Laptop Andalan untuk Cari Tambahan Penghasilan dari Menulis
Mencari tambahan penghasilan dari menulis adalah kegiatan yang pas banget buat ibu rumah tangga seperti saya. Saat anak-anak tidur dan kerjaan rumah beres, waktunya untuk ketak-ketik demi tambahan cuan. Agar cari cuan lancar, perlu didukung laptop yang mumpuni nih.
Sejak resign pada 2019 lalu hingga kini, saya pakai laptop Macbook Pro 2015 untuk mendukung pekerjaan sebagai penulis lepas. Laptop ini sebelumnya dipakai suami untuk bekerja sebagai seorang programmer. Suami kemudian ganti laptop Apple MacBook Pro M1 2020, sehingga laptop lamanya dikasih ke saya.
Jadi dulu saya baru bekerja menggunakan laptop setelah suami bekerja. Ganti-gantian gitu. Pernah juga dipinjamkan laptop dengan tipe yang sama dari kantor suami.
Dari carisinyal.com, sebuah media informasi soal gadget dan teknologi, saya jadi tahu suami telah menemukan alat kerja yang tepat. Soalnya Apple MacBook Pro M1 2020 dibekali kemampuan menangani berbagai tahapan kerja yang kompleks. Ya, pemrograman adalah salah satu pekerjaan yang kompleks. Apalagi laptop ini memiliki baterai yang tahan lama, sampai 18 jam. Cucok banget buat suami tercinta.
Pengalaman Bersama Macbook Pro 2015
Lima tahun terakhir ini saya familiar dengan Macbook untuk urusan pekerjaan di bidang tulis-menulis. Dulu, saat masih kerja kantoran, saya menggunakan Macbook Air 2015 untuk menulis ribuan artikel. Ketika laptop tersebut dikembalikan ke kantor dan saya pakai laptop yang sebelumnya dipakai suami, tidak ada kendala berarti.
Bagi saya Macbook secara umum itu mudah dipelajari, canggih, dan andal. Apalagi selalu ada pembaruan perangkat lunak secara rutin dan gratis. Hal itu mendukung banget kelancaran saya menggunakan laptop.
Desain Macbook Pro 2015 memang sederhana. Hanya saja, sejak pertama membuka dan mengamati layarnya, kesan canggih dan rapi begitu kuat. Laptop ini memudahkan saya mengelola beberapa jendela dan memantau file. Tak hanya itu, aksesnya pun cepat ke semua kontrol yang diperlukan.
Alhamdulillah, sejauh ini tidak pernah punya pengalaman adanya virus di laptop. Di mata saya, Macbook ini bisa menjaga dirinya sendiri untuk tetap sehat dan tidak terjangkit virus. Aih, mandirinya!
Macbook Pro 2015 sangat memudahkan saya dalam menulis. Sebagai penulis lepas, tentu saya nggak bisa asal-asalan menulis. Butuh referensi dari berbagai sumber tepercaya. Dalam satu kesempatan, saya perlu membuka banyak tab di browser. Alhamdulillah, hal itu tidak membuat laptop saya lemot. Laptop ini mengerti banget diri saya.
Laptop “Tua” dengan Tenaga Kuda
Macbook Pro 2015 sebenarnya sudah tutup usia di tahun 2018. Artinya, sejak saat itu Apple tidak lagi memproduksi seri ini. Sebagai gantinya, di 2018 itu lahir MacBook Pro 2018 yang hadir untuk melengkapi pendahulunya.
Hingga kini, Macbook Pro 2015 di tangan saya ini sudah berusia enam tahun. Mungkin bisa dibilang usia yang cukup tua untuk laptop ya. Kalau di kantor saya dulu, selalu ada regenerasi setiap dua tahun sekali. Hanya saja karena untuk penggunaan pribadi, laptop tua ini masih terus dipertahankan.
Namun, jangan salah ya. Macbook Pro 2015 punya saya ini, meski tua tapi memiliki tenaga kuda. Prosesor Intel Core generasi kelima dengan kecepatan clock 3,1 GHz yang bisa dimaksimalkan hingga 3,4 GHz dalam laptop masih sangat mumpuni.
Penghantaran grafisnya pun masih oke punya. Ini karena keberadaan chip grafis Macbook Pro 2015 dari Intel Iris Graphics 6100.
Laptop juga nggak gampang panas meski saya pakai semalaman untuk mengais cuan dari dunia menulis. Tak cuma itu, saya juga pakai untuk membuat desain grafis sederhana. Lalu, anak saya menggunakannya untuk menonton YouTube. Beberapa kali kami juga menggunakan laptop ini untuk video konferensi. Alhamdulillah, semua kegiatan itu lancar banget.
Regenerasi Macbook Jika Kelak Punya Rezeki
Meski punya banyak sekali kelebihan, tetapi ada juga kekurangan yang dimiliki Macbook saya ini. Pertama, speaker-nya sudah tidak oke. Mulanya yang kanan sember, lalu yang kiri ikut-ikutan. Untuk mengakalinya, saya menyambungkan audionya dengan speaker eksternal melalui bluetooth.
Selain itu, masalah juga ditemukan pada charger-nya. Permasalahan charger Macbook dari dulu yang saya hadapi adalah bagian ujung di dekat konektor yang mudah sekali mengelupas. Kabel bagian dalamnya jadi kelihatan deh.
Sejauh ini saya melindungi kabel charger dengan menggunakan spiral pelindung. Namun, seiring usia, pelindung kabel rontok. Pengelupasan kabel charger pun mulai terlihat.
Macbook Pro 2015 ini secara umum memang masih prima. Hanya saja, jika Allah kelak menitipkan rezeki berlebih, saya berharap bisa melakukan regenerasi laptop.
Saya pribadi sudah jatuh cinta pada Macbook sejak pertama mengenal dan memakainya. Untuk itu, regenerasi laptop akan fokus pada produknya Macbook. Saya mencari rekomendasi Macbook yang pas dan Carisinyal memberikan jawabannya.
Beradasarkan salah satu artikel di Carisinyal, saya mantap memilih Macbook Air 2020 M1 sebagai pengganti Macbook Pro 2015. Ukuran layar 13,3 inch yang notabene lebih kecil dari Macbook Pro 2015 akan lebih mudah saat dibawa ke mana-mana.
Informasi di Carisinyal membantu banget dan mudah dipahami. Saya jadi tahu, Macbook Air 2020 M1 memakai chipset Apple M1 yang didukung Neural Engine. Hal ini menjadikannya memiliki performa dan kecepatan super. Bahkan kata Carisinyal, laptop yang punya RAM 8 GB ini jauh lebih kencang dibanding MacBook Air varian Intel dengan RAM yang sama.
Macbook mengklaim Macbook Air 2020 M1 mampu menyelesaikan tugas sehari-hari dengan mudah, dengan hanya menggunakan sepersepuluh daya. Cocok banget mendukung kegiatan mencari cuan dengan lebih optimal.
Hal yang bikin saya makin naksir Macbook Air 2020 M1 adalah kekuatan baterainya yang mampu bertahan hingga 18 jam. Artinya, baterainya memiliki ketahanan 6 jam lebih lama dari Macbook Air seri sebelumnya.
Tak hanya itu, Macbook Air 2020 M1 memiliki kepadatan pixel yang membuat teks terlihat lebih jelas dan tajam. Laptop ini juga dibekali kamera dan mikrofon yang mumpuni. Tiga mikrofon bawaan memastikan ucapan kita terdengar lebih jelas saat melakukan panggilan, mendikte catatan, atau merekam voice memo. Mikrofon ini lebih fokus pada suara kita, bukan suara di sekeliling kita. Keren!
Oke, cek harga dulu yuk. Macbook Air 2020 M1 dengan 8 GB unified memory dan 256 GB SSD storage dibanderol Rp 14 jutaan. Bismillah, semoga bisa terbeli.
Itulah cerita saya bersama Macbook Pro 2015 dalam mencari tambahan cuan. Punya cerita bersama gadget andalan untuk mengais rezeki juga? Yuk ceritakan juga di blog karena Carisinyal sedang menggelar lomba blog Carisinyal 2021. Iseng-iseng berhadiah nih, karena total hadiahnya Rp 15 juta. Seru banget ‘kan!
Lomba blog ini adalah wujud Carisinyal berbagi kebahagiaan karena tahun ini genap berusia delapan tahun. Wah, selamat ulang tahun Carisinyal, semoga semakin sukses, semakin giat memberikan informasi bermutu seputar dunia teknologi, dan mendapat banyak berkah. Aamiin.