Aktivitas Bareng Anak, Tadabbur Alam di Sela-Sela Kondangan

Bagi anak-anak, terkadang kondangan adalah aktivitas yang membosankan. Pastinya mereka jemu harus duduk berlama-lama, lalu antre salaman dan foto bersama pengantin. Namun, saat kondangan beberapa waktu lalu, saya beraktivitas seru bareng anak. Tadabbur alam.

Tadabbur alam adalah salah satu cara untuk lebih mengenal tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Hal itu bisa dirasakan dengan hadir langsung untuk melakukan pengamatan terhadap ciptaan Allah. Tadabbur alam menjadi sarana untuk meningkatkan iman, lantaran terdapat nilai-nilai tauhid.

Saat libur kenaikan kelas ini, salah satu sepupu di kampung halaman menikah. Kebetulan berniat liburan sambil menyelesaikan suatu urusan, sekalian pula datang kondangan. Akhirnya kami mudik menggunakan bus Indorent dari Jakarta ke Yogyakarta.

Kami datang ke acara pernikahan sejak pagi, saat akad nikah digelar. Selanjutnya, stand by ketika walimah atau resepsi berlangsung. Cukup lama di sana, si bungsu mulai bosan. Dia pun iseng dan menjahili abangnya. Duh, alamat kekisruhan bisa terjadi, nih.

Akhirnya saya melangkah menjauh dari lokasi resepsi. Si bungsu mengekor di belakang. Hm, lebih baik aktivitas bareng si kecil saja, dengan cara tadabbur alam. Kebetulan lokasi acara berada di dekat sawah. Pasti ada banyak ciptaan Allah yang bisa diamati.

Ikuti yuk, keseruan melakukan tadabbur alam, sebagai salah satu aktivitas bersama anak di sela-sela kondangan.

Tadabbur Alam dengan Mengamati Lebah

Lebah/ Foto dari Nurvita Indarini

Saat keluar dari tenda resepsi, ada sesuatu yang menarik perhatian si bungsu yang berusia empat tahun. Sebuah benda dengan lubang-lubang berbentuk berbentuk heksagonal atau segi enam.

Binatang-binatang bersayap berkerumun di lubang-lubang tersebut. Itulah pertama kalinya si kecil Ariq melihat lebah berada di sarangnya secara langsung. “Masyaallah, ada rombongan lebah di rumahnya,” terang saya ketika Ariq menanyakan binatang tersebut.

Saya katakan padanya, lebah adalah salah satu binatang yang ada di dalam Al-Qur’an. Bahkan lebah juga menjadi nama surah, yakni surah An-Nahl.

“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (Q.S. An-Nahl ayat 68).

Saya menambahkan, seturut Q.S. An-Nahl, di perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Nah, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesuatu yang perlu kita tiru dari lebah adalah binatang ini menghasilkan kebaikan bagi seluruh makhluk. Madu dari lebah berkhasiat untuk kesehatan. Jadi, kita sebagai seorang mukmin, juga harus mampu berbuat kebaikan yang bisa dirasakan oleh manusia dan makhluk lainnya.

Selain itu, lebah tidak akan mengganggu makhluk lain, apabila tidak dalam keadaan terancam. Demikian pula seharusnya seorang mukmin, tidak memicu perselisihan tanpa sebab yang jelas.

Tadabbur Alam dengan Mencermati Putri Malu

Putri malu/ Foto oleh Nurvita Indarini

Setelah puas mengamati lebah, kami melanjutkan eksplorasi. Kali ini mencermati putri malu. Sebenarnya si kecil sudah sering bertemu si putri malu, hanya saja kali ini tanaman yang ditemukan lebih lengkap. Tidak hanya daun, tapi juga ada bunga dan buahnya.

Di Bumi ini terdapat beberapa daun yang penampakannya mirip putri malu. Daun yang menyirip dan bertepi rata, tersusun majemuk, letaknya berhadapan, dan berbentuk lonjong. Hanya saja, daun putri malulah yang akan melakukan pergerakan unik saat mendapat sentuhan.

“Apa yang terjadi saat kita sentuh daun putri malu, Ariq?” tanya saya.

“Daunnya tidur,” jawab Ariq sambil sibuk menyentuh daun tanaman semak tersebut.

Hi-hi, tidur daunnya. Daun yang mendadak “lemas” ini adalah kemampuan dari Allah pada putri malu untuk mengelabui atau melindungi dirinya dari predator. Masyaallah.

“Bunganya cantik, mirip mainan Ariq –bunchems–. Boleh Ariq ambil?” tanya si kecil. Mengingat putri malu adalah tanaman semak, jadi saya izinkan dia untuk mengambilnya.

“Ada durinya ini, Ma,” lanjut Ariq masih dalam pengamatan putri malu. Iya, Ariq, duri itu Allah yang kasih untuk mempersenjatai diri dari predator juga. Masyaallah, ya. Baik sekali Allah memberi aneka hal pada makhluknya.

“Ini buah putri malu, Ma? Kayak edamame,” celetuk Ariq sambil terus memperhatikan buah putri malu.

“Wah, iya, mirip edamame,” jawab saya.

“Ini bisa dimakan kayak edamame, Ma? Ayo kita cari yang banyak, nanti Mama masak,” usulnya. Hi-hi, belum tahu deh Ariq, tapi sejauh ini belum pernah sih makan buah putri malu.

Indahnya Bunga Rumput

Mengamati bunga rumput/ Foto dari Canva

“Bunganya cantik, warnanya kuning,” Ariq mencermati bunga rumput di tepi sawah.

“Ini juga cantik. Warna ungu ya, Ma?”

“Bunga-bunga cantik ini ciptaan Allah. Ariq mau kasih ke Mama, Mama simpan ya,” ucapnya. Masyaallah.

Rumput-rumput tersebut sepertinya tidak bermakna. Namun, tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Jika kita cermati, rumput bisa menjadi makanan binatang. Ya, tanaman dan binatang yang Allah ciptakan bisa memenuhi kebutuhan manusia sebagai konsumen primer atau sekunder.

Konsumen primer biasanya memakan produk nabati. Sedangkan konsumen sekunder memakan daging organisme lain.

Bermacam-macam Daun

Aneka bentuk daun/ Foto dari Canva

“Ariq, lihat, itu tanaman jagung,” saya menunjuk tanaman di ladang.

“Daunnya panjang ya, Ma,” komentar Ariq.

Benar, daun pun diciptakan Allah bermacam-macam. Ada daun yang panjang dengan tulang daun sejajar, daun menjari, menyirip, serta melengkung.

Sebagaimana manusia, Allah juga menciptakannya dengan penuh keragaman. Ada manusia berkulit gelap dan ada yang memiliki kulit terang, ada yang tinggi dan ada yang pendek. Ada orang yang berhidung mancung dan yang tidak, dan sebagainya.

Apa pun yang sudah Allah beri, wajib disyukuri. Tidak perlu iri pada milik orang lain, karena Allah sudah menyiapkan skenario terbaik untuk hidup kita.

Memperhatikan Binatang di Sawah

Kepik atau lady bug/ Foto dari Canva

Tadabbur alam berlanjut dengan memperhatikan binatang di sawah pada siang hari. Ariq bisa melihat kupu-kupu yang berkejaran, ulat yang sibuk makan daun, capung yang terbang dengan lincah, kepik yang tengah beristirahat, juga burung yang terkadang terbang rendah.

Masyaallah, banyak sekali binatang di sawah. Binatang yang disebutkan baru sebagian. Tentu masih ada binatang lain yang luput dari perhatian. Allah menciptakan segala sesuatu dengan detail, beragam, dan kompleks. Luar biasa sekali!

Penutup

Mengubah bosan menjadi kegiatan untuk meningkatkan iman. Itulah tadabbur alam yang kami lakukan di sela-sela kondangan. Sungguh kegiatan bersama anak yang berkesan.

Selain tadabbur alam, masih banyak kegiatan seru bersama anak. Misalnya dengan melakukan eksperimen sederhana.

Bagaimana dengan Mama dan si kecil, apakah sering tadabbur alam juga? Pasti seru ya!

4 Comments
  1. Uswatun Khasanah says

    Masyaallah. Ini juga yang sering kulakukan bareng anakku yang baru 3 tahun waktu liburan di kampung kemarin, Kak. Kalau kembali lagi ke kota, seringnya kami mengamati langit.

  2. Monica Rasmona says

    Menghadiri acara kondangan dengan membawa bocil merupakan sesuatu yang menantang. Apalagi kalau kita adalah keluarga dari pihak laki-laki yang ikut mengantar. Makin mantap kalau calon pengantinnya berasal dari luar kota. Harus super sabar dan kreatif, deh, emaknya.

  3. Laila RI says

    Masya Allah, kreatif banget mamanya. Bisa nenangin si bungsu sekaligus edukasi

  4. Pams says

    Masyaallaah si kecil yang penuh rasa ingin tahu,dan mama nya yang super kreatif,,banyak hal seru dan menarik ketika baca baca tulisan mama satu ini☺️,,kegiatan atau hal hal yang mungkin sering dianggap biasa ternyata ada makna yang luar biasa didalamnya yah..masyaallah..
    Sehat sehat selalu si kecil mama dan keluarga ,aamiin🤲

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.