Anti-GTM, Ini 7 Cara Jitu Atasi Anak Susah Makan

Pernahkah si kecil melakukan aksi GTM alias gerakan tutup mulut saat makan? Hiks, sedih sekali ya, Ma. Duh, bagaimana kalau terus-terusan GTM lalu berat badannya merosot? Tenang, Mama, jangan panik. Ambil napas panjang dan baca tulisan ini sampai selesai ya. Dijamin banyak pencerahan tentang solusi anak susah makan.

Sebenarnya anak susah makan dengan melakukan GTM itu wajar banget. Ini adalah fase normal yang dihadapi anak. Hanya saja kita harus paham bahwa suatu masalah muncul karena ada penyebabnya. Maka itu, kita perlu tahu penyebab GTM sehingga anak susah makan.

Sebelum dipaparkan mengenai cara jitu mengatasi anak susah makan, ada baiknya kita pahami dulu beberapa hal penting. Pertama, soal makanan pendamping ASI (MPASI). Kedua, mengenal penyebab anak susah makan. Nah, yang ketiga tentang cara mengatasi susah makan. Akan dibahas pula tentang perasa alami yang kaya gizi, terutama omega-3, untuk tambahan dalam makanan anak.

Memulai MPASI

anak-susah-makan
Cara mengatasi anak susah makan/ Foto: avitalchn dari Pixabay

MPASI sedianya dimulai saat bayi berusia enam bulan. Namun, sebenarnya bisa dimulai lebih awal lho, Ma. Bayi bisa mulai MPASI di usia 4 bulan apabila dibutuhkan.

Anak teman saya dulu mulai MPASI di umur empat bulan karena berat badan yang sedikit sekali naiknya. Setelah konsultasi ke dokter, akhirnya disarankan untuk memberi MPASI di usia sebelum enam bulan. Ya, bagaimana pun, bayi yang sehat dengan pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia adalah prioritas utama.

Kebutuhan ASI dan MPASI

Saat memulai MPASI, tentu kita nggak bisa kasih makanan banyak-banyak ke si kecil ya, MA. Bayi baru belajar makan, jadi kita harus sabar.

dr Dimple Nagrani, SpA dari RSIA Bunda Jakarta menjelaskan seiring pertambahan usia anak, kebutuhan ASI dan MPASI tentu berbeda. Di usia 6-9 bulan, bayi butuh ASI hingga 70 persen. Sedangkan MPASI yang dibutuhkan adalah 30 persen.

Di usia 9-12 bulan, mulai ada peningkatan kuantitas MPASI nih, Ma. MPASI dan ASI harus diberikan dalam porsi seimbang, yakni 50:50.

Sedangkan saat bayi berusia di atas 12 bulan, kebutuhan ASI hanya 30 persen saja. Ya, saat ini MPASI harus lebih banyak diberikan, mencapai kuantitas 70 persen.

Strategi Pemberian MPASI

Dalam memberikan MPASI juga ada strateginya, MA. dr Dimple bilang ada empat strategi yang perlu banget kita ingat.

1. Tepat Waktu

Jangan terlambat mengenalkan makanan pendamping pada si kecil ya, Ma. Kadang kita tergoda memberikan susu saja untuknya karena berbagai alasan, sehingga menunda MPASI. Jika hal ini terlintas di benak, jangan lakukan ya, Ma.

Termasuk pula dalam menaikkan tekstur, jangan ditunda juga. Bermula dari bubur saring, lalu makanan yang dilumatkan, kemudian dicincang halus dan dicincang kasar, hingga makanan yang bisa dipegang sendiri oleh si kecil.

2. Adekuat

“MPASI yang diberikan memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak,” terang dr Dimple dalam webinar bertajuk Cara Cerdas Mengatasi Anak yang Susah Makan, Selasa (23/3/2021).

Salah satu mikronutrien penting bagi anak adalah omega-3. Dikutip dari situs Eat Right, omega-3 merupakan asam lemak esensial yang berfungsi membantu menjaga otak tetap sehat.

Omega-3 juga bagian penting proses pembangunan sel-sel baru untuk mengembangkan sistem saraf dan kardiovaskular pusat. Dengan bantuan omega-3, nutrisi diserap tubuh dengan lebih baik. Selain itu, omega-3 juga penting untuk mengoptimalkan fungsi mata.

3. Aman dan Higienis

Jangan lupa ya, Ma, untuk memastikan alat, bahan, serta proses pembuatan MPASI aman dan higienis. Caranya antara lain dengan memisahkan talenan, pisau, piring, maupun sendok yang digunakan untuk makanan mentah dan matang.

Oh ya, perhatikan juga kebersihan alat masak dan tangan kita. Jadi sebelum masak, yuk kita cuci tangan pakai sabun dulu, Ma. Bahan makanan juga harus bersih. Pastikan pula telur, daging, dan ikan kita masak sampai benar-benar matang.

Saat menyimpan MPASI, pastikan ya, Ma, disimpan di kulkas dengan suhu di bawah 5 derajat Celcius. Makanan yang seharusnya disimpan di lemari pendingin sebaiknya tidak digunakan setelah dua jam di suhu ruangan.

4. Diberikan Secara Responsif

Responsif di sini berarti MPASI diberikan dengan melihat tanda lapar atau kenyang si kecil. Mama bisa menggunakan mangkuk berukuran 250 ml untuk memastikan kecukupan makan si kecil. Di usia 6-9 bulan, porsi MPASI adalah 3 sendok hingga setengah mangkuk 250 ml.

Saat bayi berumur 9-12 bulan, porsi MPASI-nya adalah separuh mangkuk 250 ml. Sedangkan saat bayi berusia di atas 12 bulan, porsi makannya 3/4 hingga semangkuk penuh 250 ml.

Seperti Inilah MPASI Terbaik untuk Cegah Stunting

Jika kurang nutrisi, anak bisa mengalami stunting alias tubuh pendek yang tidak sesuai dengan pertumbuhannya. Hal ini bisa diakibatkan oleh MPASI yang diasupnya. Penasaran seperti apa MPASI terbaik untuk mencegah stunting dan kurang gizi?

Kandungan MPASI

dr Dimple memaparkan kandungan MPASI hendaknya mengikuti kandungan ASI. Dengan demikian untuk anak 6-8 bulan ada karbohidrat sebanyak 50 persen atau 25 gram/hari atau 12,5 gram/sekali makan. Selanjutnya protein 20 persen atau 10 gram/ hari atau 5 gram/ sekali makan. Sedangkan lemak 30 persen atau 6,7 gram per hari atau 3,35 gram per kali makan. Sementara itu zat besi yang dibutuhkan adalah 11 mg/ hari.

Cukupkah Pisang Saja untuk MPASI?

Adakah Mama yang memberikan pisang saja untuk MPASI? Untuk diketahui dalam dua pisang ukuran 225 gram terdapat 41,4 gram karbohidrat, kandungan lemak sebanyak 0,4 gram, kandungan protein 2,5 gram, dan zat besi 0,6 gram.

Jadi bagaimana, apakah cukup memberikan pisang saja untuk MPASI? Jawabannya: tidak.

MPASI 4 Kuadran

Ketimbang memberikan menu tunggal untuk MPASI bayi, sebaiknya diganti ke menu 4 kuadran. Maksudnya ada karbohidrat, protein, lemak, serta buah dan sayur.

Karbohidrat tidak harus nasi ya, Ma. Bisa diganti dengan ubi, kentang, singkong, jagung, roti, maupun mi. Proteinnya, sebaiknya diutamakan protein hewani yang tinggi zat besi. Misalnya saja telur, ikan, dan hati ayam.

Untuk lemak, bisa menggunakan minyak yang baru pertama digunakan, unsalted butter, atau santan. Sedangkan sayur diperkenalkan dalam jumlah yang sedikit. Seiring bertambahnya usia anak, bisa mulai ditambah kuantitas sayurnya ya, Ma.

Contoh MPASI yang Baik

Agar Mama lebih mendapat gambaran saat menyiapkan MPASI untuk bayi 6-8 bulan, dr Dimple membuat contoh MPASI-nya nih. Yuk disimak, lalu dimodifikasi untuk menu selanjutnya.

Karbohidrat: 30 gram beras atau 3 sendok makan.
Protein: 30 gram hati ayam.
Lemak: 1 sendok teh minyak kelapa.
Sayuran: 3 kuntum kecil brokoli.

Baca juga yuk: Cara Membuat Bakso Sendiri di Rumah

Penyebab Anak Susah Makan

Ada berbagai penyebab anak susah makan/ Foto: hui sang dari Unsplash

Tidak ada api bila tidak ada asap. Pun dengan anak susah makan, pasti ada penyebabnya. Ini dia berbagai penyebab anak susah makan.

1. Sakit

Jangankan bayi, kita saja yang orang dewasa akan malas makan saat sedang sakit. Iya, kan, Ma? Tumbuh gigi, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, dan nyeri perut bisa jadi beberapa kondisi yang mengakibatkan anak menjadi sulit makan.

2. Jadwal Makan

Mungkin kita sudah menyusun jadwal makan anak dengan sangat baik. Namun, kenyataannya, anak malah terus dijejali makanan di setiap waktunya. Hal itu tentu saja akan membuat jadwal makan makanan utamanya terganggu. Anak telanjur kenyang, sehingga melancarkan aksi GTM ketika makan.

3. Testur Makanan Tidak Disukai

Tidak menyukai tekstur yang diberikan bisa menjadi penyebab anak susah makan. Mungkin anak ingin makan makanan yang lebih padat. Bisa jadi tekstur berubah menjadi lebih benyek atau berair karena makanan terlalu lama di suhu ruangan.

4. Suhu Makanan

Agar cepat, kita cenderung mengambil begitu saja makanan si kecil dari kulkas, lalu menyuapkannya. Apa yang terjadi? Eh si kecil langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Hm, bisa jadi si kecil tidak suka makan nasi tim bersuhu dingin, Ma.

5. Variasi Makanan

Kadang saat melihat anak lahap makan makanan tertentu, kita jadi semangat memasak makanan serupa. Lho, tapi kok si kecil malah geleng-geleng kepala saat melihat piringnya. Jika ini terjadi, bisa jadi anak bosan karena makanannya kurang variatif.

6. Rasa Makanan

Apakah makanan bayi harus hambar? Tidak! Mama bisa banget menambahkan berbagai bumbu seperti lada, salam, duo bawang, daun jeruk, sedikit garam dan sedikit gula.

7. Lingkungan Makan Tidak Kondusif

Hal yang menyenangkan cenderung membuat anak lebih bersemangat. Termasuk saat sesi makan tiba. Bayangkan jika dia harus makan dengan pemaksaan, lalu menghadapi wajah kita yang bersungut. Duh, pasti si kecil benar-benar malas makan.

8. Masalah Sensori atau Oromotor

Mengemut makanan berlama-lama bisa jadi karena anak mengalami masalah sensori atau oromotor. Sebaiknya cek ke dokter untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan.

Cara Mengatasi Anak Susah Makan

Nah, bila sudah tahu penyebab anak susah makan, akan lebih mudah mencari cara mengatasinya. Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang susah makan.

1. Anak Puasa 2 Jam Sebelum Makan Besar

Happy banget nggak sih, Ma, saat melihat si kecil makan apa saja. Alhasil kita terus memberinya makanan seperti biskuit, mangga, kerupukuk, dan puding. Senang sekali melihat mulut kecilnya selalu sibuk mengunyah sepanjang waktu.

“Lapar minta ampun, lalu diberi sekeping biskuit, jadi tidak terlalu lapar karena rasanya yang manis. Satu keping bisakuit bisa menggantikan rasa lapar sebelumnya,” terang dr Dimple.

Karena itu, ketimbang memberikan camilan pada anak sepanjang waktu, lebih baik biarkan anak puasa dua jam sebelum makan besar. Tahan diri ya Mama untuk tidak memberikan apa pun pada si kecil untuk dikunyah, sesedikit apa pun.

2. Jangan Berikan ASI, Susu, atau Empeng Jelang Jam Makan

Masih terkait anak puasa 2 jam sebelum makan, kita juga tidak boleh memberikan susu atau ASI atau empeng menjelang jam makan. ASI maupun susu bisa mengisi perut anak, sehingga dia tidak akan semangat di jam makannya,

“Sebelum dikasih MPASI, ASI bisa on demand, tapi sekarang nggak bisa lagi setiap rewel lalu dikasih ASI,” lanjut dr Dimple.

Bahkan mengempeng juga bisa bikin anak susah makan, lho. Kebiasaan mengempeng payudara kosong atau menggunakan pacifier bikin anak ngantuk. Selain itu, mereka akan merasakan efek kenyang, padahal belum makan.

3. Jangan Disambil Saat Beri Makan Anak

Saat mendampingi anak makan, jangan disambil ya, Mama. Misalnya disambil pegang hape, baca buku, atau nonton televisi. Dengan hadir sepenuh fisik dan hati untuk si kecil, kita jadi tahu anak maunya makan apa.

“Bisa jadi anak nggak mau makan bubur tapi maunya makan nasi sama soto seperti ibunya. Nggak apa-apa kalau anak memang mau, yang penting anak bisa mengunyah dan menelan tanpa tersedak,” saran dr Dimple.

4. Coba Berikan Makanan Hangat

Mama lebih suka makan bakso yang hangat atau yang sudah dingin? Bakso hangat sepertinya lebih menggugah selera ya. Sama nih, anak-anak juga begitu. Umumnya anak-anak lebih semangat saat makan makanan hangat karena teksturnya masih oke dan rasanya juga lebih nikmat.

5. Pastikan MPASI Rasanya Enak

Jangan karena yang makan bayi yang belum bisa bicara, lalu rasanya jadi kurang dipertimbangkan ya, Mama. Demi menghindari GTM, pastikan MPASI yang disajikan rasanya enak alias tidak hambar.

Boleh banget lho kita membuat kuah opor atau kuah soto untuk MPASI. Wah, pasti bakal bikin anak makin semangat makan MPASI-nya.

Untuk menambah rasa enak pada makanan, kita bisa menambahkan bubuk ikan teri Crystal of the Sea. Selain enak, kandungan gizinya juga luar biasa.

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=139019854300865&id=109051870630997

Kenji Kusuma, General Manager Crystal of the Sea, menjelaskan setiap satu sendok teh (4 gram) bubuk teri Crystal of the Sea terkandung 202 mg omega-3, 3 g protein, dan 74 mg kalsium. Omega-3, protein dan kalsium terbukti baik untuk pertumbuhan otak dan tulang.

https://www.instagram.com/p/CMv3Xf3Ick8/

Crystal of the Sea merupakan bubuk ikan pertama yang mendapat sertifikasi Badan POM. Produsennya, PT. Urchindize Indonesia memastikan produk ini berstandar internasional sehingga bersih dan aman untuk dikonsumsi.

Kenji Kusuma dan Amir Siaw dari pihak Chrystal of The Sea

Tak hanya itu, Crystal of the Sea juga bebas dari bahan pengawet, seperti formalin dan pemutih. Dengan masa simpan atau shelf-life sampai 2 tahun, Crystal of the Sea praktis dan aman untuk digunakan.

Bagaimana cara pakainya? Managing Director MDR, Amir Siaw, mengatakan cukup menaburkan #chrystalofthesea pada makanan yang telah selesai dimasak. Disarankan digunakan untuk tambahan MPASI anak berusia 12 bulan ke atas. Dengan rasa makanan yang semakin enak, maka bisa menambah nafsu makan anak.

Bagi Mama yang ingin membeli Chrystal of The Sea, caranya mudah. Saat ini sudah dijual di berbagai market place. Cek di sini ya, Ma.

6. Jangan Beri Makanan Itu-itu Saja

Saat masak MPASI sup ayam, si kecil lahap sekali. Ingin melihat anak makan selalu lahap, kita pun memasak makanan yang sama keesokan harinya. Eh, tapi kok anak malah nggak mau makan ya? Hm, mungkin anak bosan dengan menu yang itu-itu saja, Ma.

“Jadi jangan pernah berikan makanan yang sama 2 hari berturut-turut,” pesan dr Dimple.

7. Beri Respons yang Baik saat Anak GTM dan Ciptakan Suasana Makan Menyenangkan

Anak yang GTM memang bisa bikin emosi ya, Ma. Namun, kita harus sabar. Jika kita memaksa anak makan dengan raut wajah tidak bersahabat, anak akan semakin malas membuka mulutnya.

Pokoknya kita harus ingat untuk selalu menciptakan suasana makan yang menyenangkan ya, Ma. Kita bisa banget lho makan bareng di satu piring sama anak bila dia lebih tertarik makanan kita. Bisa juga membentuk makanan dengan bentuk yang lucu.

Aturan Memberikan Makan untuk Cegah Anak Susah Makan

Memberikan makan untuk anak memang nggak boleh asal-asalan ya, Ma. Ada aturan dalam memberikan makanan atau feeding rules yang perlu kita perhatikan. Berikut ini beberapa aturan pemberian makan.

dr Dimple menambahkan feeding rules harus diterapkan sekaligus alias tidak boleh dicicil. Contohnya anak makan sambil nonton di 10 menit pertama, selanjutnya televisi dimatikan. Ini tidak disarankan ya, Mama.

“Buat anak itu harus jelas. Boleh ya boleh. Tidak boleh ya tidak boleh,” lanjutnya.

Satu hal penting lagi, Ma, GTM bukan faktor keturunan. Jika kita nggak mau makan brokoli, dan anak juga nggak mau, itu bukan genetika, lho. “Itu artinya anak meniru perilaku kita,” sambung dr Dimple.

Nah, itu dia A to Z tentang GTM serta solusi mengatasi anak susah makan. Semoga informasi ini semakin mencerahkan para Mama. Yuk, Ma, kita semangat membuat MPASI dan memberikan semangat untuk si kecil agar makin happy saat makan.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com