Es Selendang Mayang, si Manis Khas Betawi dan Kisah di Baliknya

Bertahun-tahun menjadi warga Jakarta, tapi saya baru sekali mencicipi es selendang mayang. Namanya saja baru saya ketahui di buku pelajaran anak. Berbeda dengan es doger atau es cincau yang sering saya temui, penjual es selendang mayang sangat jarang dijumpai.

Suatu kali di dekat rumah ada pria tua yang berkeliling membawa bakul di bahunya. Tulisan “es jadul selendang mayang” terbaca jelas di salah satu bakulnya. Saat hendak membeli, eh ternyata sudah habis.

Hingga suatu hari, saya dan si kecil berada di sekitar Stasiun Kota. Di dekat pintu masuk, seorang pria duduk membawa dagangan yang menarik perhatian. “Es selendang mayang”, begitu tulisan yang terbaca di bakulnya.

Wah, akhirnya bisa mencicipi es selendang mayang. Saya beli satu gelas untuk dibawa pulang. Segelas selendang mayang harganya Rp10.000,00.

Seperti Apa Es Selendang Mayang?

es selendang mayang
Selendang mayang di Kota Tua/ Foto oleh Nurvita Indarini

Bagi yang belum tahu, es yang satu ini bercita rasa manis dan gurih. Dalam segelas atau semangkuk es selendang mayang, terdapat potongan seperti puding warna-warni, disiram kuah santan, sirup, dan kental manis. Tak lupa bongkahan es batu untuk menambah kesegarannya.

Potongan pudingnya lembut di mulut. Kuahnya manis, gurih, dan segar. Mmm, cocok sekali dinikmati di siang yang terik. Bisa juga disantap sebagai hidangan penutup.

Potongan semacam puding warna-warni itulah selendang mayangnya. Warnanya hijau, putih, dan merah. Beraneka warna laksana selendang penari. Uniknya, sebilah bambu kecil digunakan untuk memotong selendang mayang ini.

Menurut situs jakarta-tourism, warna-warna tersebut merupakan warna khas masyarakat Betawi. Sementara itu, “mayang” berarti kenyal dan manis.

Selendang mayang aneka warna itu terbuat dari tepung beras dan tepung Hunkwe, lalu diberi pewarna makanan. Sering kali warna hijaunya didapat dari perasan daun suji.

Tak hanya menyegarkan, selendang mayang juga bisa mengganjal perut yang lapar. Ya, bahan dasar tepung beras dan hunkue itu bikin perut kenyang.

Cerita di Balik Es Selendang Mayang

penjual selendang mayang
Penjual selendang mayang di dekat Stasiun Kota/ Foto oleh Nurvita Indarini

Konon, selendang mayang mulai dikenal pada akhir abad 19. Keberadaan minuman ini dikaitkan dengan cerita rakyat Betawi, si Jampang.

Diceritakan, si Jampang yang dikenal sebagai perampok dengan hasil dibagikan kepada rakyat miskin, tengah jatuh hati. Hatinya tertambat pada seorang perempuan bernama Mayangsari.

Mayangsari digambarkan sebagai perempuan berparas cantik jelita. Rambutnya ikal dan panjang terurai. Hidungnya mancung, matanya indah dan teduh. Kemolekan Mayangsari membuat si Jampang rela melakukan apa saja.

Ada pula yang menyangkutpautkannya dengan sosok perempuan berselendang, yang memiliki rambut hitam dan diikat dua. Saking indahnya, lantas digunakan untuk menjadikannya sebagai nama sajian.

Mulanya, selendang mayang ini berada di loyang dengan tampilan lapis tiga warna. Selanjutnya dipotong panjang, sehingga bentuknya seperti selendang. Baru kemudian dipotong lagi, menjadi lebih kecil dan berbentuk wajik.

Menurut situs Kemendikbud, di tahun 1990-an, selendang mayang sering ditemukan di acara hajatan. Sajian ini disajikan saat pesta pernikahan, sebagai menu takjil atau acara hajatan bernuansa budaya Betawi. Minuman ini digambarkan sebagai sesuatu yang menyimbolkan kehangatan dan kemeriahan.

Resep Es Selendang Mayang

selendang mayang
Selendang mayang yang cantik dan legit/ Foto dari Canva

Katanya, es selendang mayang sering ditemukan di festival kebudayaan Betawi. Hanya saja, jika kesulitan menemukan penjualnya, kenapa tidak coba bikin sendiri? Ternyata mudah lho. Ini dia resepnya.

Bahan-bahan

150 gram tepung hunkwe

60 gram tepung beras

950 ml air

1 sendok teh garam

Es batu sesuai selera

200 gram gula jawa

2 lembar daun pandan

Air 300 ml

100 ml kental manis

Santan

Pewarna makanan hijau dan merah.

Cara membuat

1. Campurkan air, tepung hunkwe, tepung beras, garam, lalu aduk rata.

2. Pisahkan adonan menjadi 3 bagian, kemudian beri pewarna makanan hijau dan merah pada dua adonan.

3. Masak adonan hijau, lalu tuang ke loyang

4. Masak adonan putih, kemudian tuang ke atas adonan hijau

5. Masak adonan merah, lantas tuang ke atas adonan putih. Biarkan adonan selendang mayang ini mengeras dan dingin.

6. Masak gula merah, daun pandan, dan santan hingga matang.

7. Cara penyajian, iris tipis selendang mayang sesuai selera, kemudian tata di mangkuk. Siram dengan air gula merah plus santan. Tambahkan kental manis dan es batu.

8. Versi lainnya, gula merah diganti dengan gula pasir, sehingga menghasilkan kuah berwarna putih. Bisa pula dengan mencampurkan sirup cocopandan ke dalam kuah santan. Semua dikembalikan ke selera masing-masing.

Penutup

es selendang mayang
Selendang mayang di dekat Stasiun Kota/ Foto oleh Nurvita Indarini

Rupanya anak-anak saya suka sekali makan es selendang mayang ini. Kebetulan es yang kami beli tidak terlalu manis, sehingga tidak eneg.

Mama tertarik untuk mencicipi atau membuat sendiri es selendang mayang? Jangan lupa bagi-bagi ya, he-he. Bagi-bagi foto dan ceritanya, maksudnya.

Ingin bikin kudapan manis lainnya? Mama bisa coba resep aneka kolak plus mengetahui makna di balik makanan yang satu ini.

Referensi

jakarta-tourism.go.id. “Es Selendang Mayang”, https://jakarta-tourism.go.id/article/detail/es-selendang-mayang-1, diakses pada 19 Juni 2024.

antaranews.com. “Sejarah Kuliner Selendang Mayang Betawi”, https://megapolitan.antaranews.com/berita/243591/sejarah-kuliner-selendang-mayang-betawi, diakses pada 19 Juni 2024.

kemdikbud.go.id. “Selendang Mayang”, https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=6939, diakses pada 19 Juni 2024.

1 Comment
  1. Laila RI says

    warnanya cerah dan bikin ngiler ya, kak. Aku belum pernah nyobain, sih. Ini dijual di luar Jakarta ngga ya?

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.