Inspiratif! Dari Usaha Camilan Stik, Hapsoh Biayai Kuliah Anak

Seorang Ibu memang didesain kuat oleh Allah. Meski mungkin badannya tampak lemah, tetapi bisa menjadi pelindung bagi anak-anaknya. Dalam keterbatasan, seorang ibu akan berjuang sekuat tenaga untuk masa depan terbaik buah hatinya. Kali ini, saya akan menulis kisah inspiratif seorang ibu yang bisa kuliahkan anaknya dari usaha camilan stik.

Kenalkan, nama ibu ini adalah Siti Hapsoh. Perempuan berusia 43 tahun ini merupakan orang tua tunggal. Dengan statusnya tersebut, tentu banyak tantangan yang harus dilalui. Apalagi saat dirinya mengupayakan pendidikan terbaik bagi anaknya.

Namun, siapa sangka, usaha stik rengat mampu membuatnya membiayai kuliah si buah hati. Pada akhirnya, semua kembali pada niat dan kemauan.

Ya, di dunia ini terserak pilihan. Memilih bekerja keras dan mengembangkan diri, atau memilih menunggu belas kasih orang lain. Nah, Hapsoh memilih bekerja keras dan menekuni usaha membuat camilan stik. Dari situlah dirinya bisa mengembangkan diri, termasuk membiayai kuliah anaknya.

Bagaimana kisah selengkapnya? Ini dia kisah inspiratif Hapsoh yang bersungguh-sungguh menjalankan usahanya.

Melangkah untuk untuk Maju

Bahwa benar, Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Hal ini seperti difirmankan Allah dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d.

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

(Q.S. Ar-Ra’d: 11).

Hal ini sepertinya dipahami benar oleh Hapsoh. Memanfaatkan kemampuannya membuat camilan renyah ternyata tidak cukup. Pasalnya pendapatan dari usahanya tersebut tidak seberapa. Apalagi selama menjalankan usahanya tersebut, perempuan itu sudah banyak mengalami jatuh bangun.

Hapsoh menyadari harus ada terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan penjualannya. Tidak bisa terus-terusan menggunakan cara yang itu-itu saja, jika tidak ingin usahanya mandek.

Allah Maha Baik. Pada 2018, Hapsoh bertemu dengan tim Zona Madina Dompet Dhuafa. Kantor Kecamatan Parung menjadi saksi pertemuan bersejarah dalam hidup Hapsoh.

Rasanya seperti melihat skenario indah yang sangat sempurna. Hapsoh kala itu membutuhkan pembinaan dan akses pasar yang lebih luas bagi usahanya. Di saat yang sama, Zona Madina juga tengah menggencarkan pemberdayaan produk UMKM bagi para ibu di sekitar Parung.

Dari pertemuan itulah, Hapsoh lantas tergabung dalam binaan Zona Madina. Apakah usahanya lantas meroket?

Hidup adalah Belajar Tanpa Akhir

kisah inspiratif Siti Hapsoh
Hapsoh dan produk usaha camilannya/ Foto dari dompetdhuafa.org

Berbekal semangat baru, Hapsoh meneruskan usahanya membuat camilan renyah. Awalnya, Hapsoh membuat keripik pisang. Namun, banyak produk sejenis. Ketika beralih membuat kerupuk bawang, rupanya ada juga pengusaha produk serupa.

Pesimistis melanda diri Hapsoh. Ternyata tantangan masih harus terus dihadapinya. Zona Madina pun memberikan bimbingan agar Hapsoh memproduksi camilan renyah yang berbeda dari lainnya, yakni stik bawang.

Produk baru berupa stik bawang pun diproduksi. Sayangnya, di awal-awal produknya banyak produk yang dikembalikan. Hapsoh mencoba belajar lagi dari tantangan yang dihadapi. Evaluasi pun dilakukan bersama Zona Madina.

“Akhirnya dikasih solusi untuk dikirim 100 dulu dan setengah-setengah. Waktu itu ngirimnya belum banyak. Baru ke warung bakso Titoti. Terus ke rumah makan biasa,” terang Hapsoh, seperti dikutip dari dompetdhuafa.org.

Sistem pengiriman produk akhirnya diubah. Menggunakan sistem yang baru, Hapsoh yang melabeli produknya dengan nama Stik Rengat ‘Mak Encih’ melakukan pengiriman per pekan. Alhamdulillah, sejak itu tidak ada lagi produk yang kembali.

Tak hanya itu, dengan bantuan Zona Madina, Hapsoh memperbanyak titik penjualan. Kini, camilan stik buatannya banyak dijual di rumah makan seputar Kota Bogor, bahkan di tempat-tempat wisata. Pemasaran melalui lokapasar maupun media sosial pun dilakukan untuk meningkatkan penjualan.

Hapsoh tak menyia-nyiakan kesempatan belajar bersama Zona Madina. Pelatihan, pendampingan untuk mendapatkan perizinan, serta urusan administratif lainnya dia ikuti dengan penuh semangat.

Biayai Kuliah Anak hingga Memberdayakan Orang Lain

Kisah inspiratif Siti Hapsoh
Hapsoh dan produk usaha camilannya/ Foto dari dompetdhuafa.org

Peningkatan penjualan camilan stik, tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan. Hasil wawancara Sarah Tazkiyah Sanhwa dengan Hapsoh dalam skripsinya diketahui, biaya hidup keluarga keluarga bisa dipenuhi melalui usaha camilan stik.

Tak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari, Hapsoh bahkan bisa pula membiayai kuliah anaknya. Sebuah pencapaian yang tidak main-main.

Jika dulu camilan stik buatan Hapsoh banyak di-retur, saat ini menjadi best seller di Rumah UMKM Zona Medina. Dalam sepekan, dirinya bisa memproduksi camilan stik sebanyak 25 kg. Bahkan pernah ketika pesanan sedang banyak, utamanya saat Ramadan, bisa sampai 50 kg.

Jumlah yang tidak sedikit, sehingga Hapsoh sedikit kewalahan. Karenanya, dia terkadang mengajak tetangga-tetangganya untuk membantu. Dengan demikian, Hapsoh bisa memberdayakan orang lain pula.

Untuk membuat camilan stik, Hapsoh umumnya membutuhkan waktu tiga jam setiap harinya. Namun, jika pesanan sedang banyak, dirinya akan membuat camilan stik dari pagi hingga sore.

Sejak Hapsoh bergabung bersama Zona Madina, tidak hanya penjualan saja yang meningkat. Berbagai manfaat positif didapatnya. Misalnya, dia bertemu dengan banyak pelaku UMKM lain yang tak lelah saling menyemangati dan berbagi informasi. Selain itu, relasinya juga meningkat.

Kendati banyak perubahan positif dalam usaha yang dilakukan, tetapi Hapsoh tak mau berpuas diri. Dia terus memacu diri untuk terus maju agar mencapai kehidupan yang lebih sejahtera.

Zona Medina, Hasil Optimalisasi Dana Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf

Zona Madina
Zona Madina Dompet Dhuafa/ Foto dari zonamadina.com

Setelah mengetahui kisah inspiratif Hapsoh, saya jadi tertarik pada Zona Madina. Apa sih ini?

Jadi, Zona Madina merupakan kawasan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, yang diinisiasi oleh Dompet Dhuafa. Lokasinya di kawasan Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Berdiri pada 26 Februari 2009, Zona Madina diharapkan menjadi pusat peradaban Islam di wilayah Jawa Barat. Kawasan tersebut dilengkapi berbagai fasilitas pendukung, seperti sarana pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Di Zona Madina juga terdapat RS Rumah Sehat Terpadu (RST) yang juga menjadi rujukan pasien BPJS. Di RS ini terdapat fasilitas NICU/PICU. Selain itu, pasien juga bisa cuci darah gratis.

Kini, Zona Madina memiliki program aktivitas pemberdayaan dan pelayanan masyarakat yang kian beragam. Harapannya, Zona Madina dapat meneruskan perjalanan Rasulullah SAW, dengan semangat yang sama saat mengembangkan peradaban baru di Madinah.

Jujur, saya turut bangga dengan hadirnya Zona Madina ini. Ada hasil nyata dari zakat, infak, maupun sedekah yang dititipkan umat melalui Dompet Dhuafa. Ya, amanah yang kita embankan pada Dompet Dhuafa, dijalankan dengan baik.

Penutup

Kisah inspiratif Hapsoh melecut diri saya untuk tidak mudah menyerah. Terkadang, dunia memang terasa tidak bersahabat. Ya, ketika usaha keras yang dilakoni tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan.

Ketika itu terjadi, mungkin Allah sedang ingin melihat kesungguhan kita. Jadi, jangan lekas menyerah. Lakukan segala hal demi mengharap rida Allah. Bukankah tugas manusia hanya berdoa dan berusaha? Hasilnya, biarlah Allah yang menentukan. Allah yang paling mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

Senyum Hapsoh

yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga membiayai kuliah anaknya adalah senyum kebaikan yang ditoreh para donatur. Jika kita adalah orang-orang yang rutin menyalurkan zakat, infak, maupun sedekah melalui Dompet Dhuafa, akan turut merasa senang dan bangga.

Bisa jadi dana yang kita keluarkan tidak seberapa. Namun, di luar sana ada Hapsoh-hapsoh yang turut merasakan manfaat dari dana yang telah kita keluarkan. Masyaallah.

Bagi saya pribadi, lebih tenang menyalurkan zakat melalui Dompet Dhuafa. Apalagi 31 tahun sudah Dompet Dhuafa berkiprah sebagai lembaga yang mengabdi pada masyarakat. Selama kurun waktu itu, berbagai program kebaikan telah Dompet Dhuafa lalui bersama para donatur dan penerima manfaat.

Dompet Dhuafa juga selalu aktif mengajak keterlibatan publik untuk berbagi. Misalnya saja melalui program 30 Hari Jadi Manfaat yang rutin dihelat saat Ramadan. Program ini merupakan salah satu bentuk kebaikan bersama untuk kepedulian terhadap sesama.

Setelah membaca kisah inspiratif Hapsoh, apakah semakin termotivasi untuk maju dan berbagi kebaikan? Semoga Allah selalui mudahkan dan mampukan kita dalam berbagi dan menebar senyum kebaikan.

Referensi

zonamadina.com. “Profil Zona Madina,” https://zonamadina.com/profil/, diakses pada 18 Juli 2024.

dompetdhuafa.org. “Biayai Anak Kuliah dari Hasil Usaha Stik Rengat,” https://www.dompetdhuafa.org/biayai-anak-kuliah-dari-hasil-usaha-stik-rengat/, diakses pada 18 Juli 2024.

Sarah Tazkiyah Sanhwa. 2022. “Peningkatan Kesejahteraan Peserta UMKM Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat di Rumah Kemasan Zona Madina”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/70973/1/SARAH%20TAZKIYAH%20SANHWA-FDK.pdf

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.