Lodeh Tujuh Warna, Ide Masakan di Libur Idul Adha
Masak apa hari ini, Ma? Daging yang dimasak kemarin masih ada? Agar tidak melulu daging, yuk bikin lodeh tujuh warna alias lodeh tujuh rupa untuk menemani aktivitas di libur Idul Adha.
Apakah Mama familiar dengan masakan lodeh tujuh warna? Jujur, saya baru tahu lodeh tersebut pada 2020 lalu, kala pandemi COVID-19 melanda. Saat itu beredar imbauan untuk memasak dan mengonsumsi lodeh tujuh warna, agar masa pagebluk (penyakit) segera berakhir. Hoaks memang, tapi memancing rasa ingin tahu saya, dan menjadi pelecut diri untuk mengeksekusinya.
Sebenarnya, dulu nenek saya sering memasak lodeh ini. Hanya saja, saya tidak tahu bila namanya lodeh tujuh warna. Dulu, yang saya tahu, nenek masak sayur lodeh, dan saya tinggal makan saja, he-he-he.
Ternyata masakan bersantan ini memiliki filosofi. Mungkin itulah yang kemudian melahirkan kabar hoaks anjuran memakan sayur ini di masa-masa pagebluk. Ini dia cerita hingga resep sayur lodeh tujuh warna.
Filosofi di Balik Sayur Lodeh Tujuh Warna
“Pageblug. Wayahe rakyat Mataram nyayur lodeh 7 warna: kluwih, cang gleyor, terong, kulit melinjo, waluh, godong so, tempe. Mugi Sedaya tansah widodo nir ing sambekala.” Begitulah bunyi pesan singkat yang masuk ke beberapa warga di Yogyakarta.
Artinya kira-kira seperti ini. “Pagebluk. Saatnya rakyat Mataram membuat sayur lodeh tujuh warna: kluwih, kacang panjang, terong, kulit melinjo, labu, daun melinjo muda, tempe. Semoga semua selalu selamat dari bencana.”
Pesan semacam itu tidak hanya menyebar saat pandemi COVID-19. Pada saat gempa bumi melanda Yogyakarta pada 2006, ajakan serupa juga beredar.
Mungkin, kabar ini sengaja dimunculkan karena berkaca dari peristiwa 1931. Kala itu, di Yogyakarta sedang terjadi wabah pes. Sultan Hamengkubuwono VIII lantas memerintahkan masyarakat untuk memasak lodeh. Warga juga diminta untuk tidak keluar rumah selama 45 hari (ada pula yang menyebut 49 hari). Tak lama, wabah berakhir.
Apakah ini karena kesaktian sayur lodeh? Hmm, sebenarnya sih yang terpenting dari titah Sultan untuk memasak sayur lodeh saat itu adalah pesan tentang solidaritas sosial. Ketika diuji dengan hadirnya wabah, seluruh masyarakat memasak makanan yang sama. Hal itu menciptakan rasa kebersamaan yang kuat.
Tradisi memasak sayur lodeh sendiri diyakini dari masa kejayaan peradaban Jawa Tengah di abad ke-10. Bahkan konon sayur lodeh membantu masyarakat melewati masa-masa sulit ketika terjadi letusan Gunung Merapi pada 1006 yang dahsyat.
Akan tetapi ada pula yang memperkirakan tradisi memasak lodeh sudah dilakukan pada abad ke-16, setelah bangsa Spanyol dan Portugis memperkenalkan kacang panjang ke Jawa. Demikian pendapat sejarawan kuliner, Fadly Rahman.
Filosofi Sayuran yang Digunakan dalam Lodeh Tujuh Warna
Lodeh tujuh warna ini menggunakan tujuh macam bahan aneka warna. Masing-masing bahan pembuatnya memiliki filosofi yang mendalam. Filosofi tersebut terlihat dari cangkriman atau permainan kata dalam susastra Jawa.
1. Kluwih: kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (keluarga harus lebih mendapat perhatian).
2. Cang gleyor: cancangen awakmu, ojo lungo-lungo (ikatlah (tahan) dirimu, jangan pergi-pergi).
3. Terong: terusno anggone olehe manembah Gusti. Ojo datnyeng, mung yen iling tok (teruskan dalam menyembah Tuhan. Jangan cuma sepintas lalu, hanya pada saat ingat saja).
4. Kulit melinjo: ojo mung ngerti njobone, ning kudu reti njerone babakan pagebluk (jangan hanya tahu luarnya, tapi juga harus memahami makna terkait adanya bencana).
5. Waluh: uwalono ilangono ngeluh gersulo (hilangkan keluh kesah.
6. Godong so: golong gilig donga kumpul wong soleh sugeh kaweruh babakan agama lan pagebluk (gotong royong, berdoa bersama orang saleh yang banyak ilmu soal agama dan soal bencana).
7. Tempe: temenana olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (bersungguh-sungguhlah meminta pertolongan Allah.)
Masyarakat Jawa memiliki kebiasaan otak-atik gatuk atau mencocok-cocokkan segala sesuatu. Mungkin dari situlah, filosofi bahan-bahan pembuat lodeh tujuh rupa bermula. Setidaknya demikian pendapat peneliti sejarah Jawa, Yoseph Kelik.
Resep Sayur Lodeh Tujuh Warna
Setelah mengetahui filosofi di balik sayur lodeh tujuh warna, yuk kita masak masakan yang satu ini. Oke, ini dia resep sayur lodeh tujuh warna.
Bahan-bahan
Kulit melinjo segenggam
Tempe 1/2 papan dipotong kotak
Cang gleyor (kacang panjang) 5 helai dipotong ukuran korek api
Kluwih setengah buah, dipotong dadu dan direbus
Labu kuning atau waluh sekitar 300 gram dipotong dadu
Terong 1 buah, dipotong dadu
Daun so (daun melinjo) segenggam, dicincang kasar
500 ml santan kelapa
Bumbu-bumbu
Bawang merah 8 butir
Bawang putih 6 butir
Ketumbar
Kemiri 3 biji
Terasi
Cabe merah 5 buah diiris serong
Daun salam 2 lembar
Garam 1 sendok makan
Lengkuas 1 ruas digeprek
Udang rebon
Minyak untuk menumis
Air
Cara membuat
1. Haluskan bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, terasi, dan garam.
2. Tumis bumbu halus hingga harum, lalu beri air.
3. Masukkan kulit melinjo, kluwih, tempe, dan lengkuas geprek sampai agak empuk.
4. Masukkan waluh, terong, kacang panjang, daun so, dan udang rebon, lalu tunggu hingga layu.
5. Masukkan irisan cabai merah dan santan.
6. Setelah matang, sajikan sayur lodeh tujuh warna.
Manfaat Sehat Sayur Lodeh Tujuh Warna
Lodeh tujuh rupa ini penampakannya cantik sekali, karena ada berbagai warna di dalamnya. Allah pasti punya maksud tertentu menciptakan tumbuhan dalam berbagai warna tersebut.
Warna bahan pangan yang berbeda-beda itu menunjukkan kandungan gizi dan senyawa fitokimia yang berbeda. Senyawa alami itu bisa melindungi tumbuhan. Nah, bila dikonsumsi manusia, diyakini pula bisa melindungi dari berbagai penyakit. Masyaallah ya, Ma.
Jadi, semakin banyak variasi warna di makanan kita, semakin lengkap pula gizi yang diperoleh.
Dikutip dari antaranews, ahli gizi dari UGM, Fasty Arum Utami, menjelaskan sayur lodeh merupakan komposisi makanan seimbang yang baik. Mengonsumsi sayur lodeh tujuh warna dapat menambah asupan gizi.
Menurut Fasty, kluwih dan labu kaya akan kandungan karbohidrat kompleks, bukan karbohidrat sederhana. Karbohidrat kompleks akan memberikan efek kenyang lebih lama. Selain itu, banyaknya sayuran yang terkandung di dalam sayur lodeh tujuh warna memberikan asupan serat bagi tubuh.
Terong dan daun melinjo kaya akan antioksidan yang bermanfaat untuk menangkal radikal bebas. Kacang panjang adalah sumber protein nabati yang mengandung asam folat. Sedangkan labu kuning mengandung karbohidrat kompleks dan serat. Secara umum bahan-bahan sayur lodeh tujuh warna memiliki gizi tinggi karena mengandung serat, vitamin, dan mineral.
Sayur lodeh menggunakan santan. Nah, agar santan tidak berubah menjadi lemak jenuh yang membahayakan kesehatan, jangan memanaskan santan terlalu lama.
Penutup
Sayur lodeh tujuh warna ini tidak saja enak dilihat, tapi juga enak di lidah, dan bermanfaat bagi tubuh. Pedasnya cabai dan gurihnya santan berpadu, membungkus setiap elemen lodeh.
Tambahan rebon dan terasi bikin aroma dan rasa lodeh semakin kuat. Benar-benar nikmat tak terkira. Cocok banget dimakan bersama nasi putih dan tempe goreng garit. Mak nyus!
Mama pernah masak sayur lodeh ini? Jika belum, cuz deh dicoba di libur Idul Adha ini. Atau mau masak lainnya? Mungkin Mama mau coba masak simpel lainnya “Sayur Besan, Masakan Khas Betawi Penggugah Selera“.
Referensi
gatra.com. “Sayur Lodeh 7 Warna ala Warga Yogya Kala Pagebluk Corona”, https://www.gatra.com/news-472843-gaya-hidup-sayur-lodeh-7-warna-ala-warga-yogya-kala-pagebluk-corona.html, diakses pada 17 Juni 2024.
krjogja.com. “Lodeh 7 Warna Mampu Tangkal Corona, Ternyata Ini Kandungan Gizinya”, https://www.krjogja.com/yogyakarta/1242500819/lodeh-7-warna-mampu-tangkal-corona-ternyata-ini-kandungan-gizinya?page=2, diakses pada 17 Juni 2024.
antaranews.com. “Kenapa Sayur Lodeh Tujuh Warna Baik untuk Tubuh? Begini Penjelasannya”, https://jatim.antaranews.com/berita/366866/kenapa-sayur-lodeh-tujuh-warna-baik-untuk-tubuh-begini-penjelasannya, diakses pada 17 Juni 2024.
kompas.com. Sejarah Sayur Lodeh, Hidangan Penghalau Wabah di Pulau Jawa, https://pemilu.kompas.com/read/2021/03/16/125200578/sejarah-sayur-lodeh-hidangan-penghalau-wabah-di-pulau-jawa, diakses pada 17 Juni 2024.
Warna sayur lodehnya cantik, Ma. Menggugah selera. 😋
Selain bergizi seimbang, filosofinya juga dalam ya kak.