Burayot Khas Garut, Camilan Unik yang Bikin Penasaran

Saya bukan orang yang gampang tergoda, kecuali oleh camilan dengan nama aneh. Serius. Waktu lihat tulisan besar-besar “Burayot” otak saya langsung berhenti berpikir logis. Belum tahu itu makanan apa, bentuknya bagaimana, atau aman nggak buat pencernaan, pokoknya harus beli. Namanya kayak judul sinetron Sunda, masa iya rasanya biasa saja?
Mobil kami sudah melaju beberapa meter, tapi kemudian suami menepikannya. Tak lain dan tak bukan demi menuntaskan rasa penasaran saya pada si burayot ini. Apalagi saat melihat bentuknya yang unik.
Rupanya burayot adalah makanan khas Sunda, tepatnya dari daerah Garut. Tak sepopuler dodol garut, tapi menurut saya, di situlah letak daya tariknya. Camilan ini seolah hadir dengan diam-diam, tak menonjol, tapi menyimpan cerita.
Nama Unik dari Proses yang Tradisional

Penasaran banget dengan nama burayot, akhirnya saya mencari artikel-artikel yang mengulas camilan tersebut. Mengutip tulisan di situs https://garut60.pikiran-rakyat.com/, kata burayot berasal dari bahasa Sunda yang artinya “menggantung”.
Hmm, memang sih setelah digoreng, burayot khas Garut ini digantung menggunakan lidi. Sekilas tampak seperti tetesan air yang menggantung. Setidaknya itu menurut mata saya.
Kendati merupakan makanan khas Garut, tapi saya membeli burayot di Bandung. Jadi, sekarang burayot dikemas lebih modern, sehingga bisa menjadi oleh-oleh pilihan selain dodol. Nah, yang sayang beli adalah “Burayot Simadu”.
Konon, dulunya burayot biasa disajikan di acara-acara khusus nan spesial. Misalnya saat Lebaran, syukuran, pernikahan, khitanan, dan acara adat lainnya.
Mengutip tulisan di https://www.ptsuparmatbk.com/, burayot ditemukan secara tidak sengaja. Begini ceritanya. Zaman dahulu, masyarakat Garut suka membuat camilan dari ubi jalar atau sampeu.
Suatu kali, pasangan suami istri bernama Abah Onoh dan Bi Acih berinovasi membuat camilan dari tepung beras dan gula aren. Kenapa tepung beras? Karena saat itu Bi Acih memiliki persediaan tepung beras yang sangat banyak.
Di saat yang sama, mereka pun memiliki stok gula aren yang banyak. Pasalnya mereka baru saja mendapat kiriman gula aren dari saudaranya di Bungbulang.
Bi Acih lantas membuat adonan dari tepung beras dan gula aren. Selanjutnya, adonan dibentuk bulatan dan digoreng. Ketika digoreng, adonan tersebut menggelembung dan berbentuk lonjong serta kulitnya menjadi keriput.
Setelah digoreng, burayot khas Garut ditiriskan menggunakan tusukan bambu berujung lancip dan digantungkan. Konon penirisan seperti itu lebih efektif menghilangkan minyak.
Rasa Burayot Khas Garut yang Melekat di Benak

Bagaimana rasa burayot ini? Kata anak saya, agak mirip donat. Sedangkan menurut saya, mirip cucur. Hanya saja cucur bertekstur kenyal, sedangkan burayot seperti bertepung dan lumer di mulut.
Saat membeli Burayot Simadu, si aa’ penjualnya membolehkan saya mencicipi yang belum lama digoreng. Wah, masih hangat dan wangi. Hmm, agar kriuk bagian luarnya.
Jika burayot sudah dingin, tentu sensasi kriuknya tak lagi terasa. Meski begitu, tetap saja makan satu tuh kurang. Saya sampai makan tiga burayot sekaligus. Seenak itu!
Saya membeli Burayot Simadu isi 10 dengan harga Rp20.000. Namun, karena tak lama burayot yang saya beli langsung habis, akhirnya beli lagi. Untung di Bandung ada beberapa cabang penjualan.
Selanjutnya, saya beli burayot isi 20 dengan harga Rp30.000. Toh jika tidak habis di perjalanan, bisa dibawa pulang. Saya bayangkan, di rumah burayot ini akan di-air fryer. Hmm, pasti enak makan burayot hangat sambil minum teh tawar di pagi hari.
Burayot Simadu sih tidak merekomendasikan burayot digoreng ulang. Hal ini bisa mengubah rasa. Beda halnya jika di-air fryer sekejap. Justru burayot akan lebih crunchy di luar.
Penutup
Camilan ini mungkin sederhana. Tidak mewah. Namun ia punya daya tariknya sendiri: dari nama, bentuk, hingga rasa.
Kalau Mama sedang berkunjung ke Garut, Bandung, atau wilayah Priangan Timur, sempatkan mencari burayot khas Garut. Bisa jadi, di balik bentuknya yang unik, tersimpan manisnya pengalaman yang tak diduga. Jangan lupa, kadang rasa paling otentik justru datang dari camilan yang tidak sengaja kita temukan.
Baca juga rekomendasi makanan khas dari daerah lainnya di tulisan berikut:
Makanan Khas Padang Ini Bisa Bikin Ngiler Seketika
Jangan Terlewat! 5 Makanan Khas Dieng untuk Oleh-oleh
Es Selendang Mayang, si Manis Khas Betawi dan Kisah di Baliknya
Referensi
www.ptsuparmatbk.com. “Sejarah Burayot, 4 Keunikannya, Beserta Cara Pembuatannya,” https://www.ptsuparmatbk.com/article/sejarah-burayot, diakses pada 1 Juli 2025.
garut60.pikiran-rakyat.com. “Burayot: Rahasia di Balik Kue Tradisional Garut yang Menggoda,” https://garut60.pikiran-rakyat.com/ragam/pr-3858195804/burayot-rahasia-di-balik-kue-tradisional-garut-yang-menggoda, diakses pada 1 Juli 2025.