Langit berbintang seolah pindah ke sawah, saking banyaknya serangga bernama ilmiah Lampyridae ini
Apakah Kunang-kunang Panas?
“Kunang-kunang panas atau nggak ya, Ma?” tanya Ariq.
Wah, pertanyaan bagus. Kunang-kunang bisa menyala karena proses reaksi kimia di tubuhnya, yang disebut dengan bioluminescence. Cahaya tersebut dihasilkan oleh lapisan kecil sel reflektif. Nah, cahaya yang keluar berwarna kuning kehijauan.
“Ariq sempat memegang kunang-kunang ‘kan? Panas atau tidak?” tanya saya balik.
“Kayaknya nggak,” jawab Ariq.
Betul, Nak, Allah kasih kunang-kunang cahaya yang bersifat dingin. Bayangkan jika cahaya kunang-kunang panas seperti lampu, pasti akan mati kepanasan.
Jadi inilah beda kunang-kunang dan lampu. Bola lampu hanya mengubah sepuluh persen dari energinya menjadi cahaya. Sembilan puluh persen sisanya berubah dan hilang menjadi panas. Sementara kunang-kunang menghasilkan hampir seratus persen cahaya dari energi yang ada padanya.
Masyallah, bisa menyaksikan salah satu keajaiban penciptaan di muka Bumi ini. Siapa lagi pencipta sistem yang luar biasa ini juga bukan Allah. Atas kehendak Allah, hadir binatang laksana bintang.
“Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di Bumi, dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Hasyr, 59:24)
Jangkrik yang Sibuk Mengerik
“Ada yang panggil Ariq ya?” tanya saya sambil menaruh telunjuk di bibir.
“Siapa, Ma?”
“Coba dengarkan baik-baik. Tuh, ada suara rik, rik, rik.”
“Bukan panggil Ariq, Ma, itu suara binatang.”
“Oh iya, suara jangkrik ya.”
Selain kunang-kunang, binatang nokturnal di lingkungan sawah adalah jangkrik. Meski sulit untuk melihat langsung penampakannya, tapi suaranya nyaring terdengar.
Ternyata tidak semua jangkrik mengeluarkan suara “rik, rik, rik”. Hanya jangkrik jantan saja. Suara ini bukan berasal dari mulut jangkrik, tapi dari sayapnya.
Proses mengeluarkan suara “rik, rik, rik” tersebut adalah stridulasi. Ini terjadi saat satu bagian tubuh digosokkan ke bagian tubuh lainnya. Serangga jamak melakukan hal ini untuk mengeluarkan suara.
Pada jangkrik, sayaplah yang mengeluarkan bunyi. Jadi, sayap jangkrik ada yang bertekstur kasar. Sayap ini dikenal sebagai scraper. Nah, scraper itu digosokkan dengan sayap lainnya yang bernama kikir. Saat saling bergesekan, terciptalah suara nyaring seperti yang kita dengar.
“Jangkrik itu kecil lho, Riq, tapi suaranya keras ya. Masyaallah kita bisa mendengar suara indah makhluk kecil ciptaan Allah,” ucap saya sebelum meninggalkan area sawah.
Saya sampai merinding saat berhenti di pinggir sawah. Ini tidak ada kaitannya dengan makhluk astral. Saya merinding karena menyaksikan sesuatu yang luar biasa indah dari Allah.
Di sepetak sawah, mata termanjakan kerlap-kerlip kunang-kunang. Sedangkan telinga terbuai suara indah para jangkrik. Seperti sedang menyaksikan konser semesta. Alhamdulillah.
Penutup
Meski hanya sebentar melakukan tadabbur alam, tapi saya dan si kecil senang sekali. Kendati hanya mencermati dua binatang nokturnal, tetapi bahagia tak terkira. Keajaiban-keajaiban alam yang Allah tunjukkan menghadirkan ketenangan di hati.
Semoga tadabbur alam d malam hari dengan mencermati binatang nokturnal ini semakin menambah keimanan. Juga dapat menghadirkan syukur yang berlimpah. O, ya, Mama bisa baca kegiatan tadabbur alam kami sebelumnya yang dilakukan di sela-sela kondangan.
Semoga Allah berikan waktu lagi, sehingga kami terus berkesempatan melakukan tadabbur alam yang seru.
Takjub banget dengan obrolan mama dan ariq tentang kunang-kunang. Sedatail itu Allah ciptakan kita, Masha Allah
Tenang banget menyimak tadabbur alamnya Kak Vita dan buah hati.
Btw, Mama Ariq lucu juga, ya.
Masa suara jangkrik dimirip-miripin suara yang panggil Ariq 😂