Perkembangan Anak 2 Tahun, Sudah Bisa Apa Saja?
Tidak terasa, si Kecil sudah berusia dua tahun. Bayi mungil itu tumbuh semakin besar. Perkembangan anak 2 tahun semakin bikin penasaran.
Si Kecil pasti sudah semakin pintar dan suka bermain. Makin ceriwis juga pastinya. Terkadang celetukannya yang masih cadel membikin orang di sekitarnya geli. Aih, semakin menggemaskan!
Anak usia dua tahun sudah bisa apa lagi ya? Agar semakin memahami si kecil, simak pemaparan perkembangan anak 2 tahun berikut ini, dari fisik hingga kemampuan makannya.
1. Perkembangan Fisik Anak 2 Tahun
Di usia dua tahun, otot anak semakin berkembang. Itu makanya, gerakannya semakin mantap saat berlari, memanjat, atau menendang. Frekuensi jatuh saat berjalan pun semakin berkurang.
Umumnya anak-anak usia dua tahun suka bermain tangkap bola. Ya, tak hanya melempar, mereka juga berusaha menangkap bola menggunakan kedua tangannya. Di samping itu, anak dua tahun juga suka sekali berjalan sambil membawa sebuah mainan besar atau beberapa mainan sekaligus.
Bagaimana dengan perkembangan motorik halus anak 2 tahun? Mereka kini memiliki kontrol yang lebih baik atas gerakan tangan dan jarinya. Dengan kemampuannya ini, mereka dapat menumpuk setidaknya empat balok.
Bahkan mereka juga mulai bisa diajari menarik ritsleting baju atau celananya. Anak dua tahun juga sudah bisa menurunkan atau menaikkan celananya lho. Selain itu, mereka juga mulai bisa diajari menyikat gigi atau menyisir rambutnya. Mereka pun mulai bisa meniru menggambar lingkaran dan garis. Pintar, ya!
2. Perkembangan Sosial-Emosional
Peniru ulung! Seperti itulah anak-anak berusia dua tahun. Mereka gemar meniru orang lain, terutama orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar.
Mereka mungkin juga berbicara kepada bonekanya dengan cara yang sama seperti kita berbicara kepada mereka. Hmm, jangan sampai keceplosan berkata yang tidak baik ya, Ma, agar tidak ditiru si peniru ulung.
Saya ingat sekali, si Bungsu ketika berusia dua tahun suka sekali keluar rumah. Dia akan menghampiri tetangga yang kebetulan juga keluar rumah. Ternyata usia dua tahun merupakan fase senang berada di dekat orang lain. Tentunya ini menjadi kesempatan besar baginya untuk belajar interaksi sosial.
Di usia ini pun, mereka belum paham konsep berbagi. Masih belum bisa memaknai perlunya saling berbagi atau bergantian saat bermain bersama teman.
Bagi anak dua tahun, dunia adalah segalanya tentang mereka. Karena itulah berbagi menjadi konsep yang tidak masuk akal bagi dirinya.
Emosi
Kemandirian yang semakin besar mulai ditunjukkan oleh anak usia dua tahun. Seiring dengan hal itu, terjadi peningkatan “pembangkangan” pada diri mereka. Anak-anak dua tahun cenderung melakukan hal-hal yang dilarang oleh orang tuanya.
Kendati tingkahnya semakin menggemaskan, tetapi juga kian menantang bagi orang tuanya di sisi lain. Bahkan ada yang menyebut masa dua tahun adalah “terrible twos”, karena sepertinya mereka lebih banyak berulah.
Anak dua tahun dianggap banyak berulah karena mereka mulai mengekspresikan diri. Saat frustrasi, kesal, lelah, atau lapar, mereka cenderung menangis keras dan sulit ditenangkan.
Tantrum mulai sering terjadi di usia ini. Penyebabnya anak usia 2 tahun kurang memiliki kemampuan verbal untuk mengatakan, “Aku marah,”” atau “Aku merasa kesepian.” Alih-alih menceritakan perasaan, mereka lebih cenderung menunjukkannya,
Otak anak dua tahun masih berkembang. Mereka belum belajar mengatur diri dan mengelola perasaannya.
“Umumnya, emosi yang besar terasa sangat membebani dan menakutkan bagi seorang anak. Anak pun mencari koneksi dan keterikatan (misalnya dengan mendapatkan pelukan) dari orang tuanya sebagai sarana untuk merasa lebih memegang kendali,” terang Suzanne Davis, seorang konselor profesional berlisensi, dikutip dari Everyday Health.
3. Perkembangan Bahasa Anak 2 Tahun
Anak usia dua tahun umumnya sudah menguasai 50 kata. Seiring waktu, mereka juga mulai bisa menyusun kalimat-kalimat yang lebih panjang. Mereka akan mulai berkata, “Mama, aku mau kue”. Padahal sebelumnya, mereka hanya bilang, “Mama, kue.”
Anak dua tahun juga semakin fasih menyebut nama orang tua, saudara kandung, bagian tubuh, dan benda di sekitar. Mereka juga akan mengulang-ulang kata yang sering didengar.
Ketika berbicara dengan mereka, sebaiknya gunakan kalimat pendek ya, Ma. Kalimat yang terdiri dari dua hingga empat kata saja. Saat kemampuan bicara dan berbahasanya meningkat, anak-anak akan semakin menikmati puisi, permainan kata-kata, dan lelucon.
Untuk mendukung perkembangan bahasa anak 2 tahun, sebaiknya terus libatkan mereka dalam berbagai hal. Misalnya ketika mengajak mereka jalan-jalan, kita bisa beri tahu hal-hal apa yang ditemui sepanjang jalan. Bisa pula dengan mengajaknya bernyanyi dan membacakan buku.
Namun, tidak semua anak berbicara dengan kecepatan yang sama. Jadi jangan khawatir jika teman si kecil berbicara lebih banyak daripada anak kita.
4. Perkembangan Kognitif Anak 2 Tahun
Imajinasi anak semakin berkembang di usia dua tahun. Hal itu terlihat dari kegiatannya menciptakan permainan imaginatif. Dia menggabungkan beberapa aktivitas menjadi suatu rangkaian cerita.
“Balita menyukai permainan berpura-pura, seperti menggunakan mainan dapur untuk memasak atau membuat makanan lezat, menggunakan penyedot debu mainan untuk membersihkan lantai, atau menggunakan mainan peralatan dokter untuk memeriksa boneka binatang,” jelas Davis.
Sering kali anak akan meminta kita untuk terlibat dalam permainan pura-pura yang mereka ciptakan. Bermain pura-pura merupakan kesempatan bereksplorasi dan mencari tahu cara kerja berbagai hal.
Di usia dua tahun, anak semakin mampu memahami perintah sederhana. Misalnya saja, “Cari sepatumu” atau “Tutup pintunya.” Akan tetapi ada baiknya mulai menggunakan instruksi dua bagian. Contohnya, “Minum susunya, lalu berikan gelasnya pada Mama.”
Si kecil juga mulai memahami konsep waktu. Mereka pun mulai memahami konsep bilangan. Selain itu, anak dua tahun mulai menyortir benda berdasarkan bentuk dan warna.
Mereka juga bisa menemukan benda yang disembunyikan di bawah beberapa lapisan kain. Hal ini menunjukkan otak anak dua tahun berkembang dengan cepat.
5. Perkembangan Kemampuan Makan dan Nutrisi
Anak usia dua tahun kini mengunyah dengan gerakan rahang penuh. Dia pun akan menjalani rutinitas makan yang lebih padat. Makan dijadwalkan tiga kali sehari, plus satu atau dua kali camilan.
Di usia ini, banyak anak pilih-pilih makanan. “Masa balita mungkin merupakan masa yang paling pilih-pilih bagi anak-anak Anda. Penolakan terhadap makanan adalah hal biasa pada usia ini,” jelas Christine Randazzo Kirschner, MS, RDN, CDN, ahli gizi di New York.
Balita juga mulai suka makan camilan. Duh, jadi khawatir nanti anak enggan makan makanan utama jika sudah kenyang makan camilan.
Padahal sebenarnya, memberikan camilan merupakan cara terbaik mengisi kesenjangan nutrisi yang mungkin hilang. Sekaligus juga memberikan kesempatan untuk menambahkan serat ke dalam makanan.
Camilan harus fokus pada makanan utuh, bukan makanan ultra-olahan. Upayakan anak dibatasi makan makanan yang mengandung banyak garam, lemak jenuh, dan gula tambahan.
Contoh camilan untuk anak yakni: setengah potong roti gandum dengan mentega almond dan irisan pisang di atasnya. Ide lainnya yogurt rendah lemak dengan stroberi dan biskuit di sampingnya.
Penutup
Setiap anak berkembang dengan kecepatannya masing-masing. Kita tidak tahu secara pasti kapan si kecil akan mahir menggunakan keterampilan tertentu.
Memahami perkembangan anak dua tahun akan memberi gambaran umum tentang kemampuan anak seiring bertambahnya usia. Selanjutnya, bisa konsultasi ke dokter jika menemukan hal-hal seperti berikut:
- Tidak bisa berjalan di usia delapan belas bulan.
- Berjalan dengan cara jinjit
- Tidak berbicara setidaknya lima belas kata di delapan belas bulan
- Tidak mengetahui fungsi benda-benda rumah tangga biasa di usia lima belas bulan
- Tidak bisa mengikuti instruksi sederhana
- Tidak dapat mendorong mainan beroda.
Jangan lewatkan tulisan selanjutnya tentang perkembangan anak usia 3 tahun ya, Ma. Pastikan juga Mama sudah membaca tulisan sebelumnya, tentang perkembangan anak 1 tahun.
Referensi
verywellfamily.com. 2-Year-Old Child Development Milestones, https://www.verywellfamily.com/2-year-old-developmental-milestones-2631964, diakses pada 30 April 2024.
UNICEF. Your toddler’s developmental milestones at 2 years, https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-toddlers-developmental-milestones-2-years, diakses pada 30 April 2024.
healthychildren.org. Developmental Milestones: 2 Year Olds, https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/toddler/Pages/Developmental-Milestones-2-Year-Olds.aspx, diakses pada 30 April 2024.
webmd.com. Your Child at 2: Milestones, https://www.webmd.com/parenting/child-at-2-milestones, diakses pada 30 April 2024.
Fase pertumbuhan anak memang masing-masing ya mbak, sama-sama usia 2 tahun kadang perkembangannya juga bisa berbeda. Ini harus dipahami orang tua, yang kadang malah overtinking membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Jika ada kendala memang lebih afdol jika konsultasi dengan dokter. Terima aksih informasinya mbak.
Perkembangan setiap anak memang berbeda tapi masing-masing memiliki batas waktu yang perlu dipahami setiap orang tua. Ahh, jadi ingat drama MPASI dan kawan-kawannya yang pernah saya alami. Sekarang anak saya sudah SD Alhamdulillah 😄