Jalan-jalan ke Desa Wisata Penglipuran, Dapat Bonus Taman Bunga Cantik
Ini kisah kami beberapa waktu lalu untuk menggurat kenangan. Sekeluarga berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran. Happy sekali kala mendapat “bonus” taman bunga cantik setelah menjelajah hutan bambu, benar-benar bikin kerasan.
Lokasi taman bunga ini agak tersembunyi. Bahkan dari jalan raya, harus masuk lagi ke jalanan yang lebih kecil. Nah, jalan menuju ke lokasi itulah ditumbuhi tanaman bambu, sehingga banyak yang menyebutnya sebagai hutan bambu.
Kalau dibilang hidden gem, saya rasa nggak berlebihan. Taman bunganya memang seindah dan seasri itu. Warna-warni bunga dipadu hijaunya daun, dengan latar belakang besar langit biru. Wah, seandainya bawa laptop, saya pasti betah ketak-ketik di sana.
Oke, nanti saya ceritakan lebih lengkap lagi ya tentang taman bunga ini. Sekarang kita sambangi dulu Desa Wisata Penglipuran. Kira-kira ada apa ya di desa ini?
Desa Wisata Penglipuran, Terbaik di Dunia Tahun 2023
Desa adat ini banyak menoreh prestasi. Itu makanya langsung masuk daftar kunjung kala kami sekeluarga liburan ke Bali. Salah satu prestasi terbarunya adalah masuk daftar desa wisata terbaik dunia tahun 2023.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNWTO (United Nation World Tourism Organization). Jadi, Desa Penglipuran bergabung bersama 19 desa lainnya yang memiliki potensi besar dari berbagai penjuru dunia.
20 Desa tersebut mendapatkan bimbingan untuk menjadi Best Tourism Villages UNWTO di periode selanjutnya. Masyaallah, keren banget ya!
Nggak hanya itu, Penglipuran juga dinobatkan sebagai desa terbersih ketiga di dunia menurut Green Destinations Foundation. Tidak mengherankan, karena masyarakat setempat memang sangat menjaga kebersihan. Lihat saja, setiap 30 meter pasti ada tempat sampah.
Harga Tiket Masuk Desa Wisata Penglipuran
Sebelum menjelajahi Desa Penglipuran, beli tiket masuk dulu ya. Harganya cukup terjangkau. Rp25.000 untuk wisatawan lokal dewasa, dan Rp15.000 untuk anak-anak.
Sedangkan untuk wisatawan mancanegara, harga tiket masuk Desa Penglipuran dibanderol Rp50.000. Bagi wisatawan mancanegara anak-anak, tiketnya Rp30.000.
Suasana Desa Penglipuran asri dan sejuk. Enak banget sih jalan-jalan sambil mengabadikan foto di sana. Sayangnya, kami datang saat musim liburan, jadinya ramai sekali. Mendapatkan foto dengan latar belakang yang sepi adalah hal mustahil.
Sebenarnya, waktu terbaik berkunjung adalah saat perayaan Galungan. Di saat itu, penduduk setempat akan menghias rumahnya, sehingga lebih cantik dan penuh warna.
Baca tulisan tentang obyek wisata lainnya di Indonesia yuk: Berkunjung ke Benteng Marlborough Bengkulu, si Kecil Bebas Berlari-lari
Di desa ini, kita bisa masuk ke semacam gang berisi rumah-rumah warga. Kebanyakan rumah memiliki dinding dari anyaman bambu dan beratap sirap atau terbuat dari kayu. Kebanyakan warga juga masih mempertahankan dapur tradisional khas Bali.
Hanya saja saat ini kebanyakan warga menjadikan area rumahnya untuk berjualan. Ada yang berjualan suvenir, buah-buahan, serta makanan. Ah iya, saat di sana, jangan lupa mencicipi loloh cemcem. Ini semacam jamu yang terbuat dari daun cemcem atau kedondong hutan.
Loloh cemcem berwarna hijau dan dikemas dalam botol air mineral. Harga sebotol loloh cemcem Rp5.000. Rasanya asam, asin, manis, pedas, dan sedikit kecut. Segar dan unik. Konon loloh cemcem bermanfaat mengatasi panas dalam, melancarkan sembelit, dan menurunkan tekanan darah.
Lokasi Desa Penglipuran
Desa Wisata Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Jaraknya sekitar 60 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Sedangkan dari pusat Kota Denpasar jaraknya sekitar 45 km.
Desa ini usianya sudah ratusan tahun lho, tepatnya ada sejak 700 tahun lalu. Kala itu masa Kerajaan Bangli. Konon, Desa Penglipuran adalah hadiah dari Raja Bangli kepada masyarakat yang turut bertempur melawan Kerajaan Gianyar.
Masyarakat setempat masih menjunjung tinggi adat istiadat dan tradisi nenek moyang yang berumur ratusan tahun. Misalnya nih, masih menerapkan hukum tradisional di masyarakat, yakni awig-awig.
Taman Bunga Cantik di Penglipuran
Setelah menjelajahi area rumah penduduk, kami melanjutkan perjalanan membelah hutan bambu. Setelah keluar dari area pemukiman ke arah kanan, sekitar 300 meter kemudian kami menemukan tempat penuh bunga dan tanaman hias.
Mata kami terbelalak menyaksikan hamparan marigold berwarna kuning dan jingga. Di sudut yang lain bunga matahari mengangguk-angguk terkena angin, laksana sedang menyapa siapa saja yang berkunjung.
Tempat apa itu? Sebenarnya ini adalah cafe sekaligus tempat berjualan tanaman hias. Namanya Cafe Kebun. Kebetulan, perut sudah berteriak-teriak minta diisi. Kami pun memilih duduk di tempat yang ada payung tamannya.
Suami ingin makan sayur, jadi dia memesan capcay kuah. Si sulung ingin makan spaghetti. Sementara si bungsu dan saya memilih nasi dan ayam goreng serundeng. Kapan-kapan saat ke sana lagi, saya ingin coba mujair nyatnyat, katanya menu ini recommended sekali.
Nih ya, duduk di bawah payung besar Cafe Kebun, ditemani secangkir kopi kintamani, rasanya tenang dan damai banget. Ini kayanya kalau buat nulis, segala macam ide gampang datang dan dituangkan.
Karyawannya juga ramah banget. Bikin betah deh. Suami pas mau ambil kendaraan di parkiran Desa Wisata Penglipuran yang jaraknya sekitar 800 meter diantarin lho pakai sepeda motor. Suami sudah jalan, eh sama mereka disusul dan diantarin. Best banget.
Oh ya, sebelum makanan yang dipesan datang, saya dan anak-anak berjalan-jalan sambil mengagumi aneka bunga yang ada. Serasa peri bunga yang tengah berjalan-jalan menikmati bunga-bunga cantik. He he he.
Penutup
Misi menggurat kenangan bersama keluarga di Desa Wisata Penglipuran tertunaikan. Alhamdulillah. Hati senang, pengetahuan makin luas, pengalaman bertambah, dan perut kenyang.
Nantikan cerita perjalanan kami lainnya ya.
Referensi
kompas.com. Mengintip Pesona Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih Ketiga di Dunia, https://travel.kompas.com/read/2021/10/22/155500927/mengintip-pesona-desa-penglipuran-di-bali-desa-terbersih-ketiga-di-dunia, diakses pada 17 Januari 2024.
indonesia.go.id. Desa Wisata Penglipuran Bali Diakui Dunia, https://www.indonesia.go.id/kategori/pariwisata/7696/desa-wisata-penglipuran-bali-diakui-dunia?lang=1, diakses pada 17 Januari 2024.
djkn.kemenkeu.go.id. Mengenal “Loloh Cemcem”, Minuman Tradisional Khas Pulau Dewata, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13538/Mengenal-Loloh-Cemcem-Minuman-Tradisional-Khas-Pulau-Dewata.html, diakses pada 17 Januari 2024.