Seru! Bermalam Bersama Ribuan Biota Laut di Camping Under The Sea

“Mama, seru banget deh, aku bisa mengamati binatang-binatang laut. Terus tidurnya di tenda, di dekat ikan-ikan laut.” Putra sulung saya tak henti-hentinya menceritakan pengalamannya berkemah ditemani ribuan biota laut. Sounds interesting ya? Ini dia cerita serunya mengikuti Camping Under The Sea (CUTS).
Liburan sekolah tahun lalu, saya menawarkan kegiatan tersebut pada si Sulung. Dari judulnya saja sudah terasa aura keseruannya. Camping Under The Sea. Hmm, membayangkan tidur ditemani ribuan biota laut tentu akan jadi pengalaman seru yang tak terlupakan.
Setelah melihat video keseruan dan jenis kegiatan yang akan dilakukan, si Sulung menyambut antusias. Lumayan nih, bisa mengisi liburan dengan kegiatan yang positif dan menyenangkan.
CUTS berlangsung dua hari satu malam. Kegiatan tersebut sangat membekas di benak anak saya. Tak heran, tahun ini dia ingin ikut lagi keseruan Camping Under The Sea. Apalagi ada sepupunya yang juga penasaran pada kegiatan tersebut. Wah, bisa makin seru nih kalau nanti nge-camp bareng lagi di bawah laut.
Penasaran seperti apa keseruan dan fasilitas yang didapat selama Camping Under The Sea? Ingin tahu juga berapa harga dan kapan pelaksanaannya? Baca tulisan ini sampai selesai ya, Ma.
Membangun Tenda Sendiri dan Mengenal Biota Laut

Salah satu manfaat berkemah bagi anak adalah melatih kemandirian. Apalagi jika berkemah tanpa orang tua. Mereka akan belajar memecahkan masalah sendiri, mengasah keberanian, juga mengembangkan kemampuan kerja sama dan komunikasi.
Ada yang masih bingung dengan maksud Camping Under The Sea? Jadi, ini adalah kegiatan berkemah di dalam akuarium raksasa Sea World Ancol. Tenda didirikan di dalam ruangan, sehingga anak-anak leluasa melihat ikan-ikan dan biota laut lainnya.
Di sini, anak-anak akan berlatih menghadapi tantangan baru. Jika di rumah segala hal sudah disiapkan oleh orang tua, maka di sini, mereka harus mengupayakan sendiri bersama teman-teman barunya.
Bahkan perkara membangun tenda pun dilakukan sendiri lho. Saat melewati tantangan tersebut, tentunya akan memberikan rasa percaya diri pada anak.
Saat bermalam di Sea World Ancol, anak-anak diajak mengenal lebih dekat berbagai macam biota laut seperti ikan, hiu, penyu, bintang laut, kuda laut, dan sebagainya.
Tak hanya melihat pemandangan indah dari aneka biota laut, peserta pun bisa belajar tentang ekosistem laut. Mereka juga bakal dapat informasi tentang spesies langka dan upaya konservasi untuk melindunginya.
Pulang dari CUTS, anak saya langsung menceritakan aneka biota laut yang terancam punah. Masyaallah, dia bisa belajar dengan cara yang menyenangkan. Apalagi kepedulian pada lingkungan pun meningkat.
Mempelajari Perilaku Lumba-lumba dan Alpaca

Rupanya CUTStidak hanya berfokus di Sea World Ancol saja. Para peserta juga diajak ke Samudra Ancol. Di sana, anak-anak bisa melihat aksi berbagai satwa yang lucu nan menggemaskan.
Anak-anak akan melihat lebih dekat perilaku dan kebiasaan lumba-lumba dan alpaka yang ada di Samudra Ancol. Tak hanya itu, anak-anak juga mendapat informasi perihal upaya konservasi untuk melindungi satwa tersebut.
“Mama, lumba-lumba itu bukan ikan lho. Dia itu mamalia yang hidup di air,” jelas anak saya ketika menceritakan informasi yang didapat di Camping Under The Sea.
Di Samudra Ancol, anak-anak juga diajak berkenalan dengan alpaca, hewan berbulu yang berasal dari Pegunungan Andes di Amerika. Agar nyaman, area alpaca di Samudra Ancol didesain semirip mungkin dengan habitat aslinya.
“Mama, bulu alpaca itu nggak bikin alergi lho. Soalnya bulunya itu nggak mengandung lanolin. Nah, lanolin ini adalah zat bisa memicu alergi.” Lagi-lagi anak saya berbagi informasi.
Memberi Makan Burung Unta

Beranjak dari Samudra Ancol, peserta dibawa ke Jakarta Bird Land Ancol. Sebuah tempat yang memungkinkan anak-anak melihat berbagai jenis burung dari seluruh dunia.
Anak-anak bakal mendapat informasi tentang habitat aneka burung, juga upaya konservasi untuk melindunginya. Kegiatan yang sangat seru, kata anak saya, adalah memberi makan ostrich atau burung unta.
Burung unta merupakan burung terbesar di dunia. Bayangkan, tingginya bisa mencapai 2,5 hingga 3 meter, dengan berat lebih dari 150 kg. Meski tidak bisa terbang, tapi burung unta bisa berlari secepat cheetah, yakni dengan kecepatan hingga 70 km/jam!
“Mata burung unta tuh besar dan tatapannya tajam, Ma. Ukuran matanya malah lebih besar daripada otaknya lho,” terang anak saya. Wah, dia jadi semakin pintar setelah ikut CUTS.
Burung unta bukan termasuk pemangsa, melainkan herbivora. Biasanya, burung unta makan daun, rumput, buah, akar, dan biji-bijian. Meski begitu, mereka juga suka makan batu kecil untuk membantu mencerna makanan. Wah, mirip kebiasaan ayam ya!
Konservasi Kerang Hijau
Pengalaman seru lainnya yang anak saya rasakan saat CUTS adalah saat belajar konservasi kerang hijau di Pantai Ancol. Dari kegiatan ini, dia jadi tahu apa pentingnya meningkatkan populasi kerang hijau.
Dari informasi yang didapat anak saya, populasi kerang hijau yang meningkat bisa mencegah terjadinya eutrofikasi. Apa itu? Eutrofikasi merupakan proses peningkatan nutrien, terutama nitrogen dan fosfor, di suatu perairan. Kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan alga atau tumbuhan air lainnya secara berlebih. Keberadaan kerang hijau dapat menjaga kondisi dan kualitas perairan tetap baik.
Berinteraksi dengan Kerbau dan Belajar Dunia Pertanian

Bermain sekaligus belajar dunia pertanian bisa kegiatan unik dan menarik bagi anak. Apalagi mereka berkesempatan berinteraksi dengan kerbau.
Seperti diketahui, petani tradisional masih mengandalkan kerbau untuk membajak sawahnya. Namun, kini banyak petani yang beralih menggunakan traktor. Padahal membajak sawah dengan kerbau diyakini lebih murah, ramah lingkungan, dan lebih mampu menjaga kualitas tanah.
Nah, salah satu kegiatan Camping Under The Sea adalah mengenal dunia pertanian di Ecopark Ancol. Di sini anak-anak juga belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
Kegiatan Seru Lainnya

Hal lain yang bikin anak saya sulit move on dari Camping Under The Sea karena masih ada banyak kegiatan seru lain. Misalnya nih, ada kegiatan tresure hunt alias mencari harta karun di malam hari.
Ternyata nggak cuma anak saya lho yang menyukai kegiatan itu. Teman-teman baru yang ditemuinya di Camping Under The Sea juga memfavoritkan kegiatan tersebut. Selain itu, mereka juga bisa mengikuti api unggun dan barbeque. Yeay!
Kegiatan seru lainnya adalah meet and greet dengan Sharky, Octi, dan Twirly. Mereka adalah maskot Ancol yang lucu dan bisa bikin siapa saja jadi lebih ceria.
Setelah dua hari satu malam mengikuti CUTS, peserta akan mendapat penghargaan dari panitia. Acara pun ditutup dengan meriah.
Harga Tiket Camping Under The Sea

Camping Under The Sea sebenarnya bukan program baru. Kegiatan ini pertama kali dihelat pada 2019, akan tetapi sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Alhamdulillah beberapa tahun terakhir, kegiatan ini bisa kembali berjalan.
CUTS dapat diikuti anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun. Kegiatan ini terjamin keamanan dan kenyamanannya karena seluruh peserta akan didampingi education guide profesional.
Harga tiket Camping Under The Sea adalah Rp750.000 dan Rp1 juta. Mama bisa membeli tiket melalui website resminya. Untuk tiket yang dibanderol Rp1 juta akan mendapatkan annual pass Sea World, Samudera, dan Dufan.
Di tahun 2025 ini, Camping Under The Sea akan kembali digelar saat libur sekolah. Tepatnya di tanggal 5-6 Juli 2025.

Penutup
Bagi kami, Camping Under The Sea bukan sekadar liburan dan hiburan. Lebih dari iu, merupakan kegiatan yang jadi pintu masuk menuju pengalaman edukatif yang menyenangkan dan penuh kenangan.
Ada yang anaknya pernah ikut Camping Under The Sea juga? Atau berencana mengikutsertakan anaknya di tahun ini? Yuk, barengan!