Kenapa Netizen Senang Menjodohkan Fuji dan Aisar Khaled?

“Siap-siap kapal Fuji-Aisar akan berlayar, Buibuk.” Kalimat semacam itu sering saya temukan di kolom komentar media sosial. Netizen saat ini ada yang terserang “Demam Fuji dan Aisar”, konten kreator asal Indonesia dan Malaysia. Wait, adakah Mama-mama di sini yang juga jadi penumpang kapal “AiFu”?
Sejujurnya, saya adalah orang yang suka melihat kedekatan mereka berdua. Rasanya penasaran melihat adakah kelanjutan hubungan Aisar Khaleed dan Fujianti Utami Putri tersebut. Namun, saya bukan termasuk netizen yang menjodoh-jodohkan keduanya. Hanya sebatas penikmat tontonan.
Saya juga bukan orang yang suka mengikuti kehidupan pribadi tokoh publik. Namun, ketika melihat Fuji dan Aisar yang sering tampak salah tingkah alias salting saat bertemu, rasanya ikutan salting. He-he-he. Jadi ingat kisah-kisah di masa muda.
Bahkan ada lho netizen yang gemar mengedit foto Fuji dan Aisar. Setelah itu, dibumbui cerita-cerita bernada “halu”. Ya, gimana nggak halu, wong cerita di foto editan itu tidak pernah terjadi. Mungkin buat seru-seruan saja ya.
Kenapa Emak-Emak Berharap Kapal Fuji dan Aisar Tetap Berlayar?

Mungkin sebagian orang bertanya-tanya, kenapa beberapa netizen, tak terkecuali kalangan emak-emak sangat ingin kapal Fuji-Aisar terus berlayar? Bahkan ada lho emak-emak yang sampai “mengabaikan” pekerjaan domestik demi bisa melihat konten-konten seputar Fuji-Aisar.
Ada juga emak-emak yang mengaku giginya kering lantaran nyengir kelamaan melihat tingkah Fuji dan Aisar. Bahkan ada pula yang mengaku tidak bisa tidur nyenyak jika belum melihat kelakuan pemuda dan pemudi tersebut.
Berdasarkan pengamatan serampangan saya, berikut ini beberapa alasan kenapa emak-emak berharap kapal Fuji-Aisar tetap berlayar.
1. Bikin Ingat Masa Muda
Beberapa kali, Aisar menyatakan di hadapan publik bahwa dirinya tertarik dengan sosok Fuji. Laki-laki asal Negeri Jiran itu pun berharap bisa mengenal Fuji lebih dekat.
Saat Fuji live di Tiktok, Aisar kerap memberikan gift. Melihat yang begitu saja, emak-emak sudah pasa histeris lho. He-he-he.
Apalagi keduanya tuh kerap saling melontarkan kalimat “pancingan” atau “sindiran”. Kendati menyindir, tapi konotasinya positif ya, Mam. Misalnya saja, saat Fuji ditanya perihal Aisar saat dirinya hadir dalam sebuah acara di Makassar, dirinya menjawab, “Tunggu tanggal mainnya.”
Nah, kalimat “tunggu tanggal mainnya” itu sering pula dilontarkan Aisar kala dirinya ditanya netizen perihal Fuji.
Apalagi saat keduanya hadir di acara pernikahan kakak laki-laki Fuji, Frans Faisal. Pertemuan keduanya dinilai banyak saltingnya. Mengingatkan masa muda dulu, ketika ada teman laki-laki yang sedang pendekatan alias pedekate. Jadi ikut merasa salting deeeh. Uhuk!
Ingat ‘kan Mam gimana dulu mantan pacar pedekate? Ingat juga nggak bagaimana respons kita? Ada yang malu tapi mau. Ada juga yang jual mahal. Saya tipe yang jual mahal tuh, ha-ha-ha.

2. Merasa Fuji dan Aisar Cocok
Alasan lain emak-emak berharap kapal Fuji dan Aisar berlayar adalah karena keduanya dianggap cocok dan serasi. Sama-sama masih muda, good looking, serta memiliki chemistry yang terlihat jelas.
Emak-emak cenderung suka melihat pasangan yang bisa saling melengkapi dan memiliki kedekatan alami. Merasa hal tersebut terlihat jelas dari interaksi Fuji dan Aisar, maka emak-emak pun ingin selalu berada di dalam kapal “Aifu”.
3. Kisahnya Menggemaskan
Tingkah Fuji dan Aisar pun dipandang menggemaskan dalam banyak kesempatan. Ketika berfoto bersama, pose keduanya sangat mencuri perhatian. Mereka terkesan kompak dan penuh kehangatan.
Apalagi saat Fuji mem-posting foto berduanya dengan Aisar, tetapi wajah Aisar terpotong. Hal itu benar-benar bikin emak-emak netizen gemas. Terlebih saat live di Tiktok, Aisar berkata, “Bagi wajah, Bro.” Kalimat itu ditengarai ditujukan pada ulah Fuji.
Hubungan yang tampak polos dan tersirat kasih sayang membuat emak-emak berharap bisa berkembang jadi lebih serius. Wah, jika Fuji dan Aisar nantinya memiliki hubungan asmara, pasti emak-emak bakalan girang segirang-girangnya.

4. Keterlibatan Publik yang Menarik
Fuji dan Aisar dikenal luas di media sosial. Itu makanya, emak-emak bisa melihat mereka berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Saat mereka live, emak-emak bisa memberikan komentar dan pertanyaan yang direspons langsung oleh keduanya.
Hal itu menyebabkan emak-emak merasa “terhubung” dengan keduanya. Akhirnya, emak-emak pun menginginkan hubungan tersebut berkembang lebih jauh. Ini merupakan refleksi dari rasa suka dan harapan para emak terhadap pasangan yang baik.
Kenapa Sih di Lingkungan Kita Sering Menjodoh-jodohkan?

Mama, dulu sebelum menikah, pernah nggak jadi “korban” kebiasaan orang sekitar yang suka menjodoh-jodohkan? Apalagi jika kita dianggap sudah siap berumah tangga, tapi masih saja jomlo.
Menjodoh-jodohkan sepertinya sudah jadi “budaya” di berbagai daerah, termasuk Indonesia. Orang-orang senang mencocokkan orang lain menjadi pasangan, terlebih saat melihat dua orang yang dianggap baik dan saling cocok. Tidak hanya orang sekitar saja yang dijodoh-jodohkan, tapi selebriti dan tokoh publik juga lho.
Tampaknya biasa saja, menjodoh-jodohkan orang lain bisa jadi dianggap sebagai sesuatu yang seru. Namun, kadang kala dijodoh-jodohkan juga bisa mengesalkan bagi yang bersangkutan. Apalagi jika dijodohkan dengan sosok yang tidak memiliki “kesan pertama begitu menggoda”.
Lalu kenapa ya di lingkungan kita suka sekali menjodoh-jodohkan? Baik itu menjodohkan orang di dunia nyata, atau bahkan menjodohkan public figure.
1. Adanya Keinginan Melihat Pasangan yang Serasi
Netizen menjodoh-jodohkan Fuji dan Aisar, bisa jadi karena memiliki keinginan melihat pasangan yang serasi. Pihak laki-lakinya ganteng dan kaya raya, demikian pula dengan pihak perempuannya.
Kendati tidak mengenal secara personal, tetapi seringkali orang-orang merasa dirinya tahu sosok siapa yang cocok untuk orang lain atau idolanya. Mereka biasanya melihat dari segi kepribadian, minat, atau tujuan hidup.
2. Terlalu Peduli dan Berempati
Ketika ada teman atau saudara yang belum menemukan pasangan, kerap kali rasa peduli dan empati muncul. Hal ini lantas diwujudkan melalui “jodoh-menjodohkan”. Sebenarnya sih, bukan usil ya, tapi lebih ke bentuk dukungan.
Dalam kasus Fuji dan Aisar, bisa jadi para penggemarnya memang sepeduli itu. Melihat Fuji sudah lama tak memiliki gandengan, ditambah belum lama ditinggal nikah sang mantan.
Pun dengan Aisar yang sudah lama pula tidak memiliki kekasih. Terlebih Aisar juga menunjukkan rasa sukanya pada Fuji. Karena itulah para netizen menjadi shipper.

3. Kepuasan Pribadi
Pernah nggak, Ma, punya teman yang punya kegemaran menjodoh-jodohkan orang lain? Ada tuh dulu teman saya yang begitu. Lucunya, banyak yang berhasil berlanjut hingga ke pelaminan. Tokcer sekali, ya!
Rupanya memang ketika berhasil menjodohkan dua insan dan melihatnya bahagia bersama, menciptakan kepuasan pribadi. Seperti pencapaian tersendiri bagi orang yang menjodoh-jodohkan.
Apalagi dalam lingkungan dan budaya kita, menjodohkan orang lain adalah hal biasa. Masyarakat seringkali merasa memiliki peran untuk membantu orang lain menemukan pasangan, terutama jika terkait dengan keluarga atau teman dekat.
Penutup
Banyak alasan kenapa banyak emak-emak netizen yang menjodohkan Fuji dan Aisar. Bagi penggemar keduanya yang tergabung dalam “Kapal Aifu”, tentu berharap keduanya benar-benar menjalin hubungan, bahkan sampai menikah.
Namun, bagaimana happy-nya kita melihat mereka berdua, Fuji dan Aisar tetaplah individu yang bukan siapa-siapa kita. Kita nggak berhak mengatur mereka untuk bertindak begini dan begitu.
Dibawa happy saja. Jika keduanya benar-benar menjadi pasangan, ikut senang. Akan tetapi, jika keduanya tidak bersama ya sudah. Toh itu hidup mereka. Jodoh dan takdir tidak pernah salah alamat.