Cara Cerdas Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

Assalamualaikum, adakah yang sedang mempertimbangkan untuk membuat usaha baru? Sebagai seorang mama, pasti ingin usaha yang bisa dilakukan di rumah sambil mengurus anak dan keluarga. Benar ‘kan? Bagaimana kalau memulai bisnis hijab dengan brand sendiri?

“Ambil brand orang sajalah. Kayaknya ribet deh kalau bikin brand sendiri,” ujar seorang rekan pesimistis ketika saya menyampaikan ide untuk memulai bisnis hijab.

Hmm, benarkah bakalan ribet? Saya pun mencari pasokan informasi agar niat memulai bisnis hijab tidak berhenti di niat saja. Apalagi memilih tidak memulai hanya karena anggapan ribet dari pemikiran orang lain.

Dari hasil ngobrol dengan pengusaha jahitan dan rekan yang sudah lebih dulu menekuni bisnis hijab, pemikiran saya makin terbuka. Melalui tulisan ini, saya hendak berbagi hasil diskusi dengan beberapa kenalan tersebut. So, baca terus sampai akhir ya.

Saya akan memulai sharing dengan tulisan tentang apakah bisnis hijab menguntungkan, lalu cara memulai bisnis hijab dengan brand sendiri, serta rekomendasi menghasilkan produk hijab yang unik dan tidak pasaran.

Apakah Bisnis Hijab Menguntungkan?

Ilustrasi perempuan berhijab/ Foto: Canva

Hijab di mata saya bukan sekadar identitas perempuan muslim. Lebih dari itu, hijab adalah simbol empowerment dan bagian dari perkembangan fesyen. Apalagi kini semakin banyak lahir-lahir komunitas hijab. Hal itu berimbas pada permintaan hijab dan produk terkait hijab yang meroket.

Coba deh perhatikan data berikut. Pada 2019, konsumsi fesyen muslim global mencapai US$277 miliar. Lalu di tahun 2021, melonjak ke angka US$295 miliar. Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan konsumsi fesyen muslim global akan meningkat menjadi US$311 miliar di tahun 2024.

Itu adalah angka di pasar global. Yuk, kita cari tahu bagaimana pasar di dalam negeri. Seturut laporan State of the Global Islamic Economy Report 2015 yang ditulis Thomson Reuters dan Dinard Standard, konsumsi fesyen hijab Indonesia ada di urutan ketiga terbesar di dunia.

Artinya apa? Pasar hijab di dalam negeri sangat menjanjikan! Apalagi jika nantinya bisa mengembangkan sayap untuk menyasar pasar mancanegara. Oke, jangan mimpi terlalu tinggi dulu. Lebih baik mulai dari langkah-langkah kecil yang realistis.

Menurut saya bisnis hijab di Indonesia memiliki nilai ekonomi tinggi karena negara ini memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Bila dulu pengguna hijab hanyalah perempuan dewasa, kini justru semakin banyak digunakan perempuan-perempuan muda.

Terlepas dari semangat hijrah untuk menutup aurat, fesyen hijab di Indonesia banyak bertransformasi menjadi lebih kontemporer dan mengikuti tren mode. Hasilnya, di pasaran banyak variasi hijab yang membuat penggunanya tetap tampil modis, nyaman, dan anggun.

Cara Memulai Bisnis Hijab dengan Brand Sendiri

Aneka motif hijab/ Foto: Canva

Pasar fesyen hijab lokal memang terbuka lebar. Namun, produsennya juga tidak sedikit. Bahkan banyak pebisnis hijab yang kini mampu membuka jalan ekspor ke negara lain. Lalu bagaimana memulai bisnis hijab yang mampu bertahan dan bersaing?

Nah, berikut ini beberapa cara memulai bisnis hijab dengan brand sendiri yang bisa kita lakukan.

1. Riset Pasar dan Identifikasi Target Konsumen

Saat memulai bisnis, jangan pernah mengandalkan perasaan. Ya, jika hanya perasaan yang dikedepankan, maka asumsi akan menyita pikiran. Ingat, perasaan sering kali salah karena sudut pandang yang terlalu subjektif.

Untuk itu, riset merupakan kunci penting untuk memahami pasar yang akan disasar. Dari riset pasar yang ekstensif, kita bisa memahami tren industri saat ini. Hal itu juga memudahkan kita menemukan target konsumen dan preferensi mereka. Memang sih untuk melakukan hal ini tidak mudah, tapi wajib dilakukan.

Dalam melakukan riset pasar, kita bisa mempertimbangkan beberapa hal. Misalnya style hijab seperti apa, bagaimana kualitas produknya, harganya berapa, ukurannya seperti apa, dan bagaimana desainnya.

Pada saat akan memulai bisnis hijab, ada kekhawatiran tidak bisa bersaing dengan brand-brand yang sudah lebih dulu ada dan dikenal publik. Perasaan itu wajar kok kita alami. Namun, sebaiknya kita menghindari tujuan bersaing dengan brand-brand yang ada.

Alih-alih mengibarkan bendera persaingan, lebih baik brand hijab kita muncul untuk menyelesaikan masalah yang dialami para calon konsumen. Misalnya nih, jika target konsumen membutuhkan hijab yang elegan dan tidak perlu disetrika, kita bisa menghadirkan hijab dengan motif tidak pasaran dan berbahan polycotton.

Setelah mengidentifikasi target konsumen, ada baiknya menciptakan persona pembeli. Gunanya untuk menyesuaikan produk dan upaya pemasaran. Jadi, persona pembeli adalah profil terperinci untuk membantu memahami kebutuhan, preferensi, perilaku, dan demografi target konsumen.

Kita bisa memasukkan beberapa elemen dalam menciptakan persona pembeli, misalnya demografi, motivasi menggunakan dan membeli hijab, pola perilakunya, serta tantangan yang mereka hadapi.

Jika bingung memulai riset pasar, kita bisa mengandalkan Google Trends untuk mengetahui permintaan produk dan pertumbuhan pasar. Bisa pula dengan melakukan riset secara online atau menggunakan media sosial guna mengetahui preferensi produk dan kebutuhan konsumen.

2. Hijab Business Plan

“Saat membuat usaha, jangan pernah lupa membuat business plan,” ucap seorang kawan yang memiliki usaha peternakan ikan patin. Ucapannya terngiang-ngiang di telinga saya, kendati diucapkannya bertahun-tahun lalu.

Kawan saya benar. Business plan merupakan road map yang antara lain berisi hasil riset pasar, tujuan, strategi, hingga proyeksi keuangan bisnis yang dijalankan. Hal ini akan memudahkan kita dalam menavigasi usaha yang dikembangkan.

Terkait tujuan, ini terkait dengan apa yang hendak dicapai dengan bisnis hijab menggunakan brand sendiri. Apakah kita ingin menjadi brand hijab yang melayani kalangan milenial? Apakah ingin menjadi brand hijab khusus untuk rumahan? Atau apakah ingin menjadi brand hijab yang mengusung kearifan lokal?

Setelah tujuan ditetapkan, lanjut ke strategi bisnis. Strategi ini meliputi produksi, distribusi, dan pemasaran. Jadi perlu ditulis dari mana mendapatkan bahan utama, siapa yang akan mengawasi tugas produksi, serta bagaimana pemasarannya.

Proyeksi keuangan dalam business plan sangat perlu untuk menjadi panduan bisnis. Dengan begitu, kita memiliki gambaran modal yang diperlukan, sehingga bisa menetapkan harga jual yang tepat.

Ilustrasi hijab printing/ Foto: iPrint

3. Membangun Brand yang Kuat

Untuk membangun identitas brand, maka butuh nama brand, logo, serta elemen visual yang menarik dan mudah diingat. Dalam membangun brand ini pun tidak asal-asalan alias sekehendak sendiri saja, melainkan disesuaikan pula dengan target konsumen dan keunikan yang hendak dijual.

Saat memilih dan memutuskan nama brand, sebaiknya menggunakan nama yang mudah diucapkan dan mudah diingat. Jangan sampai karena ingin terdengar keren lalu mengadopsi bahasa asing yang sulit ditulis dan diucapkan.

Pun dengan logo, hendaknya yang sederhana dan mudah dikenali. Jangan lupa, untuk warna dan tipografi harus konsisten dan mencerminkan kepribadian brand kita.

Perlu diingat, branding bukan sekadar logo dan tagline. Lebih dari itu, ada keterikatan secara emosional dengan konsumen. Karena itulah, brand story juga penting untuk membangun koneksi. Kisah-kisah yang relate dengan target konsumen akan memudahkan kita berkomunikasi dan mengenalkan produk.

Konektivitas dengan pelanggan bisa dibangun melalui media sosial. Saat ini ada berbagai media sosial yang bisa jadi pilihan. Bisa menggunakan Facebook, Instagram, blog, maupun TikTok. Media mana yang dipilih, tentu disesuaikan dengan target konsumen.

Nggak melulu jualan produk melalui media sosial. Kita perlu juga berbagi cerita atau mengajak konsumen belajar bersama mengenai suatu hal. Misalnya saja dengan menggelar diskusi, membuat aneka konten yang relate dengan konsumen, hingga menggelar berbagai kompetisi online untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

4. Mencari Bahan Hijab dan Pemasok

Selanjutnya mencari bahan hijab dan pemasok alias supplier tepercaya. Kita bisa memulai tahap ini dengan mengamati berbagai kain yang tersedia di pasar. Daya tahan kain dan kenyamanan jadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Setelah itu, baru deh memilih warna dan desain yang sesuai dengan identitas brand hijab kita.

Setelah itu, saatnya mulai merancang dan memproduksi jilbab. Kita bisa menggunakan jasa pihak lain atau membuatnya sendiri jika memang memiliki keterampilan dan peralatan yang diperlukan.

Nah, menurut saya, lebih mudah menggunakan jasa pihak lain dalam memproduksi hijab dengan brand sendiri. Apalagi jika pihak lain tersebut bisa membantu menghasilkan hijab yang unik dan tidak pasaran sesuai kemauan konsumen.

Agar tidak pasaran, kita bisa menghadirkan hijab dengan motif menarik nan unik. Hijab bermotif ini dikenal sebagai hijab printing. Dari waktu ke waktu, hijab printing selalu menjadi tren fashion kekinian. Itu makanya pangsa pasarnya terbuka lebar.

Nggak perlu bingung mencari jasa pihak lain untuk membantu mewujudkan bisnis hijab dengan brand sendiri. Saya punya rekomendasinya. Kita bisa menggunakan jasa print kain iPrint yang sudah berpengalaman sejak 2015. Yuk, kenalan dulu dengan iPrint lebih dekat.

iPrint Bisa Cetak Kain Hingga Menghadirkan Produk Jadi ke Tangan Kita

Ilustrasi kain untuk hijab/ Foto: Canva

Jujur, saya amazed sekali saat tahu keberadaan iPrint. Bagaimana tidak? IPrint memudahkan dan mampu mewujudkan kreasi para individu kreatif untuk memulai bisnis.

Bayangkan, kita nggak perlu repot memilih kain di pasar lalu menjahitnya. Cukup memberikan desain cetaknya, lalu menunggu di rumah sambil menyiapkan strategi pemasaran, produk sudah siap dijual kembali.

Alasan Menggunakan Jasa iPrint untuk Memulai Bisnis Hijab

Berikut ini sejumlah alasan mengapa memilih iPrint sebagai partner untuk memulai bisnis hijab dengan brand sendiri.

Cetak Kain Berkualitas

Hasil cetak kain iPrint tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya iPrint menggunakan mesin berkualitas terbaik yang memang diperuntukkan mencetak kain. Jadi, mesin yang digunakan bukanlah mesin modifikasi lho ya.

Tinta yang digunakan untuk mencetak pun tinta asli untuk kain. Bahkan tintanya telah bersertifikasi OEKO-TEX, sehingga aman bagi kulit manusia, bahkan bagi kulit bayi baru lahir.

Tintanya juga non-toxic yang sudah pasti aman digunakan. Tintanya pun mendukung kualitas cetakan yang baik dan warna yang konsisten. Tak heran, belasan ribu brand atau butik telah mempercayakan cetakan kainnya ke iPrint.

Bisa Custom Design

Bisa mendesain gambar untuk kain sendiri? Wah, ini adalah modal berharga untuk menghasilkan motif unik di bisnis print hijab.

Sebenarnya mendesain motif tidak ribet. Kita bisa melakukannya menggunakan aplikasi desain grafis online yang mudah digunakan. Namun, jika tidak bisa mendesain sendiri, jangan sedih. iPrint menyediakan tim desainer yang andal di bidangnya. Mereka akan membantu kita menciptakan motif yang diinginkan.

Proses Cepat

Penasaran nggak berapa lama proses cetak kain yang dibutuhkan iPrint? Hanya 3-7 hari saja! Wuih kilat banget ya. Bahkan bisa lebih cepat lagi bila antrean tidak banyak dan desain sudah siap.

Harga Terjangkau

Untuk saya dan siapa pun yang hendak memulai bisnis hijab printing dengan brand sendiri, tidak perlu khawatir dengan harga cetak kain. iPrint membanderol mulai dari Rp30.000-an untuk cetak di kain sendiri.

Cukup murah dan terjangkau bukan? Bagi saya, membantu banget sih bagi yang baru saja memulai bisnis dengan modal yang tidak terlalu besar.

Ilustrasi kain hijab/ Foto: Canva

Bahan Hijab Printing Berkualitas

iPrint menyediakan berbagai pilihan jenis bahan kain printing. Setidaknya ada lebih dari dua puluh jenis. Lalu untuk print hijab, bagusnya pakai kain apa?

Menurut iPrint, hampir semua jenis kain bisa dijadikan bahan utama pembuatan hijab printing. Akan tetapi kain yang banyak digunakan yakni satin, organza, katun, voal, armani silk, dan ceruti.

Nah, iPrint punya tujuh pilihan bahan utama hijab printing. Berikut ini pilihannya.

Voal Tryspan Ultrafine

Kain ini mempunyai karakter ringan, tegak, dan nyaman saat digunakan.

Voal Tryspan Ultrafeel

Merupakan salah satu jenis kain voal papan atas dengan tekstur zig-zag rapat dan mewah.

Voal Ultimate

Ini merupakan salah satu jenis kain voal terbaik. Ciri khusus bahan ini yaitu tekstur garis miring memanjang.

Voal Sahara

Jika ingin memproduksi hijab printing dengan koleksi warna yang banyak, maka voal sahara bisa jadi pilihan. Keunggulan lainnya, tekstur voal sahara paling empuk dibanding kain voal lainnya.

Voal Premium

Bahan voal ini adalah yang terlaris dan terpopuler dalam membuat hijab printing.

Double Hycon

Kain Double hycon merupakan kategori kain sifon. Karakter dari kain ini adalah lembut, halus, jatuh, dan tidak mengembang.

O, ya kita bisa melakukan test print terlebih dahulu pada bahan kain yang akan digunakan sebelum memproduksi lebih banyak. Dengan begitu kita bisa benar-benar menjaga kualitas produk.

Tidak Harus Pesan dalam Partai Besar

Jangan sedih jika modal yang dikantongi pas-pasan. Di iPrint, minimum ordernya hanya 10 meter. Dengan begitu tidak membebani modal usaha. Bahkan untuk print hijab, minimal order hanya 12 pcs saja.

iPrint juga menawarkan motif laser cut hijab printing. Ada tujuh motif laser cut yang bisa dipilih, baik motif tanpa lubang atau dengan lubang.

Pokoknya nggak perlu bingung jika tidak punya mesin jahit dan kemampuan menjahit. Serahkan saja pada iPrint, kita tinggal menerima produk jadi yang siap dipasarkan.

Penutup

Membuat bisnis hijab printing dengan brand sendiri bukan mimpi. Setelah membaca tulisan ini, yuk bangkit bersama dan memulai langkah cerdas membangun usaha. Bersama iPrint yang berpengalaman, kita akan lebih mudah membangun bisnis hijab.

Dengan hasil printing yang menawan, hijab pasti akan laku di pasaran. Tak lupa, terus fokus pada produk dengan kualitas tinggi, serta selalu mengikuti tren dan desain fashion sesuai zaman.

Gimana, siap membuat bisnis hijab printing dengan brand sendiri?

Referensi

bimp-eaga.asia. Big Opportunities for BIMP-EAGA in $3-Trillion Global Muslim Market, https://bimp-eaga.asia/article/big-opportunities-bimp-eaga-3-trillion-global-muslim-market, diakses pada Jumat (22/9/2023).

antaranews.com, BI Projects Global Muslim Fashion Consumption to Reach US$311 Billion, https://en.antaranews.com/news/193285/bi-projects-global-muslim-fashion-consumption-to-reach-us311-billion, diakses pada Jumat (22/9/2023).

Warta Ekspor. Fesyen Muslim Indonesia, Ditjen PEN/WRT/31/IV/2015 edisi April 2015.

halalop.com. How to Start Hijab Business – with case studies, https://halalop.com/business/how-to-start-hijab-business-with-case-studies/, diakses pada Jumat (22/9/2023).

The Halal Times. How to Start a Successful Hijab Business?, https://www.halaltimes.com/how-to-start-a-successful-hijab-business/, diakses pada Jumat (22/9/2023).

iprint.id. Jasa Print Hijab Voal, https://www.iprint.id/print-hijab/, diakses pada Jumat (22/9/2023).

Leave A Reply

Your email address will not be published.

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.