Cara agar Anak Terhindar dari Berat Badan Kurang dan Stunting

Berat badan kurang pada anak nggak boleh kita abaikan lho, Ma. Soalnya, bermula dari berat badan kurang, bisa merembet ke masalah lain, yakni stunting. Stunting ini bukan cuma perkara tinggi badan anak yang terlalu pendek di banding anak-anak seusianya. Jika diabaikan, stunting juga bisa memengaruhi perkembangan otak. Duh, jangan sampai ya.

Berat badan kurang dan stunting ini mencerminkan kondisi gagal tumbuh akibat dari kekurangan gizi kronis. Nah, ternyata prevalensi stunting di Indonesia cukup tinggi. Bayangkan, Ma, lebih dari satu dari setiap empat anak di Indonesia mengalami stunting akibat kekurangan nutrisi.

Anak keduaku sekarang umurnya 18 bulan nih, Ma. Dari pengukuran tinggi dan berat badan berkala, memang ada kenaikan, tapi nggak banyak. Lalu aku cek di GrowthPedia-nya PediaSure, ternyata kondisi anak aku sedikit di bawah normal. Jadi kondisi anak aku ada di bar antara warna merah dan hijau yang artinya masih kurang. Biarpun kurangnya sedikit, tapi hu hu sedih banget.

Makanya aku semangat banget ikutan webinar sekaligus peluncuran PediaSure formula baru bareng para mom dari @mominfluencerid. Ada banyak ilmu dan saran dari pakarnya agar si kecil bisa mendapat nutrisi terbaik untuk tumbuh kembang optimal. Agar Mama-mama yang nggak ikutan acaranya juga bisa dapat ilmunya, aku tulis rangkumannya di sini ya.

Postur Tubuh Anak Pendek Dipengaruhi Genetika?

Genetika bukan satu-satunya penentu tinggi badan anak/ Foto: Canva

Saat melihat anak sendiri berperawakan pendek, mungkin kita bakal berpikir, “Ya wajarlah ya dia pendek, kan orang tuanya juga pendek.” Jika Mama pernah berpikir begitu, sebaiknya segera kesampingkan. Soalnya pemikiran seperti itu bisa jadi pembenar buat kita untuk membiarkan anak, utamanya anak usia dini, untuk bertubuh pendek.

Kata dr. Cut Nurul Hafifah, SpA (K) yang menjadi narasumber di webinar PediaSure, saat anak berusia kurang dari dua tahun jangan pernah berpikir postur tubuh pendek anak adalah karena genetika. Sebelum usia anak dua tahun adalah masa-masa mengupayakan pertumbuhan berat dan tinggi badan anak secara maksimal. Apalagi 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode rentan karena terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat.

Untuk Mama dan suami yang memiliki postur tubuh tidak terlalu tinggi, jangan putus asa kelak anak akan tumbuh pendek ya. dr. Cut memaparkan fakta menarik nih. Jadi pada tahun 1914, tinggi badan rata-rata perempuan Korea Selatan adalah 142,2 cm. Nah, 100 tahun kemudian, tepatnya di 2014, rata-rata tingginya 162,3 cm. Dengan perbaikan nutrisi, tinggi badan bisa dimaksimalkan.

Saat di dalam kandungan, kondisi yang memengaruhi pertumbuhan adalah kondisi di dalam rahim. Di masa bayi, yang memengaruhi pertumbuhan tinggi badan saat dewasa ada tiga hal. Pertama, nutrisi. Kedua, kesehatan yang baik dan bahagia. Ketiga, hormon tiroid.

Sedangkan kondisi masa anak-anak yang memengaruhi tinggi badan saat dewasa ada empat. Pertama, hormon pertumbuhan. Kedua, hormon tiroid. Ketiga, gen. Keempat, kesehatan yang baik dan bahagia.

Sebenarnya perawakan pendek saja belum tentu stunting. Tidak semua anak dengan perawakan pendek pasti kekurangan nutrisi. Definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan adalah balita dengan nilai z-score kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted). Untuk memastikannya, kita perlu cek di kurva pertumbuhan anak yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Untuk anak-anak yang berat badannya susah naik, kata dr. Cut, harus dievaluasi sebabnya. Bisa jadi ada infeksi di tubuh anak, gangguan pencernaan, bisa juga karena asupan kurang. Makanya kita perlu banget pastikan asupan anak sesuai dengan kebutuhan. Jika anak banyak bergerak, tentu butuh asupan yang lebih banyak.

Awal Mula Stunting dan Dampaknya pada Anak

Angka stunting diperkirakan meningkat selama pandemi Covid-19/ Foto: Canva

Oke, jadi jelas ya, Ma, stunting adalah perawakan pendek karena masalah nutrisi. Nah, stunting diawali oleh growth faltering. Kondisi ini, menurut dr. Cut, terjadi pada anak usia tiga hingga 18-24 bulan.

Masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, diperkirakan akan membuat angka stunting meningkat. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan hampir tujuh juta anak di dunia terancam stunting akibat pandemi.

Senada dengan PBB, Menko PKM yang mencatat angka stunting di 2019 sebanyak 27,6 persen menyebut bakal naik karena pandemi. Apalagi hanya 19,2 persen puskesmas yang tetap menjalankan kegiatan posyandu.

Lalu apa dampak stunting? Dalam jangka pendek, stunting memengaruhi perkembangan otak. Nah, dalam jangka panjang, tingkat kecerdasan anak jadi tidak maksimal. Dampak selanjutnya berpengaruh pada penghasilan yang rendah di masa dewasa.

Selain itu, stunting membuat pertumbuhan otot dan tulang anak tidak maksimal. Hal ini dalam jangka panjang berpengaruh pada kekebalan tubuh dan kemampuan kerja. Anak yang mengalami stunting, umumnya lebih rentan terhadap penyakit. Pada saat dewasa juga jadi lebih rentan pada penyakit seperti diabetes, stroke, kanker, penyakit jantung, dan demensia, yang bisa menghambat produktivitas.

Nutrisi Pencegah Stunting

Kalau anak ada indikasi stunting apakah sudah nggak bisa diapa-apakan lagi sehingga masa depannya suram? Tenang, Ma, stunting bukan akhir dari segalanya, selama kita mau berikhtiar bisa “diperbaiki”. Caranya adalah dengan memberikan nutrisi terbaik.

Jika Mama sedang memberikan makanan pendamping-ASI buat si kecil, yuk dipahami bersama apa sih yang dibutuhkan bayi enam bulan. Dari MPASI, bayi butuh energi sebanyak 30 persen, protein 20 persen, zat besi 95 persen, zinc 70 lersen, dan vitamin A 20 persen.

Jadi untuk MPASI, pastikan ada sumber karbohidrat, protein, lemak, sayur dan buah dalam jumlah sedikit, serta produk susu. Daging merah dan hati adalah sumber protein sekaligus zat besi dan seng yang bagus untuk dikonsumsi anak. Bagus juga memberikan telur untuk anak, Ma.

“Mengonsumsi telur satu butir setiap hari selama enam bulan menurunkan stunting pada anak usia enam sampai sembilan sebanyak 47 persen.”

dr. Cut Nurul Hafifah, SpA (K)

Di masa pandemi seperti saat ini, kebutuhan makronutrien dan mikronutrien anak harus tetap dipenuhi. Untuk itu, kita perlu mencukupi kebutuhan karbohidrat, lemak, dan protein anak. Lalu jangan lupa untuk memvariasikan jenis makanan agar zat gizi mikro terpenuhi. Makanan fortifikasi atau suplemen bisa pula diberikan jika diperlukan.

“Untuk makanan selingan bisa dikasih biskuit bareng minum susu, atau puding susu tabur biskuit. Kemudian protein dan lemak, misalnya dengan buah campur yoghurt, atau buah dibikin es krim,” saran dr. Cut.

Ide MPASI dari dr. Cut/ Foto: dr. Cut

Bagaimana mencegah anak menjadi picky eater sehingga nutrisi yang masuk tidak optimal? “Kenalkan berbagai makanan di usia 6-9 bulan. Itu paling bagus. Kalau nanti-nanti mengenalkannya, anak bisa kehilangan rasa curious dalam stimulasi,” ujar dr. Cut.

Arginine dan Vitamin K untuk Maksimalkan Pertumbuhan

Di lima tahun pertama kehidupan gen menyumbang 20-40 persen pertumbuhan anak. Namun, sumbangan terbesar, sebanyak 60-80 persen adalah dari nutrisi. Soal ini, Abbot paham benar, sehingga menghadirkan PediaSure untuk mendukung pertumbuhan anak.

Nggak kaleng-kaleng lho, Ma, PediaSure adalah pionir produk yang dibuat berdasarkan bukti ilmiah selama 30 tahun. Di Indonesia, PediaSure sudah berkiprah selama 25 tahun.

Sebagai bentuk komitmen dalam menyediakan nutrisi yang mendukung pertumbuhan maksimal anak, dihadirkan PediaSure formula baru. Arginine dan vitamin K2 ditambahkan dalam PediaSure karena secara klinis terbukti mendukung pertumbuhan.

Medical Director for Abbott Nutrition Business in Pacific Asia, Dr. Jose Dimaano Jr. dalam webinar menjelaskan arginine memainkan peran penting dalam menstimulasi pelepasan hormon pertumbuhan. Arginine memicu multiplikasi sel pada lempeng pertumbuhan tulang untuk membantu tulang tumbuh lebih panjang.

“Riset menemukan bahwa anak-anak dengan stunting memiliki level arginine yang lebih rendah dalam darahnya jika dibandingkan dengan anak-anak biasa, dan asupan arginine yang rendah diasosiasikan dengan pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat,” papar Dr. Jose.

Sedangkan vitamin K2 memfasilitasi pembentukan tulang dengan cara mengaktifkan osteocalcalin. Ini adalah protein yang mengikat kalsium dan membawanya ke tulang dan pada akhirnya memicu pertumbuhan tulang yang kuat.

Selain kedua kandungan tersebut, PediaSure formula baru juga diperkaya triple protein complex, tinggi kalsium dan 14 Vitamin dan 9 mineral, serta AA dan DHA. Rasa cokelat, vanila, dan madu menjadi varian PediaSure yang bisa jadi favorit si kecil.

Cek Pertumbuhan Anak Secara Berkala untuk Cegah Stunting

Pentingnya memantau pertumbuhan anak secara berkala/ Foto: Canva

Biasanya kita ngecek berat badan dan tinggi badan si kecil saat vaksinasi atau posyandu ya, Ma. Namun, saat pandemi, kegiatan posyandu jadi terkendala. Seiring bertambahnya usia bayi, vaksinasi pun tidak dilakukan setiap bulan. Hal-hal ini yang sering bikin kita “kecolongan” dengan tidak bertambahnya berat dan tinggi badan anak.

Namun, ternyata berdasarkan survei yang digelar Abbot, 56 persen dari 1.221 orang tua tidak mengukur pertumbuhan anaknya secara rutin. Inilah penyebab masalah pertumbuhan anak jadi tidak terdeteksi. Akibatnya tentu tidak ada intervensi pemberian nutrisi yang memadai.

Padahal cara paling mudah dan murah mendeteksi stunting dan masalah nutrisi lainnya adalah dengan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala. Kata dr. Cut, anak harus selalu ditimbang berat badannya, diukur tinggi badan dan lingkar kepalanya, kemudian di-plot ke kurva pertumbuhan.

PediaSure mendukung pengukuran berat dan tinggi badan anak secara berkala, antara lain melalui GrowthPedia. Ini merupakan alat pengukur tinggi badan dengan saran nutrisi online.

GrowthPedia diharapkan bisa membantu orang tua mengidentifikasi risiko masalah pertumbuhan anak. Selain itu, juga mendorong intervensi nutrisi sejak dini. Mama sudah pernah menggunakan GrowthPedia? Kalau belum bisa klik di sini ya.

Acara ini juga dihadiri mantan penyanyi dan aktris cilik, Sherina. Sherina bernostalgia tentang masa kecilnya minum PediaSure rasa vanila yang lezat. Wah, membekas sekali memori itu. Hadir pula mom selebriti, Duma Riris, yang berbagi cerita dalam memberikan nutrisi seimbang untuk anaknya.

Sekarang kita sudah lebih paham tentang apa itu stunting, juga cara mengatasi stunting dan berat badan kurang pada anak. Semoga anak-anak yang pertumbuhannya masih belum ideal dimudahkan untuk mengejarnya. Semangat Mama semua!

25 Comments
  1. Mutiara says

    Stunting tu msh jd PR bgt khususnya di Indonesia, smg dgn inovasi dr Abbot ini pediasure semakin membantu ya mom utk mengurangi tingkat stunting di indonesiaa

    1. Nurvita Indarini says

      Iya bener banget, Mom. Kasihan anak-anak Indonesia kalau tumbuh dengan ancaman stunting

  2. Mutiara says

    Stunting tu msh jd PR bgt khususnya di Indonesia, smg dgn inovasi dr Abbot ini pediasure semakin membantu ya mom utk mengurangi tingkat stunting di indonesia

  3. Mega says

    Emang kudu pilih nutrisi yang tepat kayak pediasure ini ya untuk cegah stunting.

    1. Nurvita Indarini says

      Iya, Mom, PediaSure bisa mendukung upaya mencegah stunting pada anak.,,

  4. Sariah Ridwan says

    Mantul ya acaranya ini mom..aku jd banyak belajar lagi tentang nutrisi nii😁

    1. Nurvita Indarini says

      Iya, Mom, aku puuun… Semangat yaaa 🙂

  5. Ajeng says

    Keren ya mom webinarnya,, aku juga sempat iikutan hadir, pembicaranya bener bener ngasih ilmu baru banget ke kita kita, Susu PediaSure juga makin keren ya dengan formula barunya, ga sabar pengin cobain buat anakku 🙂

    1. Nurvita Indarini says

      Aa Mom Ajeng ikutan juga ya? Seru banget ya, pengetahuan jadi bertambah, Mantul banget… Iya nih, aku juga penasaran dengan PediaSure formula baru…

  6. Indriani says

    Wahhh keren ya pediasure selalu mendukung tumbuh kembang anak indonesia

    1. Nurvita Indarini says

      Betuuul Mom. Masya Allah yaaa

  7. Dyah ummu AuRa says

    Nutrisi anak emang harus benar-benar diperhatikan ya mom. Biar pertumbuhannya makin optimal, tentunya harus minum susu PediaSure nih.

    1. Nurvita Indarini says

      Iya, nutrisi seimbang oenting banget, Mom. Jangan sampai kita cuek sama yang satu ini yaa

  8. annisa biru says

    Walau sekarang udah hampir 1 tahun ga kedokter, aku setiap bulan selalu cek TB dan BB anak moms diplot ke primaku alhamdulillah hihi

    1. Nurvita Indarini says

      Wiih mantul Mom Biru, semoga si kecil sehat selalu yaaa

  9. Danti Faramita Sari says

    Kalo anak lg fase – fase GTM tp masih mau minum Pediasure tuh, gapapaaa gapapaaa.
    Lumayan agak tenangg 🙂

    1. Nurvita Indarini says

      Iyaaa, bisa sedikit mengurangi stres kita yaaa… Sambil berdoa besok dia nggak GTM lagi 😀

  10. Cory Wahyuningsih says

    Mantap mom penjelasannya susu Pediasure Formula Baru ini. Aku jadi makin penasaran pengen banget ngasih susu Pediasure ke anakku

    1. Nurvita Indarini says

      Aaa sama banget Mom Cory, aku pun penasaran….

  11. Ratih Kusuma Putri says

    Aku juga kebantu dengan adanya growth Pedia, jadi ga khawatir harus buru² ke posyandu apalagi pandemi gini kan

    1. Nurvita Indarini says

      Toosss Mom, GrowthPedia bisa jadi semacam screening awal yaaa

  12. Rula says

    Abbott dan Pediasure ini keren ya, bantu optimalisasi tumbuh kembang anak Indonesia dengan ngeluarin Pediasure formula baru yang lebih lengkap nutrisinya

    1. Nurvita Indarini says

      Bangeeet… 25 tahun di Indonesia, based on research juga, pasti nggak kaleng-kaleng ngeluarin formula baru ya Mom…

  13. Danti says

    Penting banget ya nutrisi dari susu pediasure untuk pertumbuhan anak mom

    1. Nurvita Indarini says

      Iya Mom Danti. Nutrisi seimbang wajib banget kita kasih ke anak, dan PediaSure bisa membantu melengkapi nutrisi anak kita…

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com