Inovasi Kumon Hadirkan Cara Belajar Lebih Seru dan Praktis

Cara terbaik untuk menguasai suatu bidang pelajaran adalah dengan belajar. Tapi kok anak sering malas-malasan mengulang pelajaran di rumah ya? Fiuh, bikin kesabaran terkuras. Eit, tapi katanya Kumon punya inovasi baru agar belajar lebih seru dan praktis?

Yup, Kumon, sebagai program belajar di luar sekolah, memanfaatkan teknologi untuk melahirkan inovasi baru. Seperti apa ya terobosan Kumon dalam mendukung cara belajar yang lebih seru dan praktis?

Simak terus tulisan ini ya, karena akan dipaparkan tantangan anak dalam belajar, peran teknologi di dunia pendidikan untuk mengatasi tantangan belajar anak, serta inovasi Kumon untuk menghadirkan cara belajar seru dan mudah.

Tantangan Belajar yang Kerap Dihadapi Anak

Ilustrasi anak belajar/ Foto: Canva

“Anak aku malas banget kalau disuruh belajar. Kalau ujian kayak gini, anaknya santai-santai, mamanya yang stres.” Pernah dengar kalimat seperti itu, Ma?

Beberapa kali saya pernah mendengarnya. Di grup yang isinya mama-mama, rata-rata mengeluhkan hal yang sama saat musim ujian di sekolah.

Belajar adalah proses berkelanjutan. Karena itu, sepertinya kurang bijak saat kita meminta anak belajar lebih keras ketika ujian, alih-alih membiasakannya belajar setiap hari.

Belajar pun menjadi kegiatan yang penuh tentangan. Meski sebenarnya tantangan adalah komponen penting dalam proses pembelajaran. Namun, jika tantangan ini dibiarkan begitu saja tanpa solusi, bisa membuat belajar tidak efektif.

Sebagai orang tua, kita perlu memahami apa saja tantangan belajar yang kerap dihadapi anak. Berikut adalah 3 tantangan belajar paling umum yang dihadapi para siswa.

1. Konsentrasi

Ilustrasi anak belajar/ Foto: Canva

Tingkat konsentrasi anak berpengaruh signifikan terhadap hasil proses pembelajaran. Ketika seseorang memiliki fokus yang tinggi, biasanya berpengaruh pada sikapnya dalam proses pembelajaran, sehingga hasilnya pun lebih optimal.

Sayangnya, hilangnya konsentrasi saat belajar sangat sering terjadi. Hilangnya konsentrasi ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah lingkungan belajar.

Lingkungan belajar yang bising umumnya membuat konsentrasi anak berkurang. Hal ini dikarenakan munculnya berbagai distraksi melalui suara atau perilaku prang sekitar.

Belajar dalam keadaan televisi yang menyala juga bisa mengganggu konsentrasi. Apalagi jika anak belajar sambil membuka media sosial. Bisa-bisa anak cuma sibuk menggulir layar untuk melihat aneka unggahan yang tidak terkait pembelajaran.

Untuk itu, perlu kita siapkan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Segala macam distraksi diminimalkan ketika jam belajar anak berlangsung.

2. Manajemen Waktu

Ilustrasi anak belajar/ Foto: Canva

Mengulang pelajaran di rumah bisa sangat menantang apabila anak tidak menguasai keterampilan managemen waktu. Saat di rumah, anak memiliki kegiatan lain seperti bermain bersama teman, mengaji, les, membaca buku, dan sebagainya. Tanpa manajemen waktu yang baik, anak akan kesulitan menyelesaikan tugas dan kegiatannya.

Lalu bagaimana agar anak bisa belajar dengan semangat tanpa harus meninggalkan kegiatan menyenangkan lainnya? Saya membantu anak menyusun “to do list” harian. Segala macam tugas dan kewajiban dalam satu hari dirinci di secarik kertas.

Selanjutnya, anak didukung untuk memprioritaskan mengerjakan to do list-nya. Setelah tugas dan kewajiban selesai, anak bisa bermain atau melakukan hobinya.

3. Motivasi Diri

Ilustrasi anak belajar/ Foto: Canva

“Anakku kayak nggak ada motivasinya. Nilainya jelek biasa saja. Nggak bisa mengerjakan soal-soal latihan juga biasa saja,” keluh seorang kawan.

Hmm, motivasi diri yang rendah memang jadi tantangan tersendiri dalam belajar. Kalau saya perhatikan, sering kali penyebabnya adalah labeling buruk. Ketika anak dilabeli buruk seperti “si malas” atau “si loading lama”, biasanya memiliki motivasi dan harga diri yang rendah.

Selain itu, anak yang sering dibanding-bandingkan juga cenderung memiliki motivasi yang rendah. Apalagi jika mereka selalu merasa kalah dan tidak lebih baik dari anak lain.

Memberikan pujian atas usaha anak adalah salah satu cara menumbuhkan motivasi dan harga diri. Sesekali memberi hadiah sebagai apresiasi atas kerja keras mereka dalam belajar juga bisa dilakukan. Apresiasi juga bisa diberikan setelah anak menyelesaikan tantangan yang kita berikan.

Penghargaan dari Kumon/ Foto: Nurvita Indarini

Seperti pengalaman anak sulung saya, Taqi, yang sejak usia 5 tahun ikut les bahasa Inggris anak  di Kumon, nih. Dia merasa termotivasi belajar karena tertantang mengumpulkan stiker apresiasi. Kelak, stiker itu bisa ditukar dengan hadiah pilihannya.

Di saat lain, rasa percaya diri dan motivasi belajar Taqi meningkat karena mendapat penghargaan excellent student dari Kumon. Apalagi ketika konsistensi belajarnya terasa hasilnya di sekolah.

Manfaat Teknologi dalam Pendidikan

kumon
Ilustrasi anak belajar dengan metode Kumon/ Foto: Nurvita Indarini

Zaman berubah menjadi lebih modern seiring berkembangnya teknologi informasi. Di dunia pendidikan, teknologi pun memiliki peran penting. Simak yuk, manfaat teknologi dalam pendidikan.

1. Belajar Lebih Fleksibel

10 Tahun lalu, belajar masih banyak dilakukan di dalam kelas. Ada pertemuan tatap muka antara guru dengan muridnya. Jika guru atau siswa berhalangan hadir, maka kegiatan belajar mengajar tidak bisa diikuti.

Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, perubahan besar terjadi. Semakin banyak kalangan sadar bahwa tidak semua kegiatan mensyaratkan tatap muka. Terlebih teknologi bisa memfasilitasi pembelajaran jarak jauh.

Teknologi menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam cara belajar. Teknologi kini memungkinkan siswa mengakses sumber daya belajar hanya dengan mengklik tombol di smartphone atau pun laptop.

Keberadaan teknologi membuat siswa bisa berpartisipasi dalam kelas virtual secara real time, berinteraksi dengan guru dan teman, serta menyerahkan tugas secara online.

Teknologi memungkinkan anak belajar dari mana saja/ Foto: Nurvita Indarini

2. Pembelajaran yang Dipersonalisasi

Setiap anak memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Hadirnya teknologi, memungkinkan pendidik mempersonalisasi materi pembelajaran. Materi dan tugas disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing siswa. Dengan begitu, bisa meminimalkan kejadian siswa yang merasa terpinggirkan karena tertinggal dari teman-temannya.

Platform pembelajaran online juga memfasilitasi siswa belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Hal ini mendorong gaya belajar mandiri anak, sehingga mereka punya waktu untuk memahami konsep-konsep baru sebelum berlanjut ke topik selanjutnya.

3. Meningkatkan Literasi Digital

Saat ini, kita berada di dunia digital. Suka tidak suka, mau tidak mau, anak pun akan banyak berinteraksi dengan dunia digital. Nah, penggunaan teknologi di dunia pendidikan, membuat literasi digital anak meningkat.

Ini bukan semata persoalan anak bisa mengoperasikan alat elektronik digital. Lebih dari itu, mereka pun bisa lebih mindful ketika menggunakan teknologi untuk menunjang tugas dan belajarnya.

KUMON CONNECT, Belajar Jadi Lebih Seru dan Mudah

kumon
Ilustrasi belajar menggunakan KUMON CONNECT/ Foto: Nurvita Indarini

Peran teknologi dalam pendidikan sepertinya disadari benar oleh Kumon. Masuknya digitalisasi di dunia pendidikan tidak membuat Kumon gagap. Itulah kesan yang saya tangkap selama hampir lima tahun mempercayakan anak belajar bersama Kumon.

Ini karena sejak awal Kumon telah mempraktikkan sistem belajar mandiri. Alih-alih setiap waktu datang ke kelas, anak justru didorong untuk terbiasa belajar secara kontinu setiap hari di rumah.

Lembar kerja Kumon didesain ideal untuk program belajar mandiri di mana saja, baik di kelas maupun dari rumah masing-masing. Ketika terjadi peralihan ke masa pembelajaran digital, Kumon hadir dengan metode hybrid.

Tidak berhenti sampai situ saja. Kumon berinovasi menghadirkan KUMON CONNECT, cara terbaru belajar Kumon digital. Tidak hanya anak dan guru pembimbing saja yang berinteraksi, tetapi juga orang tua.

Bagaimana cara kerja KUMON CONNECT? Sebenarnya mirip dengan mengerjakan lembar kerja Kumon biasanya. Hanya saja di KUMON CONNECT menggunakan perangkat tablet dengan stylus pen. Less paper dan semakin praktis.

Melalui KUMON CONNECT, guru pembimbing bisa memantau kemajuan belajar harian siswa dan memberikan feedback sebagai bentuk dukungan dan motivasi. Orang tua pun bisa memonitor catatan belajar anak-anaknya. Sekaligus pula terhubung dengan guru pembimbing agar bisa mendukung proses belajar buah hatinya. Kumon digital semakin memudahkan.

Anak saya saat ini ikut program Bahasa Inggris Kumon (EFL). Jika berhalangan datang ke kelas, maka dia mengikuti kursus bahasa Inggris online di Kumon. Dengan ikut program EFL, kosakatanya bertambah, dan anak didorong mengembangkan kemampuan pemahaman bacaan yang baik. Anak pun terbiasa dengan percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris, karena diasah kemampuan mendengar dan meresponsnya.

Selain Bahasa Inggris, Kumon memberikan layanan bimbel matematika anak. Apabila anak tidak bisa mengikuti kelas secara tatap muka, tetap bisa les matematika online di Kumon.

Penutup

Nah, sekarang Mama jadi lebih tahu manfaat teknologi untuk dunia pendidikan. Yup, jika dimanfaatkan dengan baik dan benar, teknologi akan memudahkan dan memberikan banyak manfaat.

Mama jadi makin tahu juga ‘kan tentang KUMON CONNECT? Gimana, tertarik untuk mendapatkan layanan KUMON CONNECT? Langsung saja hubungi Kumon terdekat untuk mendapatkan informasinya ya.

Referensi

falmouth.ac.uk. Advantages of Technology in Education, https://www.falmouth.ac.uk/news/advantages-technology-education, diakses pada 23 April 2024.

id.kumonglobal.com. Belajar Lebih Mudah Bersama Kumon Connect, https://id.kumonglobal.com/belajar-seru-bareng-kumon-connect/ iakses pada 23 April 2024.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com