Biduran yang Tak Kunjung Sembuh dan Self-Love

Memendam sesuatu terlalu lama memang tidak baik. Tak terkecuali memendam perasaan tidak nyaman akibat biduran yang tak kunjung sembuh. Tanpa sadar “menghukum diri sendiri”. Ah, self-love alias cinta diri dipertanyakan nih.

Saya seperti “menghukum diri sendiri” karena membiarkan biduran ini menjajah tubuh selama lebih dari satu bulan. Saya pikir biduran ini akan sembuh dengan sendiri. Seperti biduran tahun lalu, atau dua tahun sebelumnya. Nyatanya, biduran ini semakin merajalela.

Bayangkan, biduran ini membuat tubuh saya dipenuhi luka garukan. Stres, tidak percaya diri, kesal. Semua bercampur aduk. Tanpa sadar melontarkan kalimat negatif pada diri, merasa jijik pada diri sendiri, alhasil harga diri pun tergerus. Self-love menjadi semakin tidak nyata.

Air Kelapa untuk Atasi Biduran?

Air kelapa muda/ Foto: Canva

Mengingat saya masih menyusui, jadi nggak bisa sembarangan minum obat. Beberapa tahun lalu, saya beli antihistamin di apotek untuk meredakan biduran. Hanya saja informasi yang saya dapat, ada kandungan yang bisa terserap ke ASI. Hal itu membuat saya berpikir dua kali untuk membeli dan mengonsumsi antihistamin.

Kerabat menyarankan untuk rutin mengonsumsi air kelapa muda untuk mengatasi biduran. Ikhtiar ini saya jalani. Namun, bentol-bentol biduran masih saja muncul.

Saya menduga biduran ini terjadi karena saya alergi perubahan cuaca yang cepat. Panas, dingin, lalu panas lagi, bisa berpengaruh ke imunitas. Nah, pada saya, “larinya” ke kulit. Kondisi ini yang sering saya alami setiap tahun. Namun, biasanya biduran tidak pernah lama singgah. Kurang dari sepekan sudah sembuh sendiri.

Jika alergi pada perubahan cuaca, maka minum air kelapa tidak akan berpengaruh apa-apa. Saya jadi penasaran, ingin tahu manfaat sehat air kelapa, nih.

Dikutip dari WebMD, air kelapa kaya akan karbohidrat dan elektrolit seperti kalium, natrium, dan magnesium. Banyak yang menyebut air kelapa adalah sumber hidrasi terbaik sehingga bisa membantu mencegah dehidrasi. Akan tetapi sejumlah peneliti mengatakan sejauh ini tidak ada bukti yang cukup untuk itu.

Sejumlah penelitian awal menunjukkan air kelapa dapat menurunkan tekanan darah pada orang yang memiliki tekanan darah tinggi. Sebaiknya bagi yang sedang menjalani pengobatan tekanan darah tinggi, menghindari air kelapa karena tekanannya bisa turun terlalu banyak. Sebaiknya sih konsultasi dulu ke dokter.

Self-love Kala Biduran Semakin Merajalela

Suatu kali, saya mengikuti kajian Umi Indadari. Di situ beliau bercerita pernah mengalami masalah pada kulit. Mungkin seperti sata, masalah kulit tak kunjung selesai dan bikin stres.

Alih-alih jadi merasa jijik pada diri sendiri, Umi Indadari mengelus dan mengajak bicara kulitnya. Kurang lebih seperti ini, “Kulitku, aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja. Yang sedang terjadi ini adalah ujian bagi kita, semoga bisa menjadi penggugur dosa. Semoga kita bisa melewati ini bersama dengan penuh ketakwaan.”

Saya praktikkan tuh apa yang dilakukan Umi Indadari. Saat mandi, saya usap-usap kedua kaki saya. Di sana banyak sekali bekas lukanya. Kaki yang dulunya tanpa noda, dengan kehendak Allah bisa penuh noktah begini. Ya Allah, mungkin selama ini saya sombong, sehingga Allah menegur dengan biduran yang tak kunjung sembuh.

Jika bisa bicara, mungkin kulit kaki saya akan curhat bagaimana tersiksanya dia dengan gatal dan pedihnya garukan kuku. Dengan mengusap-usap kulit kaki, saya jadi merasa makin sayang sama diri sendiri. Self-love yang perlahan menguap karena biduran, kembali terpupuk.

Saya juga melafalkan doa saat sakit :

  • Baca basmalah sebanyak tiga kali sambil memegang bagian yang sakit. Inis sebagaimana disampaikan dalam kitab Ar Rahmah fi Atthib wa Al Hikmah.
  • Baca: Audzubillahi wa qudratihi min syarrima ajidu wa uhadiru (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari kejelekan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti). Doa ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadis shahih oleh Imam Muslim

Setiap selesai salat, saya minta ampun pada Allah. Mungkin selama ini saya sering sombong dan bertindak zalim tanpa disadari, sehingga Allah menyampaikan tegurannya. Seperti kata Umi Indadari, penyakit juga bisa jadi bentuk komunikasi Allah dengan hambanya. Pertanyaannya: kita peka atau tidak.

Berobat ke SPKK untuk Atasi Biduran yang Tak Kunjung Sembuh

Biduran
Ilustrasi biduran/ Foto: Canva

Sebelumnya, jika hendak ke rumah sakit untuk berobat, ada saja halangannya. Itulah yang membuat saya bertahan dan mencoba berdamai dengan biduran. Namun, entah bagaimana, di suatu hari Allah beri kelapangan waktu sehingga saya bisa leluasa ke rumah sakit dan bertemu dengan spesialis kulit dan kelamin (SPKK).

Saat bertemu dengan dokter, saya mendapat penjelasan panjang lebar tentang penyebab biduran.

  • Alergi
  • Infeksi
  • Adanya penyakit tertentu seperti lupus, limfoma, penyakit tiroid, hepatitis, dan HIV.
  • Stres

Dokter menanyakan apakah saya mengalami keputihan atau gigi berlubang. Menurutnya, dua masalah itu bisa mengakibatkan munculnya biduran. Alhamdulillah keduanya tidak saya alami.

“Biduran bisa karena alergi. Obat tidak bisa mengatasi biduran sama sekali kalau pemicunya tidak diketahui. Kita harus tahu apa penyebabnya,” kata bu dokter.

Saya pun diminta tes darah untuk mencari tahu imunoglobulin E (igE) dalam darah. igE adalah antibodi yang dihasilkan sistem imun dan berperan dalam melawan zat yang dianggap sebagai ancaman bagi tubuh, seperti bakteri, virus, atau alergan tertentu.

Obat Biduran yang Tak Kunjung Sembuh

Saya bilang pada dokter, biasanya saya minum antihistamin bila mengalami biduran. Namun, karena sedang menyusui jadi khawatir bila sembarangan minum obat.

Dokter lalu menanyakan usia anak saya. Mengingat si kecil sudah lebih dari 20 bulan, jenis antihistamin yang diresepkan aman dikonsumsi. Duh, saya lupa merk obatnya. Yang jelas, saat dikonsumsi biduran sama sekali tidak muncul. Masya Allah.

Mengutip Alodokter, ada beberapa obat antihistamin yang masih tergolong aman untuk ibu menyusui, yakni:

  • CTM
  • Loratadine
  • Cetirizine
  • Criprolidine
    dsb.

Akan tetapi tetap disarankan untuk konsultasi ke dokter guna memastikan penyebab bidurannya.

Setelah dikonsumsi selama lima hari, obatnya habis. Apakah biduranya sembuh? Ternyata muncul lagi. Ya Allah, saya sampai nyaris putus asa.

Allah sebaik-baik penyembuh. Suatu malam entah bagaimana saya curhat soal biduran ini ke seorang teman. Ternyata teman saya ini juga mengalaminya. Dia menyarankan saya untuk beli obat di toko obat Cina.

“Bilang saja obat untuk gatal biduran, nanti dikasih obat untuk dimakan dan untuk dioles ke kulit,” saran teman saya.

Seturut pengalamannya, dia juga menghindari makanan yang berpotensi menjadi alergen. “Aku hindari telur,” ucapnya.

Telur? Hmm, selama ini hampir setiap hari saya makan telur dan yang mengandung telur. Jangan-jangan ini penyebabnya. Baik, harus menghindari telur untuk sementara waktu.

Self-Love, Bentuk Cinta kepada Allah

Setelah menghindari makan telur, biduran jauh sekali berkurangnya. Kadang masih muncul jika saya makan sesuatu yang kandungan telurnya agak banyak. Misalnya waktu itu makan nasi goreng yang ada telurnya atau mi telur.

Jika saya mandi terlalu malam dan cuaca sedang dingin, saya juga mendapati bentol kecil di kulit. Alhamdulillah bentol itu tidak semakin besar dan segera menghilang.

Kata dokter, kulit saya sensitif. Banyak hal bisa mudah menyebabkan reaksi bentol di kulit. Perubahan cuaca, kulit yang terlalu kering, juga debu.

Dokter menyarankan saya menggunakan sabun dengan moisturizer tinggi untuk menjaga kulit tetap lembap. Hand and body lotion juga dipilihkan yang paling bagus kinerjanya menjaga kelembapan kulit. Tidak lupa juga minum air yang cukup.

Semua ikhtiar itu saya lakukan sebagai bentuk self-love. Ikhtiar menjaga kesehatan fisik sendiri adalah wujud self-love yang juga bentuk cinta kepada Allah SWT.

Saya pernah nih merasa tidak percaya diri setiap kali melihat sesama perempuan berkulit mulus. Bila perempuan itu berpakaian minim, dengan mudah saya melihat kulit tubuhnya lebih banyak. Lalu saya membandingkan dengan diri sendiri yang jauh dari kata mulus.

Namun, pada akhirnya semua harus disyukuri, termasuk mensyukuri sakit. Saat sakit, juga berusaha mencari tahu kekurangan sikap yang menjadikan jauh dari Allah. Siapa tahu ada sikap yang Allah tidak rida, sehingga memberikan sakit biduran yang tak kunjung sembuh.

Biduran membuat penampilan fisik saya tidak semenarik dulu. Akan tetapi, kini saya tak lagi iri pada mereka yang berkulit mulus. Saya mencintai setiap inchi kulit ini. Kulit yang telah membungkus daging saya dengan sempurna, dan area kulit yang termasuk aurat harus saya bungkus lagi dengan lebih rapat. Semoga kulit ini kelak tidak terjilat api neraka. Aamiin.

Referensi:

Republika. Bacakan Doa Rasulullah SAW Berikut Jika Anggota Tubuh Sakit. Diakses pada 16 Februari 2022, diakses pada 16 Februari 2022.

Alodokter. Obat gatal-gatal yang aman untuk ibu menyusui. Diakses pada 16 Februari 2022.

WebMD. Coconut Water – Uses, Side Effects, and More. Diakses pada 16 Februari 2022.

2 Comments
  1. Nurhilmiyah says

    Saya ada juga nih gatel2 di jari tangan sebelah kiri. Hanya muncul di saat saya sedang stres, mulai deh garuk2 sampai kulitnya bersisik, makanya baca tulisannya Mba Storia ini pas banget. Ikutan juga ah ngomong cinta ke ke jari2 tersayang nih hehe

    1. Nurvita Indarini says

      Wah dipicu stres ya Mbak… Alhamdulillah ya, Mbak, kita tahu penyebabnya jadi bisa lebih tahu cara mengatasinya. Kasihan kalau penyebabnya nggak ketahuan :'(

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com