Makna di Balik Kolak yang Menjadi Jajanan Khas Ramadan

Assalamualaikum, Mama. Adakah yang gemar berburu jajanan khas Ramadan saat menjelang buka puasa? Jajanan apa saja yang dijual di sepanjang jalan? Selain gorengan yang selalu hits, ada pula kolak. Hmm, kenapa ya kolak menjadi jajanan khas Ramadan?

Nah, di tulisan kali ini, saya akan membahas makna di balik kolak yang menjadi jajanan khas Ramadan. Bagi saya, selalu menarik melihat sisi lain dari sesuatu yang dikenal luas di masyarakat.

Nama Kolak

Makna kolak/ Foto: Canva

Maknanya bermula dari nama kolak itu sendiri. Dari hasil baca-baca, rupanya ada banyak versi cerita. Mengutip situs Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, istilah kolak berasal dari kata Khalik yang berarti Sang Pencipta, yakni Allah SWT.

Nah, kolak ini merupakan salah satu alat peraga dakwah. Kolak biasanya disajikan para ulama sebelum atau sesudah mengadakan kumpul warga atau sarasehan. Juga disajikan di saat bulan Ramadan. Tujuannya kala itu adalah agar selalu mengingat Allah SWT.

Tak hanya nama, bahan pembuatan kolak pun sangat diperhatikan. Pisang kepok dan ubi yang digunakan juga dimaknai secara mendalam. Pisang kepok digunakan sebagai bahan kolak, maksudnya agar setiap umat Islam kapok alias jera untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya.

Sementara itu, ubi alias telo pendem yang berada di dalam tanah dimaknai agar umat Islam mengubur dalam-dalam semua kesalahan yang pernah dilakukannya. Setelah bertaubat dan mengingat Allah SWT, maka diharapkan perbuatannya akan menjadi lebih baik.

Santan juga menjadi bahan lain dalam pembuatan kolak. Dalam bahasa Jawa, santan disebun santen. Ini merupakan kependekan dari kata pangapunten yang berarti permohonan maaf.

Pendapat lainnya, istilah kolak diambil dari bahasa Arab yaitu kahal yang berarti kosong. Maksudnya adalah manusia yang mengosongkan diri dari dosa. Setelah itu, manusia harus mengisinya dengan aneka kebaikan.

Ada pula yang menyebut kolak berasal dari tradisi makanan Melayu. Istilah kolak berasal dari kata “kolok” yang artinya “menghimpun” atau “mengumpulkan”. Hal ini dikaitkan dengan cara pembuatan kolak, di mana menghimpun berbagai jenis bahan makanan menjadi satu.

Versi lain, kolak berasal dari bahasa Jawa “kolek”, yang artinya “cokelat”. Konon mulanya cokelat menjadi bahan utama pembuatan kolak, lantaran ada pengaruh budaya Belanda dalam pembuatannya. Namun kemudian penggunaan cokelat diganti jadi gula merah.

Kolak Semakin Bervariasi

Kolak, si manis yang selalu ada saat Ramadan/ Foto: Canva

Dulu, saat saya masih kecil, kolak yang disajikandi rumah terdiri dari pisang, ubi atau singkong, dan kolang-kaling. Namun, sekarang, kolak semakin bervariasi jenisnya.

Berikut ini beberapa variasi kolak yang pernah saya buat dan menjadi favorit keluarga.

Kolak Biji Salak

Kolak biji salak/ Foto: Canva

Tahu nggak pertama kali saya melihat tulisan “kolak biji salak”, kening saya berkerut. Hah? Biji salak yang keras itu bisa dibikin kolak dan dimakan?

Rupanya bukan biji salak yang sesungguhnya. Kolak biji salak yang dimaksud adalah bola-bola kecil dari ubi atau dari tepung tapioka.

Beberapa kali saya bikin kolak biji salak dari ubi kuning. Resepnya saya contek dari Briliofood. Ini dia.

Bahan:

  • 500 gr ubi (sekitar 3 buah) kupas, potong-potong
  • 125 gr sagu tani
  • 260 ml santan instan
  • 250 gr gula jawa
  • 2 sdm gula pasir/sesuai selera
  • 1/4 sdt garam
  • Air untuk merebus bola-bola ubi
  • Air untuk kuah gula
  • 3 lembar daun pandan

Cara membuat:

  1. Kukus ubi sampai matang dan empuk, sisihkan.
  2. Lalu hancurkan ubi sampai halus.
  3. Campurkan ubi dengan sagu tani, uleni sampai rata.
  4. Bulatkan adonan dengan besar sesuai selera.
  5. Rebus adonan ubi sampai bola-bola ubi mengambang, yang artinya sudah matang. Jika sudah mengambang semua, segera matikan api dan tiriskan.
  6. Rebus 1.000 ml air, gula jawa, gula pasir, pandan dan garam, sampai gula larut.
  7. Masukkan bola-bola ubi.
  8. Sajikan dengan santan kental.

Kolak Pisang Ubi Ungu

Kolak pisang ubi/ Foto: Canva

Anak saya yang sulung beberapa kali pulang ke rumah sambil membawa pisang ambon cukup banyak. Katanya teman-temannya yang memesan katering di sekolah tidak suka makan pisang.

Teringat adiknya yang suka makan kolak pisang jadi alasan anak saya membawa pulang pisang-pisang tersebut. Biasanya saya membuat kolak pisang dicampur ubi ungu.

Si bungsu suka kolak pisang ambon karena testurnya lembek. Selain itu, aromanya harum. Apalagi jika disimpan di kulkas dan dinikmati dalam keadaan dingin. Hmm, segaar.

Bahan:

  • pisang ambon
  • 250 gr ubi ungu potong kotak
  • 1.300 ml santan encer
  • 200 ml santan kental
  • 200 gr gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 1 sdt vanili bubuk
  • 3 lembar daun pandan dibuat simpul

Cara membuat:

  1. Rebus ubi bersama santan encer dan daun pandan hingga empuk.
  2. Masukkan santan kental, aduk rata.
  3. Masukkan gula, garam dan vanili. Masak sambil diaduk hingga mendidih
  4. Masukkan pisang, aduk terus supaya santan tidak pecah.
  5. Angkat dan sajikan.

Kolak Candil Ubi Ungu

Kolak candil ubi ungu/ Foto: Canva

Anak sulung saya suka sekali makan ubi, terutama ubi ungu. Makanya saya sering mengukus ubi yang satu ini. Kadang ubi rebus tidak habis dimakan, sehingga saya sulap jadi kolak candil ubi ungu.

Bahan:

  • 375 gr ubi ungu, kukus, haluskan
  • Garam secukupnya
  • 75 gr tepung sagu/tapioka
  • 50 ml air

Bahan kuah gula:

  • 750 ml air
  • 100 gr gula merah
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 lembar daun pandan
  • 1 sdm tepung maizena dilarutkan sedikit air

Bahan kuah santan:

  • 375 ml santan kental
  • 1/4 sdt garam
  • 1 lembar daun pandan

Cara membuat:

  1. Campur ubi, garam, dan tepung sagu atau tapioka.
  2. Tuang air sedikit demi sedikit sampai kalis hingga bisa dipulung, kemudian bentuk bulat-bulat keci;.
  3. Rebus air hingga mendidih, kemudian masukkan bola-bole ubi sampai mengapung semuanya.

Membuat kuah gula:

  1. Rebus air, gula merah, gula putih, dan daun pandan.
  2. Saring, lalu rebus lagi.
  3. Masukkan larutan tepung maizena sambil diaduk-aduk sampai agak mengental.
  4. Angkat dan sisihkan.

Membuat kuah santan:

  1. Campur semua bahan kuah santan lalu masak sampai mendidih
  2. Sajikan dengan cara tuang candil dalam mangkuk, lalu siram dengan kuah santan. Paduan warna ungu dan putihnya cantik sekali.

Intip ide menu buka puasa lainnya di sini: KRAFT Crolette, Menu Buka Puasa Praktis dan Bernutrisi

Penutup

Dulu, ketika masih jadi anak kost, saya kerap merindukan kolak, si jajanan khas Ramadan. Maklum, di kost nggak pernah masak. Sementara itu pulang dari kantor sudah malam, penjual kolaknya sudah pada pulang semua.

Kini setelah jadi seorang mama, bikin kolak bukan perkara sulit. Bisa bikin kapan saja, tidak harus menunggu momen Ramadan tiba. Senang sekali melihat anak-anak dan suami makan kolak bikinan saya dengan lahap. Nggak perlu dipuji enak, tingkah mereka sudah cukup membuat hati berbunga-bunga.

Referensi

budaya.jogjaprov.go.id. Makna dan Sejarah Kemunculan Kolak di Bulan Ramadhan, https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/41-makna-dan-sejarah-kemunculan-kolak-di-bulan-ramadhan

bobo.grid.id. Makanan Populer saat Ramadan, Bagaimana Sejarah Kolak Bisa Muncul?, https://bobo.grid.id/read/084030661/makanan-populer-saat-ramadan-bagaimana-sejarah-kolak-bisa-muncul?page=all#google_vignette

briliofood.net. 22 Resep Takjil Kolak Buka Puasa, Enak dan Mudah Dibuat, https://www.briliofood.net/resep/22-resep-takjil-kolak-buka-puasa-enak-dan-mudah-dibuat-2104195.html

Comments (0)
Add Comment