Keren! Di Sekolah Ini, Anak-anak Usia Dini Dibiasakan Bikin Proyek
Hah? Anak-anak usia dini membuat proyek? Wah, terdengar seru ya! Penasaran deh seperti apa sih saat anak-anak membuat proyeknya masing-masing.
Adalah Growing Tree Daycare & Preschool yang membiasakan anak-anak didiknya untuk membuat proyek. Saya penasaran banget, kenapa sih Growing Tree Daycare & Preschool menekankan pembelajaran melalui proyek.
Bukan tanpa tujuan, justru melalui project based learning, ada banyak kemampuan anak yang terasah. Misalnya saja kemampuan menyelesaikan masalah, kolaborasi, penelitian, dan eksplorasi.
Nah, project base learning merupakan ciri khas dari pendidikan dengan pendekatan Reggio Emilia yang diterapkan oleh Growing Tree. Wah, apa pula ini pendekatan Reggio Emilia? Mama penasaran juga?
Kebetulan, 14 Desember 2024 lalu saya mengikuti open house Growing Tree yang berlokasi di Jalan Taman Heliconia HN-5 No.96, Pusaka Rakyat, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Melalui tulisan ini, saya akan berbagi info tentang pendidikan dengan pendekatan Reggio Emilia untuk Mama semua.
Mengenal Pendekatan Reggio Emilia dalam Pendidikan Anak
Bicara tentang pendekatan dan filosofi pendidikan, apa saja nih yang Mama ketahui? Di Indonesia, banyak yang menggunakan pendekatan agama, pendidikan berbasis kurikulum nasional, juga pendidikan berbasis seni dan kreativitas.
Selain itu, ada pula pendidikan yang menggunakan pendekatan konstruktivisme. Pernah dengar pendekatan ini ‘kan, Ma? Di sini, pengalaman langsung dan interaksi sosial menjadi hal penting dalam pembelajaran.
Ada lagi, nih, pendekatan montessori. Ini merupakan salah satu pendekatan atau filosofi pendidikan yang cukup dikenal di Indonesia. Pendekatan ini populer lantaran berfokus pada kemandirian, sekaligus memberi kebebasan pada anak untuk berkembang sesuai kemampuan dan minatnya.
Nah, sebenarnya, ada kemiripan pendekatan Reggio Emilia dengan montessori. Mungkin karena keduanya sama-sama berasal dari Italia. Juga sama-sama bertujuan untuk mengembangkan warga negara yang harmonis dan bertanggung jawab.
“Ciri khas dari pendekatan Reggio Emilia itu adalah project base learning. Mirip dengan Montessori, pendekatan Reggio Emilia juga berpusat pada anak. Setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing,” terang Feoni Syntila, Kepala Cabang Growing Tree Daycare & Preschool Bekasi.
Perempuan yang akrab disapa Syndi itu menjelaskan Reggio Emilia sebenarnya merupakan nama kota di Italia. Loris Malaguzzi adalah seorang guru yang menjadi pelopor pendekatan ini ketika Perang Dunia II berakhir.
Prinsip Utama Pendekatan Reggio Emilia
Syndi memaparkan terdapat tiga prinsip utama pendekatan Reggio Emilia. Pertama, anak sebagai subyek atau pemeran utama.
“Anak merupakan pemeran utama, sehingga dipandang sebagai individu yang potensial atau capable. Anak juga berkontribusi dalam proses pembelajaran, bukan hanya obyek instruksi,” jelas Syndi.
Mengingat anak diyakini memiliki potensi tak terbatas, maka mereka mendapat kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya. Anak bukan sosok yang akan selalu diberi tahu oleh orang dewasa. Sebaliknya, mereka juga punya hak untuk berbicara dan berpendapat.
“Anak punya 100 bahasa untuk bisa memandang suatu hal,” lanjut Syndi.
Prinsip utama kedua, guru memegang peranan penting sebagai fasilitator, rekan pembelajar, dan pengamat aktif. Dengan demikian, guru akan memfasilitasi eksplorasi anak dan menciptakan kesempatan belajar hal baru. Guru pun harus mengamati secara aktif tindakan anak-anak untuk memahami bagaimana masing-masing anak belajar.
“Jadi, guru juga kerap melempar pertanyaan provokasi dan fasilitasi diskusi,” sambung Syndi.
Ketiga, lingkungan merupakan guru ketiga, sehingga sangat berperan dan mendukung proses pembelajaran. Tak heran, di Growing Tree anak-anak kerap diajak jalan-jalan ke tempat yang memang mereka minati untuk belajar.
“Kami pernah berkunjung ke ambulans. Jadi anak-anak juga belajar secara langsung bagaimana ambulans itu. Ternyata ambulans rumah sakit beda dengan ambulans warga. Bunyi sirene ambulans juga beda-beda,” papar perempuan berdarah Minang tersebut.
Bagaimana Anak-anak di Growing Tree Membuat Proyek?
Dalam membuat suatu proyek, ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan anak. Hal itu dimulai dari proses perencanaan, mendesain, lalu mengeksplorasi.
Saat melakukan penelitian, bisa jadi anak akan menghadapi sejumlah tantangan. Di sinilah kemampuan memecahkan masalah diasah. Dalam proses membuat proyek, anak-anak diajak berdiskusi oleh para guru.
Pertanyaan-pertanyan dari guru, bisa jadi pemicu anak untuk mencari tahu lebih banyak hal. Eksplorasi pun akan lebih maksimal dilakukan. Di sesi akhir proyek, anak akan diajak melakukan evaluasi. Keren sekali ya.
O, ya, dokumentasi juga menjadi hal penting dalam pendekatan Reggio Emilia. Jadi, guru dan anak-anak mendokumentasikan proses pembelajarannya. Tidak melulu foto, tetapi juga bisa berupa catatan. Gunanya untuk menambah pemahaman terkait topik yang sedang diteliti.
Saat saya masuk ke ruang kelas Growing Tree, ada beberapa karya yang merupakan proyek anak-anak. Misalnya saja di sudut ruangan terdapat pesawat yang dibuat dari botol bekas. Juga ada topi-topi dari kertas.
Mengenal Growing Tree Daycare dan Preschool
Growing Tree Daycare & Preschool berdiri sejak 2014. Lokasi pertamanya di Bandung, Jawa Barat. Sejak Mei 2024, Growing Tree membuka cabang di Bekasi, Jawa Barat.
Pendekatan Reggio Emilia sendiri mulai diusung pada 2018. Pertimbangannya, pendekatan tersebut memiliki nilai dan filosofi yang mirip dengan Growing Tree maknai terkait pendidikan terbaik bagi anak usia dini.
Jika zaman dulu guru adalah pusat kegiatan belajar, maka dengan pendekatan ini
memungkinkan anak melakukan eksplorasi yang luas di dalam kelas. Alhasil kelas menjadi dinamis. Guru pun mampu menghargai anak sebagai individu yang berdaya.
Sering kali ide tentang topik pembelajaran justru datang dari anak. Mereka akan terbiasa membuat rencana, berdiskusi, berpendapat, dan menarik kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.
Growing Tree Daycare & Preschool di Bekasi memberikan sejumlah program yang bisa diakses oleh orang tua dan anak. Program-program tersebut yakni:
Daycare
Playgroup
TK
Kelas main
Baby class
Untuk kelas main, ada kelas main akhir pekan dan kelas main di weekday yang dikenal sebagai kelas pohon. Kelas pohon merupakan stimulasi lepasan yang berlangsung selama 1,5 jam di hari Selasa dan Kamis.
Penutup
Nah, sekarang Mama jadi lebih memahami pendekatan Reggio Emilia dalam pendidikan anak usia dini ‘kan? Bagi saya pribadi, semakin memahami pendekatan Reggio Emilia, jadi semakin sadar bahwa kunci penting dalam pembelajaran adalah mengikuti anak, bukan memaksa anak mengikuti apa yang saya mau. Karena sejatinya, anak punya suara dan pendapat.
Pertanyaan juga menjadi hal yang sangat penting dalam pendekatan Reggio Emilia. Selain guru yang mengajukan pertanyaan, anak juga didorong untuk bertanya sebanyak mungkin tentang suatu subyek sampai mereka bosan.
Gimana, masih penasaran dengan pendekatan Reggio Emilia dalam pendidikan anak? Penasaran dengan biaya sekolahnya juga? Langsung saja hubungi Instagram Growing Tree.