Gelora Mentari Harapan Baru dari Timur di PON XX Papua

Bumi memang sedang sakit. Penghuninya wajib mengenakan masker, jaga jarak, dan mendapat vaksinasi. Namun, di timur sana, cahaya keemasan bersemi. Menggelorakan semangat dan harapan untuk tetap berjuang dan pantang menyerah. Itulah gelora mentari harapan baru dari timur di perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.

Ya, PON XX bakal digelar di Papua pada tanggal 2 hingga 15 Oktober 2021 mendatang. Ratusan atlet dari 34 provinsi dan 37 cabang olahraga akan turut memeriahkan kegiatan yang digelar setiap empat tahun sekali ini.

PON XX Papua sejatinya bukan sekadar perhelatan olahraga semata. Sportivitas olahraga akan berpadu dengan keindahan alam dan budaya. Perpaduan sempurna itu diharapkan membawa spirit kebangsaan, sekaligus harapan baru lebih baik.

Gelora PON XX Papua dalam Potret Wisata

Sebagai tuan rumah PON XX, Papua berupaya tampil maksimal. Jamuan yang disajikan tak hanya tempat berlaga, tapi segala macam hal teknis terkait. Bahkan menyisipkan aneka potret wisata untuk lebih mengenalkan Bumi Cendrawasih pun tak luput dilakukan.

Panitia secara apik mengemas sosialisasi penyelenggaraan PON ke dalam enam seri promo tematik. Isi dari promo tematik ini adalah perpaduan atlet dari berbagai cabang olahraga dengan keindahan alam Papua.

Yuk, kita lebih dekat, potret wisata dari enam promo tematik yang telah dikemas Papua.

1. Lembah Baliem yang Eksotis

Lembah Baliem menjadi salah satu latar di PON XX PAPUA/ Instagram @ponxx2020papua

Euforia PON XX Papua antara lain ditampilkan melalui visual Lembah Baliem yang dipadukan dengan sepak bola. Latar belakang Lembah Baliem yang berada di Kabupaten Jayawijaya membuat poster PON XX menjadi lebih menarik.

Nyatanya Lembah Baliem tak sekadar potret latar belakang yang indah. Banyak sekali kegiatan wisata yang bisa dilakukan di sini. wisatawan bisa trekking sambil menikmati suasana alam yang khas.

Salah satu keunikan Lembah Baliem adalah keberadaan danau di atas awan. Danau yang dimaksud adalah Danau Habema. Disebut sebagai danau di atas awan karena danau ini merupakan danau tertinggi di Indonesia. Wah, bikin penasaran, bukan?

Tak hanya itu, ada pula atraksi budaya yang bisa disaksikan dan diikuti wisatawan. Misalnya saja bakar batu, anyam noken, membuat koteka, meniup pikon, serta pemainan anak sikoko dan puradan.

Baca juga tulisan ini yuk: You Are What You Eat, Ini Manfaat Konsumsi Makanan Halal

Noken merupakan tas tradisional yang terbuat dari serat kayu, daun, atau batang anggrek. Pada 2012, noken diakui sebagai warisa budaya Papua yang diakui UNESCO lho.

Sedangka pikon adalah alat musik tradisional khas suku Dani yang terbuat dari bambu. Bentuknya bulat lonjong, dan saat ditiup menghasilkan bunyi mirip kicau burung tak bernada.

Oh ya, setiap tahun juga selalu digelar Festival Lembah Baliem. Festival ini telah berlangsung selama lebih dari tiga puluh tahun. Salah satu atraksi yang ditunggu-tunggu di festival ini adalah perang-perangan yang menampilkan kemewahan dan kegagahan para pesertanya.

Atraksi perang ini tidak menitikberatkan pada pertumpahan darah. Sebaliknya, ini tentang “Yogotok Hubuluk Motog Hanoro” yang berarti harapan akan hari esok yang harus lebih baik dari hari ini.

2. Jembatan Youtefa nan Megah

Jembatan merah Youtefa nan megah muncul di promo tematik PON XX bersama dengan cabang olahraga aerosport yaitu gantole. Jembatan yang memiliki total panjang 11,6 kilo meter ini melintang di atas Teluk Youtefa.

Jembatan pelengkung baja terpanjang di Papua ini mampu memperpendek jarak tempuh dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami dan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw. Jadi bila sebelumnya butuh waktu satu jam, sekarang hanya 15 menit saja.

Jembatan Youtefa merupakan salah satu jembatan ikonik dan megah di Indonesia.
Wah! Pasti indah sekali dipandang dari angkasa sambil olahraga gantole.

Di malam hari, Jembatan Youtefa bahkan semakin menawan, lho. Pasalnya tekah dipasang intelligent color lighting yang bisa menghasilkan 16 juta kombinasi warna cahaya. Menariknya lagi, gambar jembatan ini juga tercetak di uang pecahan Rp 75 ribu edisi khusus HUT ke-75 RI. Keren!

3. Stadion Lukas Enembe yang Modern

Stadion Lukas Enembe, salah satu latar di PON XX PAPUA

Semangat sportivitas dalam balutan keindahan juga terlihat dari poster tematik berlatar Stadion Lukas Enembe. Stadion yang berlokasi di Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, ini merupakan venue utama PON XX Papua 2021.

Stadion ini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Papua lantaran berkapasitas besar dan berstandar internasional. Mampu menampung 40 ribu penonton, Stadion Lukas Enembe disebut sebagai stadion terbaik dan termegah kedua di Indonesia, setelah Stadion Gelora Bung Karno.

Bagian luar terdapat ornamen fasad baja melengkung yang didesain mengelilingi stadion. Ukiran khas Papua terlihat jelas, menambah kesan unik dan mewah bangunan tersebut.

Stadion ini pun telah didukung teknologi modern. Hal ini membuat stadion tersebut bisa digunakan untuk menggelar perhelatan sekelas Olimpiade. Hebat!

4. Puncak Carstensz yang Tinggi Menjulang

Spot lain yang jadi bagian dari promo tematik PON XX Papua adalah Puncak Carstensz. Ini merupakan salah satu puncak tertinggi di Indonesia, sekaligus salah satu dari World Seven Summits. Puncak dari gunung karang tersebut memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut.

Dari puncak Jayawijaya dan Carstensz Pyramid, kita bisa menikmati indahnya salju di atas pegunungan tropis. Keindahannya membuat Puncak Carstensz sebagai salah satu yang diburu para pendaki.

Saat mendaki Puncak Carstensz, kita bisa saja bertemu dengan si cantik cendrawasih elok. Burung ini merupakan salah satu spesies endemik yang dilindungi.

5. Teluk Cenderawasih yang Cantik

Teluk Cendrawasih, salah satu latar di PON XX PAPUA

Sepotong surga tersembunyi di Papua itu bernama Teluk Cenderawasih. Nah, Teluk Cenderawasih menjadi bagian dari promo tematik PON XX Papua.

Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional perairan laut terluas di Indonesia. Sebuah rumah bagi kurang lebih 196 jenis moluska dan 209 jenis ikan. Salah satunya adalah paus biru.

Keindahan alam bawah lautnya membuat Teluk Cenderawasih menjadi tujuan para pecinta diving. Selain itu, di Teluk Cenderawasih juga terdapat goa alam yang sayang untuk dilewatkan saat bertandang ke sana.

Tak hanya itu, ada pula sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar garam di Pulau Misowaar. Tidak ketinggalan, terdapat goa dalam air di Tanjung Mangguar yang unik. Wah, jadi ingin menjelajah Teluk Cenderawasih, nih.

6. Danau Sentani

Spot terbaik Papua lainnya yang masuk dalam promo tematik PON XX adalah Danau Sentani. Danau ini memiliki pemandangan yang memukau. Tak heran bila tempat ini merupakan salah satu pariwisata unggulan yang dimiliki Papua.

Nama Sentani bermakna, “Di sini kami tinggal dengan damai”. Lantas, ada apa saja di Danau Sentani? Ada keanekaragaman hayati di sekitar danau. Mengutip situs Indonesia Kaya, ada berbagai tanaman khas yang mudah dijumpai di sana. Sebut saja phon matoa, pinang, dan kayu putih. Tidak cuma itu, lho. Fauna darat dan air tersebar di perairan Danau Sentani.

Keindahan Danau Sentani semakin lengkap dengan keberadaan Bukit Teletubies. Hamparan bukit hijau nan asri. Oh ya, dari Bukit Yomokho yang berada di tepi Danau Sentani, kita bisa melihat pemandangan matahari terbenam yang luar biasa cantiknya.

Tulisan ini menarik juga dibaca, lho: Mengolah Sampah Makanan Jadi Hidangan Enak

Di daerah ini, kerajinan tangan warga setempat juga unik dan menarik. Wah, cocok sekali ya sebagai buah tangan. Kita bisa membeli lukisan kulit kayu dan lukisan batu yang khas.

Untuk mengenalkan keunggulan dan budaya suku Sentani, digelar pula Festival Danau Sentani. Festival ini dihelat setahun sekali. Biasanya pagelaran berlangsung di bulan Juni.

Makanan Khas Papua Penggugah Selera

Daya tarik Papua tak hanya berupa tempat-tempat eksotisnya. Untuk keperluan perut, ada banyak sekali makanan khas yang bikin lidah bergoyang.

Apa saja nih makanan khas Papua yang “wajib” dicicipi? Ini dia beberapa di antaranya.

1. Papeda

Nikmatnya papeda khas Papua/ Foto: Canva

Bentuknya seperti gel berwarna putih bening. Sekilas penampakannya mirip dengan lem. Namun, jangan salah ya, karena ini bukan lem, melainan papeda.

Bahan dasar papeda adalah sagu. Tekstur makanan ini kenyal dan rasanya hambar. Papeda menjadi makanan pokok masyarakat Papua dan Maluku. Di Papua, papeda biasa disajikan bersama ikan tongkol yang dibumbui kunyit. Cocok pula saat dipadukan dengan masakan kuah kuning.

2. Sagu Sep

Sekilas makanan yang satu ini mirip pizza. Mungkin bisa dibilang pizza-nya masyarakat Merauke. Bedanya, jika pizza dibuat menggunakan tepung, sagu sep sudah pasti berbahan dasar sagu yang dicampur kelapa. Topping yang biasa digunakan adalah daging rusa dan ulat sagu.

Cara memasaknya adalah dibakar menggunakan batu. Jadi, batu panas disusun sedemikian rupa sehingga menutupi daun pembungkus sagu sep. Bara di batu akan membuat sagu sep matang sempurna.

3. Aunu Senebre

Ikan teri nasi yang dipadu irisan daun talas melahirkan cita rasa gurih nan unik. Aunu senebre bisa dimakan bersama papeda atau umbi-umbian.

Berkenalan dengan Ikon PON XX Papua

Mama sudah kenal dengan ikon PON XX Papua? Jika belum, kenalan dulu yuk. Ada dua ikon lucu nan imut nih di PON XX Papua.

1. Kangpho

Ikon pertama bernama Kangpho yang merupakan kanguru pohon mantel emas. Sebenarnya binatang yang satu ini merupakan khas Australia. Meski begitu, satwa ini juga ada di Papua.

Kenapa disebut mantel emas? Oh rupanya karena leher, pipi, dan kaki kanguru yang satu ini dihiasi warna kuning keemasan. Warna itu cukup mencolok lantaran warna dominan bulunya adalah cokelat muda. Itulah yang membuatnya sepintas seperti bermantel emas. Unik ya!

Seperti kanguru pada umumnya, kanguru pohon ini juga termasuk marsupial. Artinya kanguru pohon adalah mamalia yang memiliki kantung di perutnya.

2. Drawa

Ikon satunya lagi bernama Drawa, sang burung cendrawasih. Berung pengicau ini terkenal akan kecantikannya. Bagaimana tidak, bulu-bulu cendrawasih dewasa berwarna-warni. Warna jingga dan merah di beberapa bagian tubuh, serta hijau zamrud ditenggorokan adalah percampura warna yang luar biasa.

Uniknya lagi, di bagian ekor burung cendrawasih terdapat dua tali panjang berwarna hitam. Hm, adakah Mama yang sudah pernah mengajak si kecil melihat langsung burung cendrawasih?

Nah, Drawa dan Kangpho ini berdandan khas Papua untuk menjadi ikon PON XX. Tuh, lihat, ada hiasan kepala yang khas di kepala mereka. Wajahnya pun dilukis untuk memperkuat kekhasan Papua. Imut tapi gagah.

PON XX Papua memiliki tantangan tersendiri karena digelar di tengah pandemi. Beberapa kalangan mengusulkan agar kegiatan ini ditunda untuk menghindari terjadinya cluster baru. Namun, sejauh ini, belum ada rencana penundaan. Untuk meminalkan risiko, panitia menggencarkan kampanye vaksinasi COVID-19 kepada atlet dan seluruh pihak yang terlibat.

Sejatinya tulisan ini akan diikutsertakan dalam lomba blog yang digelar panitia PON XX Papua. Qodarullah, tinggal sedikit lagi tapi nggak selesai juga karena ada hal lain yang perlu dilakukan. Tidak apa-apa, alhamdulillah tulisannya masih bisa memperkaya konten.

Oh ya, Mama ada yang sudah pernah ke Papua? Jika sudah, apa nih hal yang paling membekas dan bikin kangen? Sedangkan yang belum, toss sama saya, Ma. Semoga kelak ada jodoh dan rezeki untuk bisa melihat langsung keindahan Papua ya.

Referensi:

https://indonesia.go.id/ragam/budaya/sosial/festival-lembah-baliem-sudah-30-tahun

https://indonesia.go.id/kategori/budaya/1335/jembatan-youtefa-bukti-sumpah-membangun-papua

Leave A Reply

Your email address will not be published.

www.kirmiziyilan.com