Mengenal Bahasa Ibu dari Membaca Nyaring di Let’s Read

Let’s Read! “Simbah! Simbah! Awake dhewe isa ora, ya, nggawe nariyal barfi?” Sooraj takon simbahe. Kalimat berbahasa Jawa itu menggema di rumah kami. Bahasa Jawa, bahasa ibu bagi saya.

Suami tiba-tiba muncul di pintu kamar dan mendekat. Rupanya dia penasaran, dari mana sumber bacaan berbahasa ibu saya itu. Seketika dia duduk bersama si kecil dan mendengarkan saya membaca nyaring cerita berjudul, “Mesine Simbah” itu.

Akhirnya rasa penasarannya terjawab. Sumber bacaan berbahasa ibu saya itu adalah aplikasi Let’s Read. Suami kemudian mencari cerita bergambar dengan bahasa ibunya, bahasa Minang. Ah, ketemu! Selanjutnya giliran suami yang membacakan nyaring untuk anak menggunakan bahasa ibunya.

Oh ya, apa itu bahasa ibu? Menurut KBBI, bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya. Dengan begitu, bahasa ibu sebenarnya tidak melulu bahasa daerah.

Cerita Bergambar Bikin Membaca Nyaring Menyenangkan

Membaca nyaring lebih menyenangkan dengan cerita bergambar/ Foto: Let’s Read

Saya dan suami memiliki bahasa ibu yang berbeda. Sedangkan bahasa ibu bagi anak-anak kami adalah bahasa Indonesia. Meski begitu, sebagai orang tua, kami sering mengenalkan bahasa ibu masing-masing pada si kecil.

Saat bicara sehari-hari, kami sering menyelipkan bahasa ibu. Harapannya adalah agar anak memahami kekayaan budaya negeri sendiri. Setidaknya dia tahu bahwa ayah dan ibunya besar dengan bahasa ibu yang berbeda. Namun, perbedaan itu justru membuat rumah kami lebih berwarna.

Nah, saya bersyukur sekali bisa menemukan banyak cerita bergambar dengan bahasa ibu di Let’s Read. Meskipun anak saya tidak terlalu paham bahasa Jawa dan bahasa Minang, tapi dia sangat menikmati sesi membaca nyaring. Alasannya adalah ada pada gambar di bacaan.

Cerita bergambar di Let’s Read mampu bercerita. Karena itu, anak memahami jalan cerita yang dia dengar. Anak saya kebetulan sudah bisa membaca. Saat sesi membaca nyaring berlangsung, terkadang dia menanyakan arti kata yang menurut dia terbaca unik.

Meskipun tidak sepenuhnya paham kata demi kata dalam cerita bergambar dengan bahasa Jawa, tapi anak saya menunjukkan ketertarikan besar. Setelah saya selesai membacakan nyaring untuknya, dia membacakan nyaring untuk ayah dan adik bayinya.

Cerita Bergambar Bikin Dongeng Jadi Lebih Hidup

Membaca nyaring cerita bahasa ibu lebih menyenangkan.

Saat membaca nyaring, saya dan anak sama-sama menghadapi teks. Ketika anak tidak tahu maksud kata dari bahasa ibu yang saya baca, dia tidak pernah mempermasalahkan. Ini karena cerita bergambar mampu membuat dongeng jadi lebih hidup.

Misalnya ketika kami membaca cerita berbahasa Jawa berjudul ‘Udan, Udan’ dari Let’s Read. Ceritanya adalah tentang awan yang menebarkan hujan. Imajinasi anak turut terpanggil melalui ilustrasi gambar yang bertutur. Apalagi kalimat yang digunakan sederhana, karena diperuntukkan untuk anak-anak yang baru belajar membaca.

Baca yuk, tulisan menarik lainnya: Petualang Cilik dan Membaca Menyenangkan di Let’s Read

“Mama, ini ikannya kayak sedih banget ya gara-gara hujannya nggak turun,” komentar si kecil saat melihat gambar ikan di sungai dalam cerita ‘Udan, Udan’.
Saya mengangguk. Selanjutnya diskusi pun berlanjut.

“Kalau Taqi suka nggak sama hujan?” tanya saya padanya.
“Suka, soalnya jadi dingin. Tanaman jadi dapat minum, kita nggak perlu siram tanaman kan. Taqi juga suka suara hujan, bikin tidurnya enak,” tuturnya.

Saya tersenyum mendengar kata-katanya. Cerita bergambar bisa membuat anak mengeksplorasi cerita lebih banyak. Dari situ, ia bahkan bisa mengaitkan dengan hal-hal sehari-hari yang dialami.

Luar biasa! Cerita bergambar terbukti mampu menghidupkan dongeng, sehingga membuatnya semakin menarik dan menyenangkan untuk dibaca. Hingga saat ini, anak saya selalu meminta saya membaca nyaring cerita berbahasa Jawa lainnya dari Let’s Read.

Membaca Nyaring Menstimulasi Anak Suka Membaca

Membaca nyaring dari cerita bergambar di Let’s Read/ Family photo created by Racool_studio – www.freepik.com

Kapan membaca nyaring mulai dilakukan untuk anak? Semakin dini dilakukan, maka semakin baik. “Belajar ketika kecil bak memahat di atas batu. Sedangkan belajar di kala dewasa, bak memahat di atas es.” ujar seorang penyair, David Kherdian.

Banyak orang bisa membaca, namun anti-membaca. Padahal semakin banyak yang dibaca, maka semakin banyak yang diketahui. Semakin banyak yang diketahui, maka akan semakin pintar.

Kenapa read aloud bisa membuat anak bisa dan suka membaca? Ini dia beberapa alasannya.

  1. Membangun kosakata
  2. Mengkoordinasikan otak anak untuk asosiasikan membaca dan kebahagiaan
  3. Menciptakan informasi sebagai latar belakang
  4. Memberikan teladan yang suka membaca
  5. Menanamkan kebiasaan suka membaca.

Kemampuan mendengar adalah ‘makanan’ kemampuan membaca. Memberikan pengalaman menyenangkan melalui membaca nyaring akan membuat anak ingin terus membaca. Apalagi didukung cerita bergambar yang menarik.

Agar si kecil makin semangat membaca, kita perlu memberikan bacaan yang bermutu dan menarik. Yuk, download Let’s Read untuk mendapatkan sumber bacaan berkualitas. Ada banyak sekali buku dalam berbagai bahasa dan level membaca. Coba deh, Ma, dan rasakan pengalaman membaca yang super menyenangkan.

Referensi:

Jim Trelease. The Read Aloud Handbook.

2 Comments
  1. @diii_fat says

    Mbak Vitaaa, akhirnya aku mampir ke sini. Kereen banget blognya Mbak. Ah, aku jadi minder 🙈 Sukses selalu Mbak Vita ❤

  2. Sica Harum says

    Wah, apik iki. Infonya menarik, dan aku baru tauuu.
    Makasih yaa

    Blog gini mah keren atuh lahh Mbak Vita.
    Keep blogging yaaaa

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com