Berpesiar Menggunakan Voyager of the Seas, Cerita Kenangan 13 Tahun Lalu

Ada satu pagi yang selalu saya ingat, meski sudah berlalu 13 tahun. Pagi ketika saya untuk pertama kalinya menjejakkan kaki ke Voyager of the Seas, salah satu kapal pesiar terbesar milik Royal Caribbean International. Begitu menapaki dek kapal, rasanya seperti melangkah ke dunia lain. Megah, berkilau, dan penuh detail yang memanjakan mata.

Aroma laut bercampur wangi roti panggang dari kafe di Royal Promenade menyambut saya. Di sepanjang lorong marmer itu, suara tawa penumpang dari berbagai negara menggema, menciptakan suasana yang sulit dilupakan.

Saat itu saya bertugas meliput. Setelah menulis dan mengirim laporan, saya menyempatkan diri menjelajahi setiap lantai kapal. Wow! Ada banyak kemewahan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Hmm, salah satu privilige dari pekerjaan saya dulu adalah bisa workation seperti ini.

Royal Promenade, Jantung Kapal yang Selalu Riuh

Suasana di dalam kapal/ Foto: Nurvita Indarini

Dari sekian banyak area seru di Voyager of the Seas, Royal Promenade adalah favorit saya. Ini benar-benar jantung kapal. Sebuah lorong panjang berlantai marmer, dipenuhi toko, kafe, butik, dan tiba-tiba bisa berubah jadi pasar kaget mini dengan diskon dadakan.

Suatu sore, saya berdiri di pinggir promenade sambil menonton parade karakter DreamWorks. Ya, di tahun 2012 masih ada Shrek, Fiona, dan Po si Kungfu Panda yang lewat sambil menari. Riuhnya luar biasa, tapi tetap hangat dan penuh kebahagiaan.

Pertunjukan skating/ Foto: Nurvita Indarini

Tak jauh dari situ, ada La Scala Theater, tempat saya menonton pertunjukan musikal yang megah. Lampu kristal berkilau, tirai merah tebal yang terangkat perlahan, dan panggung pun hidup dengan musik dan tarian layaknya Broadway. Rasanya sulit percaya bahwa saya sedang berada di atas kapal yang sedang melintasi samudra.

Saya juga sempat menonton ice show di arena seluncur es. Ya, kapal ini punya area skating beneran! Penampilan para skater sungguh memukau, apalagi mengingat kami sedang berada di tengah laut. Wah, betapa canggihnya dunia pariwisata waktu itu.

Aktivitas Tanpa Henti di Atas Kapal

Kolam renang, salah satu fasilitas yang bisa digunakan para tamu/ Foto: Nurvita Indarini

Tahun 2012, Voyager of the Seas sudah menawarkan segudang aktivitas. Kolam renangnya luas, ada arena mini golf, lapangan basket, hingga dinding panjat (rock climbing wall) di bagian buritan. Saya sempat mencoba wall climbing itu. Angin laut berhembus kencang saat saya menggenggam batu pijakan satu per satu. Begitu sampai di atas, rasanya seperti menaklukkan dunia kecil versi saya sendiri.

Bagi yang ingin suasana tenang, tersedia spa & jacuzzi yang nyaman. Setelah seharian menjelajah, saya sering menghabiskan waktu di sana, sambil merenungkan betapa beruntungnya bisa mengalami perjalanan seperti ini.

Menjajal golf mini/ Foto: Nurvita Indarini

Ada juga perpustakaan dan internet corner. Bedanya dengan sekarang, dulu harga internetnya lumayan mahal, sekitar US$ 35 untuk 30 menit. Namun, yaah demi mengirim laporan kantor, mau tak mau harus menekan tombol “connect” juga.

Toko-toko di promenade menjual parfum, jam tangan, cokelat, hingga suvenir eksklusif bertema Voyager of the Seas. Salah satu rekan jurnalis ada yang memborong tas dan dompet untuk putrinya. Sedangkan saya, hanya melihat-lihat saja, he-he.

Makan Malam Tak Terlupakan

Suasana di main dining room yang mewah/ Foto: Nurvita Indarini

Salah satu pengalaman yang paling membekas adalah makan malam di Main Dining Room. Ruangannya mewah, dengan lampu kristal besar, pilar tinggi, dan suasana elegan. Saya yang biasanya makan di warteg dekat kost, merasa bak bangsawan dadakan.

Di tahun 2012, semua tamu masih menerima printed menu nan berkelas. Pramusaji datang dengan senyum hangat, menanyakan appetizer, main course, dan dessert pilihan saya.

Makanan pembuka pesanan saya/ Foto: Nurvita Indarini

Untuk appetizer, saya memilih spring roll dengan saus manis pedas. Makanan ini disajikan dengan irisan kubis dan wortel sebagai garnish. Saus manis pedas dalam mangkuk kecil disertakan sebagai pelengkap. Tak lupa, sedikit sambal khas negara-negara Asia Tenggara.

Hidangan utama yang saya nikmati di main dining room pun sampai sekarang masih jelas teringat. Udang panggang berukuran besar, dibelah memanjang sehingga daging putihnya terlihat menggoda, disiram saus butter yang harum. Di tepinya ada asparagus hijau segar dan tomat ceri.

Makanan utama yang rasanya bikin lidah menari/ Foto: Nurvita Indarini

Ada pula nasi lembut dan tumisan sayur di atasnya sebagai pendamping. Rasanya sangat nikmat, tidak ada yang gagal.

Selanjutnya, saatnya menikmati dessert. Piring putih kecil dengan sepotong kue lembut di atasnya hadir di atas meja. Saya agak lupa dengan kue tersebut, tapi saya suka memakannya. Yang jelas, ada saus cokelat sebagai garnish. Minimalis, tapi tetap terasa mewah.

Sepotong kue manis untuk makanan penutup/ Foto: Nurvita Indarini

Malam itu, saya kembali ke kamar tidak hanya dengan perut kenyang. Ada rasa hangat yang menyusup dan mengendap. Semacam campuran rasa bersyukur, takjub, dan sedikit tidak percaya. Nggak nyangka saya bisa menikmati layanan kapal pesiar mewah. Lalu, 13 tahun kemudian, momen-momen kecil seperti duduk di meja makan kapal pesiar itulah yang justru paling membekas.

Menurut informasi lama yang sempat saya baca, pengalaman makan di Voyager of the Seas memang dirancang bukan sekadar soal makanan, tetapi juga ambiance, variasi menu, dan fleksibilitas. Banyak pilihan menu yang sudah included dalam harga cruise. Namun, bila ingin minuman khusus bisa membeli beverage package dengan diskon hingga 25 persen.

13 tahun berselang, printed menu masih ada. Akan tetapi beberapa kapal Royal Caribbean sudah menambahkan menu digital di layar TV kabin.

Voyager of the Seas Kini Lebih Modern dan Lebih Seru

Suasana kamar/ Foto: Nurvita Indarini

Tiga belas tahun berlalu, Voyager of the Seas kini tampil dengan wajah baru. Setelah renovasi besar pada 2019, kapal ini semakin memanjakan penumpangnya. Beberapa fasilitas lama dipertahankan, namun banyak pula yang ditingkatkan agar sesuai dengan gaya hidup masa kini.

Royal Promenade kini lebih interaktif, dengan pencahayaan LED dan pertunjukan tematik. Arena olahraga bertambah dengan wahana modern seperti FlowRider® surf simulator, laser tag arena, dan sky pad trampolin virtual reality. Anak-anak dan remaja pun punya zona khusus, lengkap dengan game arcade dan ruang belajar kreatif.

Sementara dining room kini menawarkan menu lebih variatif, dari kuliner Asia hingga vegan-friendly options. Restoran spesial seperti Giovanni’s Table (Italia) dan Chops Grille (steakhouse premium) jadi favorit baru para penumpang. Internet pun tak lagi jadi kemewahan. Pasalnya, kini tersedia VOOM high-speed Wi-Fi, yang diklaim sebagai koneksi internet tercepat di laut.

13 tahun lalu, Voyager of the Seas sering berlayar di Asia, meliputi Singapura, Penang, dan Phuket. Kini rutenya sudah banyak berubah. Kapal ini lebih banyak melayani perjalanan dari Seattle ke Alaska, serta Australia dan Pasifik Selatan.

Penutup

Senja dari atas Voyager of The Seas/ Foto: Nurvita Indarini

Setiap kali saya melihat foto lama, perasaan hangat itu kembali muncul. Voyager of the Seas bukan sekadar kapal pesiar, tapi bagian dari perjalanan hidup saya.

Kapal yang dulu saya kenal dengan parade DreamWorks kini tampil lebih modern dan futuristik. Namun satu hal tetap sama. Perasaan takjub ketika berdiri di dek atas kapal, lalu memandang laut luas di bawah sinar matahari. Rasanya diri ini begitu kecil di semesta yang begitu besar

Jika suatu hari saya diberi kesempatan untuk kembali berlayar dengan Voyager of the Seas, saya mungkin tidak akan membawa laptop untuk bekerja seperti dulu. Namun, saya yakin perasaan nostalgia itu akan langsung menyergap. Ya, karena beberapa kenangan memang tidak lekang, meski kapal, rute, dan zaman telah berubah.

Itulah pengalaman saya naik kapal pesiar yang serupa dengan hotel bintang lima. Baca juga tulisan traveling saya lainnya, seperti: Fantastis! Jejak Perjalanan ke Mongolia yang Berselimut Putih

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.