DIY Keren! Cara Membuat Sabun Cair Cuci Piring Ramah Lingkungan

Mencuci piring dan baju bisa mengancam lingkungan? Jawabannya bisa, apabila sabun cuci piring dan deterjen yang dipakai mengandung zat-zat yang tidak ramah lingkungan. Lalu, gimana? Hmm, kita bisa bikin sendiri sabun cair cuci piring ramah lingkungan lho.

Keuntungan membuat sabun cuci piring sendiri, kita bisa pastikan kualitas bahan pembuatnya aman. Kita juga jadi tahu benar proses pembuatannya. Dengan begitu, lebih tenang karena bisa memastikan sendiri kebersihan dan keamanannya.

Tapi kan ribet? Sejujurnya, tidak seribet yang dibayangkan lho, Ma. Membuat sabun cair cuci piring ramah lingkungan sendiri bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan kreatif. Jangan lupa ajak si kecil dalam kegiatan ini, dia pasti suka. Seru lho!

Alasan Membuat Sabun Cair Cuci Piring Sendiri

sabun cuci piring ramah lingkungan
Ilustrasi sabun cuci piring dari lerak/ Gambar diolah menggunakan Canva

Beberapa sabun cuci piring dan deterjen yang dijual di pasaran memiliki kandungan fosfat. Padahal nih, kandungan yang satu ini bisa menyebabkan berbagai masalah pencemaran air. Gimana nggak? Fosfat tidak dapat terurai secara hayati dan tidak dapat dihilangkan dalam pengolahan air limbah.

Untuk apa fosfat digunakan dalam sabun cuci piring dan deterjen? Gunanya untuk menurunkan tegangan pada permukaan air, sehingga lebih mungkin untuk berinteraksi dengan minyak dan lemak. Sederhananya, untuk membantu meluruhkan minyak dan kotoran.

Selain fosfat, senyawa kimia seperti alkyl Benzene sulfonate, Diethanolamines, Alkyl phenoxy, juga merupakan surfaktan. Sayangnya, semua senyawa ini berasal dari minyak bumi yang merupakan sumber daya alam tidak dapat diperbarui.

Ada lagi nih yang lebih mengerikan. Fosfat juga dapat menyebabkan eutrofikasi. Nah, eutrofikasi ini bisa menghilangkan oksigen yang tersedia di air dan menyebabkan kematian organisme lain. Bayangkan ikan-ikan dan makhluk air lain mati gara-gara sabun cair dan deterjen tidak ramah lingkungan.

Triclosan yang mengandung zat antibakteri juga kerap ditambahkan dalam sabun cuci piring dan deterjen. Mengutip WWF, penelitian ilmiah yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan ketika cairan pencuci piring yang mengandung triclosan dicampur dengan air keran yang mengandung klor, maka akan menghasilkan kloroform dalam jumlah signifikan.

Padahal Badan Perlindungan Lingkungan AS telah menggolongkan kloroform sebagai zat yang mungkin bersifat karsinogen bagi manusia. Sedangkan menurut ilmuwan di Politeknik Virginia, AS, trihalomethanes seperti kloroform dalam air minum ditengarai terkait dengan masalah kandung kemih manusia, kanker, dan keguguran.

Saya sendiri sering kali mengalami kulit kering dan mengelupas jika menggunakan sabun cuci piring yang dijual di pasaran. Anak Sulung saya lebih parah lagi, telapak tangannya gatal-gatal setiap kali menggunakan sabun cuci piring dan deterjen yang saya beli di toko sekitar.

Alasan-alasan itulah yang akhirnya mendorong kami membuat sendiri sabun cair cuci piring ramah lingkungan. Jadi, selain aman bagi lingkungan, juga bersahabat bagi kulit kami yang sensitif ini.

Sebenarnya ada beberapa cara membuat sabun cair cuci piring ramah lingkungan. Namun, kami lebih suka membuatnya dari lerak.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak Mama semua untuk berkenalan dengan lerak. Terus baca tulisan ini untuk mengetahui cara membuat sabun cair cuci piring ramah lingkungan menggunakan lerak, ya.

Mengenal Lerak, Bahan Sabun Cair Cuci Piring Ramah Lingkungan

lerak
Lerak/ Foto dari Canva

Lerak adalah buah seukuran duku berwarna cokelat kehitaman. Kadang ada juga yang menyebutnya klerak atau lamuran. Buah yang satu ini memiliki nama Latin (Sapindus rarak De Candole atau Sapindus mukorossi.

Sekilas lerak mirip buah palem. Namun, saat disentuh teksturnya lebih keras. Nah, buah lerak berasal dari pohon yang banyak tumbuh di hutan di Indonesia, seperti di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.

Untuk mendapatkan lerak, tentu kita tidak perlu bersusah payah ke hutan. Saat ini, banyak toko online yang menjual lerak. Saya beberapa kali membelinya di lokapasar.

Penasaran kenapa Lerak bisa dijadikan bahan sabun cuci piring ramah lingkungan?

Rahasianya ada pada getah saponin yang terkandung di dalamnya.

Saponin inilah yang bisa menghasilkan busa, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan pencuci. Saponin sendiri sebenarnya merupakan senyawa organik beracun yang bisa membuatnya menjadi pestisida nabati.

Kandungan saponin ini tidak akan mencemari air dan lingkungan. Bahkan sisa-sisa lerak yang sudah disulap menjadi sabun cair cuci piring ramah lingkungan itu bisa dijadikan kompos. Tidak ada yang terbuang percuma.

Lerak tidak hanya bisa digunakan sebagai sabun cuci piring dan deterjen saja, lho. Bisa pula dijadikan sabun muka, sabun badan, vitamin penumbuh rambut, juga mengatasi kapalan. Bahkan beberapa penelitian menyebut, lerak bisa membantu mengurangi jerawat dan scabies. Demikian dikutip dari carbonethics.

Cara Membuat Sabun Cair Cuci Piring Ramah Lingkungan

cuci piring
Ilustrasi cuci piring/ Foto dari Canva

Oke, sekarang kita mulai yuk DIY hebatnya alias do it yourself membuat sabun cuci piring cair ramah lingkungan. Bahan-bahannya mudah didapat dan ekonomis.

Bahan

20 buah lerak

1-2 liter air

2-4 sendok garam

2 buah jeruk nipis

Cara membuat

1. Lerak tuh keras ya, Ma, jadi kita butuh merendamnya dalam air selama sekitar dua malam.

2. Setelah direndam, lerak akan jadi lebih lembut. Pencet dan remas-remas lerak yang sudah lembut. Saya biasanya mengajak si kecil untuk melakukan aktivitas ini. Lumayan, bisa jadi kesibukan untuknya.

3. Setelah itu semua lerak dipencet dan saponinnya keluar, bersiap untuk merebusnya ya. Wait! Untuk mengenali, saponin ini warnanya cokelat cerah, sedikit lengket, dan berbusa.

4. Rebus dalam panci bersama garam dan jeruk nipis yang sudah dipotong-potong atau diperas. Gunanya garam adalah untuk membuat sabun cair lerak awet hingga sebulan. Sedangkan jeruk nipis untuk menambah aroma segar. Mama juga bisa menggunakan kulit jeruk untuk menggantikan jeruk nipis ini.

5. Rebus lerak sampai mendidih, setelah itu biarkan dingin.

6. Saring air rebusan lerak yang sudah dingin.

7. Jadi deh, sabun cair cuci piring ramah lingkungan hasil dari DIY hebat bersama si kecil.

8. Untuk menggunakannya, sama seperti menggunakan sabun cuci piring pada umumnya ya, Ma. Memang teksturnya sangat cair, beda dengan sabun cuci cair cuci piring konvensional. Namun, khasiatnya tetap ampuh mengangkat kotoran di piring dan alat masak.

9. Jangan lupa, sisa-sisa leraknya dikompos untuk tanaman di halaman ya, Ma.

Cairan Lerak untuk Mencuci Baju dan Mengepel

sabun cuci piring ramah lingkungan
Cairan lerak yang multifungsi/ Foto dari Canva

Sabun cair cuci piring ramah lingkungan dari lerak ini bisa digunakan untuk banyak hal. Mama bisa menggunakannya untuk mencuci baju dan mengepel.

Untuk mencuci baju, campurkan 50 ml cairan lerak dengan satu liter air. Setelah itu, gunakan untuk mencuci seperti biasa.

Ada lagi, nih, cara lain menggunakan lerak sebagai deterjen, seperti saya kutip dari blog Mbak Dwi Sasetyaningtyas alias Mbak Tyas, pegiat gaya hidup berkelanjutan.

1. Rendam 7-10 buah lerak selama 2 malam

2. Pencet buah lerak berulang kali untuk mengeluarkan getah saponin

3. Pisahkan buah lerak dari bijinya

4. Masukkan buah lerak yang lunak ke dalam kantong kecil

5. Masukkan deh ke dalam mesin cuci, untuk digunakan mencuci seperti biasa.

Namun, carbonethics mengingatkan agar tidak sering-sering menggunakan lerak untuk mencuci baju berwarna cerah. Mungkin karena warna lerak yang kecokelatan  bisa merusak warna baju.

Sedangkan untuk mengepel, Mama bisa mencampur dua sendok teh lerak dengan satu liter air. Pastikan cairan tercampur merata. Jika terlalu banyak menggunakan lerak, lantai bisa lengket.

Pilih Juga Sabut Cuci Piring Ramah Lingkungan

spons gambas
Spons gambas/ Foto oleh Nurvita Indarini

Sabun cair cuci piring ramah lingkungan sudah dipakai nih, jangan lupa sabutnya juga yang ramah lingkungan ya. Misalnya, kita bisa menggunakan spons dari gambas.

Seperti namanya, spons tersebut terbuat dari sayur gambas. Namun, gambas yang digunakan adalah yang berukuran besar. Gambas jenis ini dikenal sebagai gambas taiwan, ada pula yang menyebutnya oyong, labu-labuan, dan labu luffa.

Cara membuatnya, gambas kering dipukul hingga kulitnya terkelupas, dan menyisakan serat kehijauan. Selanjutnya, serat direndam dan ditutup selama tiga hari. Tujuannya adalah agar getah dan dagingnya hilang. Ketika direndam, gambas berubah warna jadi kuning keemasan.

Proses berikutnya adalah meniriskan gambas, dan menjemurnya di bawah matahari hingga kering. Spons alami ini teksturnya kering, berongga, kasar, agak kaku, dan sedikit kenyal.

Untuk menggunakan spons gambas, hanya perlu membasahinya dengan air. Seketika, spons yang kaku akan lebih mudah digenggam. Persis seperti kanebo. Selanjutnya, ambil beberapa tetes sabun cuci piring cair ramah lingkungan, dan gunakan untuk mencuci piring seperti biasa.

Spons gambas ini tidak kalah kualitasnya dari spons plastik lho, Ma. Lebih mudah dibersihkan dan tidak berbau lagi. Namun, jangan lupa untuk mengganti spons ini setiap satu bulan sekali, agar tidak menjadi sarang kuman. Berbeda dari spons sintetis, spons gambas merupakan sampah organik yang sangat mudah terurai.

Penutup

Menjaga lingkungan nyata bisa dilakukan dari hal-hal sederhana. Ya, tak perlu menunggu menjadi superhero untuk bertindak menyelamatkan Bumi.

Menggunakan sabun cair cuci piring ramah lingkungan bisa jadi langkah kecil berdampak besar untuk menjaga lingkungan. Sabun dari lerak memang ramah lingkungan, tetapi harus tetap hati-hati karena pada beberapa orang bisa mengakibatkan alergi, ya, Ma. Alhamdulillah anak saya yang kulitnya sensitif sih aman-aman saja dengan sabun ini.

O, ya cara lain untuk menjaga lingkungan bisa dilakukan juga dengan cara menerapkan gaya hidup agar sampah makanan tidak menggunung.

Kalau Mama gimana nih caranya menjaga lingkungan?

Referensi

wwf.eu. “Washing Dishes Can be Bad For Your Health,” https://www.wwf.eu/?21255/Washing-dishes-can-be-bad-for-your-health, diakses pada 23 September 2024.

downtoearth.org. “How Our Detergent Footprint is Polluting Aquatic Ecosystems,” https://www.downtoearth.org.in/water/how-our-detergent-footprint-is-polluting-aquatic-ecosystems-77935, diakses pada 23 September 2024.

carbonethics.co. “Lerak: Traditional Natural Detergent to Wash Your Batik Clothes,” https://www.carbonethics.co/post/lerak-the-traditional-natural-detergent-that-you-should-use-to-wash-your-batik-clothes, diakses pada 23 September 2024.

sustaination.id. “Membuat Detergen dan Sabun dari Buah Lerak,” https://sustaination.id/membuat-detergen-dan-sabun-dari-buah-lerak/, diakses pada 23 September 2024.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.