Diagnosis Penyakit dengan AI, Sebuah Revolusi di Dunia Medis

Diagnosis suatu penyakit tidak lagi butuh waktu lama. Hanya dalam hitungan detik hingga beberapa menit saja, diagnosis suatu penyakit dapat diketahui. Ya, diagnosis penyakit dengan AI atau artificial intelligence hasilnya lebih cepat dan efisien.

Penggunaan AI dewasa ini merambah ke berbagai bidang. Sentuhan AI membuat keajaiban di dunia medis. Diagnosis penyakit dengan AI yang lebih cepat dan efisien, tentu sangat membantu petugas medis dan pasien.

Saya punya pengalaman diagnosis penyakit dengan AI. Peristiwa bermula saat anak saya mengeluh gatal di kulit sekitar wajah, lengan, dan kaki.

Saat saya amati, terdapat luka seperti lepuhan berisi air atau nanah. Sekilas tampak seperti jerawat yang memerah. Rupanya ada bintil yang sudah pecah, dan setelahnya terbentuk kerak. Wah, apa ini?

Saya pun memasukkan ciri-ciri yang dialami anak saya ke sebuah boks yang disediakan oleh layanan software klinik. Tidak sampai satu menit, sudah keluar hasil diagnosisnya. Secepat itu, karena diagnosisnya melibatkan AI.

Salah satu diagnosisnya adalah impetigo. Rupanya impetigo adalah penyakit akibat bakteri yang menular. Saya pun bergegas membawa si kecil untuk berobat agar tidak menular ke mana-mana.

Akurat! Dokter pun mendiagnosis anak saya terkena impetigo. Setelah mendapat pengobatan, penyakit tersebut sembuh.

Penasaran dengan cara kerja AI dalam mendiagnosis penyakit? Mau coba juga diagnosis penyakit dengan AI? Baca terus tulisan ini untuk tahu jawabannya.

Bagaimana Cara Diagnosis Penyakit dengan AI?

diagnosis-penyakit-dengan-ai
Ilustrasi penggunaan AI di dunia kesehatan/ Foto dari Canva

Kecerdasan buatan telah dibicarakan dan dikembangkan selama puluhan tahun. AI pertama kali dibahas pada 1950-an. Istilah tersebut muncul sebuah lokakarya di Dartmouth College, New Hampshire, pada tahun 1956, oleh ilmuwan komputer Amerika bernama John McCarthy.

Menggunakan komputasi, AI dapat melakukan berbagai tugas seperti penginderaan, pembelajaran, penalaran, hingga saran pengambilan tindakan. Awalnya, AI sangat bergantung pada aturan yang dibuat para ahli untuk mereplikasi cara orang melakukan suatu tugas.

Kemudian, penelitian mulai memanfaatkan teknik numerik yang mengintegrasikan prinsip-prinsip komputasi, pengoptimalan, dan statistik. Hal itu berdampak pada AI yang mulai bisa melakukan sejumlah tugas dengan cara memroses data. Itu makanya, semakin ke sini, minat terhadap “big data” semakin besar.

Dari beberapa penelitian, diketahui AI dapat bekerja hampir sama baiknya dengan manusia dalam mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala yang dialami pasien. Pemrosesan data yang dilakukan AI bahkan ditengarai mampu mengurangi tingkat kesalahan dalam mendiagnosis penyakit.

Keberadaan AI adalah sebuah revolusi di dunia medis. Jika beberapa tahun lalu semua hal dilakukan secara manual, kini AI membantu mengerjakannya lebih cepat dan efisien.

Pengumpulan Data Medis

AI dibekali kemampuan untuk mengumpulkan data besar. Misalnya saja informasi genetik, data demografi, dan catatan kesehatan elektronik. Data-data ini antara lain digunakan untuk mendiagnosis penyakit, melakukan prediksi prognosis, termasuk strategi pengobatan yang optimal.

Pengembangan Model Pembelajaran Mesin

Pembelajaran mesin mengacu pada penggunaan data untuk melatih model melakukan tugas yang diberikan secara mandiri. Jadi, kumpulan data yang besar digunakan untuk mengajarkan algoritma AI untuk mengenali pola. Singkatnya, model ini belajar dari pengalaman memroses data dan mengenali pola.

Model pembelajaran mesin dapat digunakan untuk mengamati tanda-tanda vital pasien yang sedang kritis. AI dapat mengumpulkan data dari perangkat medis yang terhubung ke tubuh pasien, kemudian mencari adakah kondisi yang lebih kompleks, seperti sepsis.

Analisis Gambar Medis

Untuk menganalisis gambar medis, digunakan Convolutional Neural Networks (CNNs) yang merupakan bagian dari AI. CNNs adalah jenis algoritma dalam pembelajaran mendalam yang dirancang khusus untuk memproses data seperti gambar.

Jaringan saraf tiruan tersebut mampu membantu membuat sejumlah besar gambar medis menjadi lebih mudah dikelola. Konon, jaringan saraf tiruan ini sama efektifnya dengan ahli radiologi manusia dalam mendeteksi penyakit tertentu, seperti kanker payudara.

Coba Diagnosis Penyakit dengan AI

diangnosis-penyakit-dengan-ai
Mendiagnosis penyakit dengan bantuan AI di eHealth.co.id

Punya keluhan medis dan ingin mendapat diagnosis yang cepat? Buka saja https://ehealth.co.id/. Selanjutnya, klik menu “Fitur AI” di bagian paling atas.

Di kolom cari diagnosis, kita hanya perlu memasukkan gejala, keluhan, atau hasil pemeriksaan. Tunggu sebentar, nantinya akan didapati sejumlah diagnosis berupa hasil pencarian kode ICD-10.

Kode ICD-10 singkatan dari International Classification of Diseases, 10th Revision (Klasifikasi Internasional Penyakit, Revisi ke-10). Ini merupakan sistem klasifikasi internasional yang digunakan untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur medis.

Rekam Medis Elektronik dengan Bantuan AI di eHealth.co.id

artificial-inteliggence-di-eHealth.co.id
AI di RME eHealth.co.id/ Disusun oleh mamanesia.com dengan teks bersumber dari eHealth.co.id

Zaman dulu, perekaman medis masih menggunakan kertas-kertas secara manual. Risiko rekam medis hilang dan rusak sangatlah besar. Belum lagi butuh waktu yang tidak sebentar untuk menyimpan dan mencarinya kembali.

Untuk memudahkan para tenaga medis, Rekam Medis Elektronik (RME) dengan teknologi AI bisa digunakan. Nah, eHealth.co.id bisa memfasilitasi rekam medis elektronik dengan teknologi AI ini.

Jadi, tenaga kesehatan tak akan lagi kesulitan mencari dan menentukan kode ICD-10 yang sesuai. Apalagi kini jumlah kodenya semakin banyak dan kompleks.

Wah, lebih menghemat waktu dan tenaga ya. Alih-alih disibukkan dengan urusan administrasi, dokter dan tenaga medis lainnya bisa lebih fokus pada pelayanan langsung kepada pasien.

Rekam medis pasien digunakan untuk memberikan diagnosis. Keberadaan AI akan membantu tenaga kesehatan memroses dan mengevaluasi data medis yang sangat kompleks dari berbagai sumber.

Selanjutnya, AI akan menyajikan informasi yang relevan dan rekomendasi diagnosis. Kecepatan AI bekerja akan membantu dokter mengambil keputusan yang cepat dan tepat, terutama saat kondisi pasien kritis.

Tingkat akurasi diagnosis yang disodorkan AI juga tinggi, bahkan bisa mengurangi risiko kesalahan manusia. Ini karena AI terus belajar dan memperbarui modelnya. Kendati demikian, penentu utama keputusan diagnosis dan perawatan pasien tetap berada di tangan dokter.

eHealth.co.id sendiri merupakan startup digital yang menyediakan layanan aplikasi atau sistem informasi manajemen klinik yang terintegrasi. Data yang diolah eHealth.co.id bukan hanya rekam medis elektronik. Ada pula reservasi online, apotek, kasir, keuangan dan logistik, odontogram, laboratorium, hemodialisis, rawat jalan, rawat inap, dan lainnya.

Lebih dari 100 fasilitas pelayanan kesehatan di berbagai wilayah Indonesia telah menggunakan eHealth.co.id. Ada klinik multicabang, klinik pribadi, klinik kecantikan, apotek, dokter gigi, puskesmas, hingga laboratorium. yang telah menjadi pengguna.

Tidak heran sih semakin banyak yang menggunakan layanan dari eHealth.co.id. Pasalnya, eHealth.co.id sudah terdaftar sebagai sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Tak hanya itu, eHealth.co.id juga menggunakan sistem HL7 FHIR. Ini merupakan standar paling mutakhir dalam pertukaran data dan informasi kesehatan di berbagai negara dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Penutup

Revolusi di dunia medis, sudah jamak dilakukan di berbagai negara. Cara-cara konvensional mulai ditinggalkan. Memanfaatkan teknologi, kini diagnosis penyakit dengan AI bisa dilakukan.

Pemanfaatan AI di bidang kesehatan ini bukan latah, lantaran berbagai bidang pun menggunakan AI. Lebih dari itu, AI justru membantu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kualitas pelayanan kesehatan.

Diagnosis di rekam medis elektronik eHealth.co.id yang telah menggunakan AI juga akan membuat fasyankes lebih mudah terintegrasi dengan platform SatuSehat milik pemerintah. Jadi, jika AI bisa memudahkan kerja tenaga kesehatan, kenapa tidak dimanfaatkan dengan optimal?

Referensi

google.com. “Apakah Pembelajaran Mesin sama dengan Kecerdasan Buatan (AI)?” https://newsinitiative.withgoogle.com/id/resources/trainings/is-machine-learning-the-same-thing-as-ai/, diakses pada 6 September 2024.

ibm.com. “What is Artificial Intelligence in Medicine?” https://www.ibm.com/topics/artificial-intelligence-medicine, diakses pada 6 September 2024.

ehealth.co,id. “Menentukan Diagnosis Lebih Cepat & Akurat dengan AI,” https://ehealth.co.id/blog/post/menentukan-diagnosis-lebih-cepat-and-akurat-dengan-ai/, diakses pada 6 September 2024.

kompas.com. “Memanfaatkan eHealth.co.id, Fasyankes Dapat Terintegrasi dengan SatuSehat”, https://health.kompas.com/read/23I13173700768/memanfaatkan-ehealthcoid-fasyankes-dapat-terintegrasi-dengan-satusehat, diakses pada 6 September 2024.

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.