Cerita Mudik Naik Bus ke Bengkulu dari Jakarta

Lebaran 2024 ini adalah jadwal kami mudik ke Bengkulu. Inginnya ke Bengkulu naik pesawat, tapi apa daya isi kantong sedang pas-pasan. Hendak bawa mobil, tapi suami sedang tidak nyaman menyetir Jakarta – Bengkulu sendiri. Ya sudahlah, akhirnya memutuskan mudik naik bus ke Bengkulu. Gimana ya rasanya?

Di tulisan ini saya akan berbagi cerita tentang cara memesan tiket bus ke Bengkulu dari Jakarta, juga harga tiketnya. Selain itu, ada pula hal-hal yang kami alami dan rasakan sepang perjalanan.

Pesan Tiket Bus ke Bengkulu dari Jakarta

bus ke bengkulu
Salah satu bus dengan tujuan Bengkulu dari Jakarta yang dikenal nyaman/ Foto: Nurvita Indarini

Di Lebaran 2024 ini, kami memesan tiket bus ke Bengkulu sejak jauh hari. Tepatnya sebulan sebelum hari keberangkatan.

Pemesanan tiket bus ke Bengkulu dilakukan secara online, melalui aplikasi redBus. Untungnya melakukan pemesanan tiket secara online adalah tidak perlu antre di terminal.

Kita juga bisa langsung memastikan ketersediaan tiket. Bahkan calon penumpang bisa memilih tempat duduk. Hemat waktu banget!

Oke, begini langkah memesan tiket bus secara online melalui RedBus. Tak hanya melalui aplikasi, kita juga bisa melakukan pemesanan melalui situsnya.

1. Pilih Rincian Perjalanan

Masukkan tempat keberangkatan, tujuan, tanggal perjalanan dan klik ‘Cari’.

2. Pilih Bus dan Tempat Duduk

Pilih bus, tempat duduk, tempat keberangkatan, tujuan, isi rincian penumpang dan klik ‘Pembayaran’.

3. Lakukan Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer ATM, internet banking, Alfamart, Indomaret, kartu kredit/debit, Mandiri Clickpay, BCA Klikpay, dompet digital OVO dan GoPay, dll.

Harga tiket bus ke Bengkulu dari Jakarta di musim mudik tahun ini adalah Rp635.000,00. Saya cek di hari-hari biasa, harga tiketnya lebih murah, yakni Rp530.000,00.

Di aplikasi redBus, ada dua perusahaan yang menyediakan bus ke Bengkulu dari Jakarta, yakni Putra Raflesia dan SAN. Mengingat pool SAN sangat dekat dengan rumah mertua di Bengkulu, kami pun menjatuhkan pilihan ke bus SAN.

Keberangkatan Bus ke Bengkulu

Perjalanan darat ke Bengkulu dan Jakarta bukan kali ini saja kami lakukan. Sebelumnya, sudah dua kali dilakukan. Hanya saja saat itu suami menyetir mobil sendiri. Tahun ini, alhamdulillah punya pengalaman baru naik bus ke Bengkulu dari Jakarta.

Kami dijadwalkan naik bus sesuai tanggal pemesanan dari Terminal Pulo Gebang. Mulanya, bus akan berangkat pukul 10.00 WIB. Akan tetapi ada sedikit perubahan, keberangkatan dilakukan lebih awal, yakni pukul 07.00 WIB.

Jarak rumah ke Terminal Pulo Gebang butuh waktu sekitar 30-45 menit. Kami pun berangkat dari rumah setelah selesai salat subuh, sekitar pukul 05.00 WIB.

Untung kami berangkat ke terminalnya nggak mepet waktu berangkat. Soalnya kami salah ambil jalan. Kami malah masuk ke jalan khusus bus saat masuk ke Terminal Pulo Gebang. Alhasil kami harus memutar demi mendapati jalan yang benar.

Sesampainya di Terminal Pulo Gebang, kami menuju ke loket Bus SAN untuk check in dan mengambil hang tag barang yang masuk bagasi. Selanjutnya, menunggu bus di pintu keberangkatan.

Begitu bus datang, barang-barang dimasukkan bagasi. Sedangkan tas berisi laptop dan perbekalan dibawa masuk ke kabin bus. Seperti bus-bus lainnya, disediakan pula tempat penyimpanan di atas tempat duduk.

31 Jam Perjalanan Naik Bus ke Bengkulu dari Jakarta

bus ke bengkulu
Bus akan masuk ke kapal feri dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni/ Foto: Nurvita Indarini

Saat menggunakan mobil pribadi menuju Bengkulu dari Jakarta, kami butuh waktu 24-27 jam. Sedangkan di musim mudik ini, bus ke Bengkulu yang ditumpangi butuh waktu sekitar 31 jam untuk menyelesaikan perjalanan.

Sebenarnya kala itu perjalanan dari Jakarta menuju Pelabuhan Merak cukup lancar. Hanya saja saat akan masuk kapal penyeberangan, terjadi antrean kendati tidak terlalu panjang.

Saat berbuka puasa tiba, bus masih berjalan. Untung bawa camilan, sehingga bisa mengganjal perut sejenak. Bus baru berhenti ketika tiba di Rumah Makan Siang Malam yang berlokasi di Jalan Lintas Sumatera KM 6.

Kami segera mengambil posisi makan. Tak lama makanan dengan aneka lauk disajikan. Wah, laparnya. Rasanya semua ingin dimakan. Si Sulung memilih lauk lele goreng. Saya dan si bungsu memilih gulai ayam. Sedangkan suami lauknya banyak sekali: rendang, tongkol balado, dan telur balado.

Kami makan dengan cepat, karena waktu istirahatnya terbatas. O, ya,  di rumah makan tersebut juga menuntaskan hasrat ke belakang, serta menunaikan ibadah salat.

Perjalanan menuju Bengkulu melintasi daerah Lubuk Linggau. Karena melewati jalan yang berkelok dan medan yang naik-turun, perut sedikit mual. Saya pun mengusir mual dengan memperbanyak memejamkan mata.

Beberapa hal yang bikin saya kurang nyaman saat berada di bus adalah aroma toilet yang kerap menguar. Maklum, tempat duduk saya tepat menghadap ke toilet. Selain itu, ukuran toilet terlalu kecil, sehingga saya agak sulit saat akan buang air kecil.

Di kursi dan gorden bus beberapa kali terlihat anak-anak kecoak. Agak waswas jadinya, khawatir binatang tersebut masuk ke lubang telinga atau hidung.

Waswas kembali menyergap kala melihat beberapa kursi di bagian depan ketetesan air. Rupanya ada kebocoran AC. Untuk pertolongan pertama, kru bus membalut bocor tersebut menggunakan lakban dan gorden. Alhamdulillah kursi yang kami tempati aman.

Kami paham, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Namun, harapannya, di masa depan kondisi busnya akan lebih baik lagi. Apalagi kadang kondisi bus yang satu dan yang lain beda-beda, meski berada di bawah naungan PO yang sama. Sepertinya kebetulan saat itu bus yang kami naiki memiliki beberapa kelemahan. Soalnya seorang saudara mengatakan bus yang dinaikinya ke Bengkulu nyaman-nyaman saja.

Bus kami kembali berhenti untuk makan sahur penumpang di daerah Prabumulih. Sebetulnya ini adalah makan sahur yang terlalu cepat. Pasalnya jam masih menunjukkan pukul 02.00 WIB. Namun, gimana lagi, perjalanan masih panjang.

Akhirnya bus memasuki daerah Bengkulu. Bus beberapa kali berhenti di agen untuk menurunkan penumpang. Laluuuu, tiba juga di pool Bus SAN yang berjarak sekitar 1,5 km dari rumah mertua. Alhamdulillah, sampai tujuan setelah menempuh 31 jam perjalanan.

Tips Mudik Nyaman Naik Bus

bus ke bengkulu
Seru juga mudik naik bus/ Foto: Nurvita Indarini

Meski duduk terus dan banyak tidur saat perjalanan 31 jam, tetap saja badan terasa lelah. Sampai rumah mertua, kami mandi sebersih-bersihnya. Namanya nggak kena air lebih dari 20 jam tentu rasanya kotor dan nggak nyaman.

Nah, berdasar pengalaman kami, berikut ini beberapa tips mudik nyaman naik bus.

1. Pastikan Jam dan Lokasi Keberangkatan

Sepele tapi bermakna besar. Agar tidak ketinggalan bus, pastikan dengan baik jam keberangkatannya. Pastikan pula lokasi keberangkatannya.

Ada baiknya berangkat tidak mepet dengan jam keberangkatan bus. Dengan begitu, kita tidak akan terburu-buru.

2. Bawa Barang Secukupnya

Membawa barang secukupnya akan membuat kita tidak kerepotan saat membawanya. Selain itu, meminimalkan risiko barang jatuh, hilang, atau tertinggal.

3. Pakai Pakaian yang Nyaman

Biasanya bus dalam keadaan dingin, karena itu sebaiknya membawa jaket atau selimut agar tetap nyaman. Kenakan pula pakaian yang simpel untuk menghindari risiko tersangkut.

4. Baca Camilan

Membawa camilan secukupnya, apalagi jika membawa anak kecil. Camilan juga bisa membantu mengganjal perut kala bus belum tiba di rumah makan untuk ishoma.

5. Bawa Obat Pribadi

Kadang penyakit menyapa tanpa melihat situasi dan kondisi. Untuk itu, pastikan obat pribadi sudah berada di dalam tas. Misalnya obat pereda nyeri, penurun demam, dan obat diare.

6. Bawa Hiburan

Saat bepergian bersama anak, sebaiknya membawa sedikit hiburan. Misalnya musik, buku, dan mainan. Hal itu akan membantu anak mengatasi bosan yang melanda dalam perjalanan jarak jauh.

7. Catat Pelat Nopol Bus

Sebelum naik, catat dulu pelat nomor polisi bus. Ini penting agar kita tidak salah naik bus, misalnya setelah istirahat di tempat makan. Boleh juga mencatat nomor kontak kru bus untuk berjaga-jaga.

8. Zikir dan Doa

Rasulullah SAW menyatakan bahwa bepergian atau safar merupakan bagian siksaan. Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda, “Bepergian (safar) itu adalah sebagian dari siksaan yang menghalangi seseorang dari kalian dari makan, minum dan tidurnya. Maka apabila dia telah selesai dari urusannya, hendaklah dia segera kembali kepada keluarganya.” [HR. Bukhari, HN 1677].

Karena itu, selama melakukan safar, ingatlah selalu untuk zikir dan berdoa. Berharap perlindungan Allah agar perjalanan aman, lancar, selamat, menyenangkan, dan mendapat rida Allah.

Penutup

Selalu ada cerita dari setiap peristiwa. Pun saat mudik tahun ini, naik bus ke Bengkulu dari Jakarta. Pertanyaannya, apakah kelak akan mengulang kembali perjalanan naik bus ke tujuan yang sama?

Hmm, kalau sendiri sih mungkin masih boleh ya. Namun, jika harus membawa anak-anak, saya memilih menggunakan transportasi lainnya. 

Bukan apa-apa, anak-anak kan kadang lambat pergerakannya. Sementara kru bus dan penumpang lain tentu nggak mau menunggu anak-anak saya selesai makan. Atau mungkin kelak akan saya ulang lagi perjalanan ini saat anak-anak sudah lebih besar.

Kami juga punya pengalaman mudik ke Bengkulu naik pesawat. Simak ceritanya ya, Ma: Cerita Mudik Lebaran 2022, Pertama Kali si Kecil Naik Pesawat

Ada yang punya pengalaman mudik naik bus bersama si kecil juga? Kira-kira apa nih tantangannya?

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com